anatasya deanza putri, berusia 17 tahun.
Semula, Dia hidup dalam keluarga yang penuh dengan cinta. Rumah yang selalu menjadi tempat ternyaman baginya, rumah yang selalu memeluknya saat dia rapuh. Namun, tiga tahun yang lalu saat berusia 14 tahun, Segalanya berubah. Dirinya dituduh sebagai seorang pembunuh, dan penyebab meninggalnya bunda. Hari demi hari dia lewati dengan rasa sakit dari keluarganya.
Rumah yang dulu menjadi tempat dia berlindung. Kini rumah itu menjadi tempat penyiksaan dan rasa sakit bagi fisik maupun mentalnya.
Akankah gadis itu terus bertahan sampai akhir?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon flowerrrsss, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
episode 25
"PAH, PAPAH!" teriak william memanggil dion.
Bryan yang melihat sang adik sangat khawatir kepada tasya, membuat dirinya ikut merasakan kekhawatiran yang di rasakan oleh william.
"kenapa sih will?" tanya bryan yang ikut khawatir dengan sikap william.
"tasya mana kak?"
"telat lo will. Tasya udah di usir sama papah" sahut robert.
"kak, tasya ga salah kak. Dia ga ngebully" ucapnya sambil menyodorkan ponselnya dan memutar sebuah video yang ditunjukkan oleh hazel tadi siang.
"ada apa sih ribut-ribut?" dion yang baru tiba menghampiri ketiga anak laki-lakinya yang sedang berkumpul di ruang tengah.
"nonton apa kalian?" lanjutnya.
"pah, tasya ga salah pah" kini william mengalihkan ponselnya dan memutar kembali video tersebut kepada dion.
"harusnya papah ga langsung ngambil keputusan buat usir tasya dari rumah pah"
"kita cari tasya sekarang" ucap bryan.
"kak bry sama kak robert ya kak, biar aku cari tasya sama teman-teman aku kak"
Mereka menyetujuinya. Ketiganya mulai mencari tasya secara terpisah, bryan bersama robert, sedangkan william mencari tasya sendiri sambil meminta bantuan kepada temannya untuk mencari tasya. Dia meminta bantuan kepada kevin untuk mencari adik bungsunya.
Saat kevin sedang asik bermain game di kamarnya, ada panggilan masuk di ponselnya, dia sangat merasa terganggu dengan hal itu. Saat dia melihat di layar ponselnya tertera nama william, membuat mendengus kasar. Dia berpikir william sengaja menelfonnya untuk mengganggu dirinya yang sedang asik bermain. Tetapi, william tak henti-henti menelfonnya, hal itu semakin membuat kevin kesal, dia segera mengangkatnya.
"apa sih, pasti lo sengaja kan, biar gua kalah"
"bantu gua vin"
"bantu apa? Bantu naikin pangkat game lo?"
"gua serius vin"
"kenapa bro?"
"bantu gua buat cari tasya"
"kenapa sama tasya?"
"tasya pergi dari rumah. Gua ga tau dia di mana sekarang, gua ga tau mau cari dia di mana"
"astaga will, kok bisa? Apa karena lo nuduh dia pembully? Dia bukan pembully will, gua yakin. Harusnya lo ada buat ngebela dia, ngelindungin dia, semua orang lagi ngebuang dia will, dia butuh lo sebagai kakaknya, bukan malah ikut nyalahin dia will"
"iya, gua tau gua salah. Gua akuin gua emang salah vin, gua bakal minta maaf sama dia. Justru itu vin, lo bantu gua buat cari dia ya"
"oke, gua bantu. Gua bakal cari tasya sampai ketemu"
"thanks"
Di tengah derasnya hujan, kevin bersama dengan motor kesayangannya melawan derasnya hujan malam itu, dia terus berusaha mencari keberadaan tasya.
Setelah cukup lama dia ke sana ke mari mencari keberadaan tasya, saat dia ingin melewati sebuah halte dekat sekolahnya, dia melihat seorang gadis yang sedang di ganggu oleh tiga preman. Dia memicingkan matanya untuk melihat lebih jelas. Saat dia tersadar bahwa gadis itu adalah tasya, gadis yang sedari tadi dia cari. Dia langsung berlari ke arah halte, meninggalkan motornya begitu saja.
Setelah memberi kabar dan meminta bantuan ke pada kevin, william langsung menelfon hazel untuk memberi kabar mengenai tasya.
"iya kak, kenapa?"
"tasya pergi dari rumah"
"hah? Kok bisa kak? Kenapa? Ga mungkin tasya pergi gitu aja tanpa alasan kak, pasti ada sesuatu yang terjadi sama dia"
"bantu gua cari dia ya"
Setelah mengatakan itu, william langsung memutuskan telfonnya begitu saja.
Hazel sangat khawatir saat mendengar tasya pergi dari rumah, dengan keadaan hujan yang sangat deras. Dia takut terjadi sesuatu kepada tasya. Dia mulai menelfon gilang dan zeo untuk meminta bantuannya.
Di saat itulah mereka bertiga mulai mencari tasya bersama-sama. Di saat yang tepat, mereka melihat kevin yang sedang di kroyok dengan preman, dan tasya yang sedang di tarik oleh salah satu preman.
Saat melihat itu pun, mereka langsung keluar dari mobil dan berlari ke arah tasya dan kevin untuk membantunya.
☆☆☆☆☆
Mendengar cerita dari teman dan sahabatnya itu. Tasya mulai menjatuhkan air matanya, dia tak mampu untuk menahannya, dia sangat tak menyangka akan di pertemukan dengan mereka. Di saat keluarganya tidak peduli terhadap dirinya. Tetapi, dia masih memiliki teman dan sahabat yang selalu ada untuk dirinya.
"makasih ya, kalian udah sayang sama aku, udah peduli sama aku. Bahkan, di saat semua orang dan keluargaku membuang aku begitu saja. Cuma kalian yang mau nerima aku, dan ga ikut-ikutan buat ngebuang aku"
Hazel mendekati tasya, dia memeluk tubuh sahabatnya itu.
"bentar ya, gua belum ngabarin william. Dia pasti nunggu kabar dari gua" ucap kevin.
Mendengar perkataan kevin, tasya menoleh dan melihat kevin yang mulai beranjak pergi, dia melepas pelukan hazel pada dirinya. Dengan cepat, tasya segera menahan tangan kevin, saat kevin hendak menjauh.
Kevin menatap tasya heran. "kenapa sya?"
Tasya hanya menggelengkan kepalanya. Kevin yang melihat tasya hanya menggelengkan kepala, tak mengerti maksud tasya.
"ada apa sya? Ada yang perlu kakak bantu? Kamu butuh apa?" kevin kembali melontarkan pertanyaan kepada tasya.
Tasya tak lagi menggeleng. Kini, dia menganggukkan kepalanya. Kevin mulai mengerutkan keningnya, dia makin tak mengerti apa yang di maksud oleh adik sahabatnya itu.
"ngomong sya, gua ga ngerti"
"aku butuh bantuan kakak"
"bantuan apa sya?"
"jangan kasih tau kak william kalau aku sama kak kevin sekarang"
"kenapa?"
"papah yang udah usir aku dari rumah, papah yang mau aku buat pergi dari rumah kak. Aku ga mau kembali ke rumah itu lagi, mereka yang ga menginginkan aku untuk berada di sana kak. Aku ga mau di sana. Aku capek, aku mau tenang, aku capek jika terus merasakan sakit di sana. Biarin aku istirahat sebentar aja ya kak? Tasya mohon sama kakak"
"tapi sya, william khawatir sama kondisi lo. Gua bisa rasain itu lewat suaranya sya, dia nyariin lo"
Tasya diam mematung, dia tak mampu menjawab perkataan kevin. Dia sangat bingung saat itu, dia tidak tau harus berbuat apa.
"biarin tasya sama hazel dulu ya kak, biarin dia istirahat untuk beberapa hari. Kalau situasinya udah memungkinkan dia untuk kembali bersama keluarganya, aku bakal kembaliin dia ke keluarganya" ucap hazel, dia mengerti apa yang di rasakan oleh sahabatnya itu. Apalagi, hazel adalah satu-satunya orang yang tau tentang kehidupan tasya di keluarganya.
Kevin berpikir sejenak. Hingga akhirnya, dia menyetujui permintaan hazel.
"gua ga akan bilang sama william untuk beberapa saat. Tapi, gua mau alasan yang kuat sya"
"maksud kakak?" bukan tasya yang menjawabnya, tetapi hazel.
"kenapa lo ga mau untuk kembali ke keluarga lo?"
"kakak ga dengar? Dia di usir kak sama papahnya?"
"cuma perihal tuduhan pembullyan itu? Atau emang ada hal lain?"
"udah malam kak, kasihan tasya. Dia butuh istirahat" hazel mencoba mengalihkan topik pembicaraan yang di lontarkan oleh kevin.
"iya kak, udah malam. Kasihan mereka" sahut gilang, sambil melirik ke arah tasya dan hazel.
saya sangat suka dengan cerita nya apalagi dgn ketabahan Tasya yang bikin saya sebagai pembaca menangis pilu kk😭😭😭
sekali lagi semangat ykk author cepat 2 abdate y💪🏻💪🏻💪🏻👍🏻
walaupun bnyk mengadung bawang tpi aku suka k..
semangat k