Genie Beauty adalah seorang gadis muda dari keluarga kaya yang hidupnya selalu dipenuhi dengan kemewahan dan kenyamanan. Namun, dunianya runtuh ketika ayahnya tiba-tiba meninggal karena serangan jantung. Kehidupan Genie berubah drastis ketika dia mengetahui bahwa ayahnya meninggalkan hutang yang sangat besar. Terjebak dalam kebingungan dan ketidakpastian, Genie menyadari bahwa dia tidak tahu bagaimana cara mengatasi masalah ini, terutama karena dia selalu dimanjakan dan tidak pernah menghadapi kesulitan finansial.
Di tengah kesedihan dan kebingungan, Genie tidak sengaja bertemu dengan Petra Pratama, CEO terkaya di kotanya, di sebuah kafe terkenal. Saat menerima berita duka tentang kematian ayahnya, Genie secara tidak sengaja bertabrakan dengan Petra. Melihat ekspresi sedih dan bingung di wajah Genie, Petra merasa iba dan menawarkan bantuan untuk mengantarnya pulang. Pertemuan tak sengaja ini menjadi awal dari hubungan mereka.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Widya Pangestika, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 19 Petra dan Rina
### Bab 19: Petra dan Rina
Petra duduk di kantornya, pikirannya terpecah antara pekerjaan dan percakapannya dengan Rina tadi malam. Ia tahu bahwa pembicaraan itu perlu, tetapi masih merasakan ketidaknyamanan yang mendalam. Bagaimanapun juga, Rina pernah menjadi bagian penting dalam hidupnya. Namun, sekarang, Genie adalah prioritas utamanya, dan Petra siap melakukan apa saja untuk memastikan kebahagiaan istrinya.
Kilasan kenangan dengan Rina kembali menghantui pikirannya. Mereka pernah melalui banyak hal bersama – dari masa-masa sulit di kampus hingga merayakan keberhasilan kecil dalam hidup. Hubungan mereka berakhir bukan karena kurangnya cinta, tetapi karena perbedaan tujuan hidup yang semakin mencolok seiring waktu. Petra memilih fokus pada karier, sementara Rina ingin menjelajahi dunia. Mereka berpisah baik-baik, tetapi perasaan itu tidak sepenuhnya hilang.
Saat itu, telepon berdering. Petra melihat nama Rina tertera di layar. Ia ragu sejenak sebelum menjawab.Petra sudah berjanji pada Genie untuk menjaga jarak dengan Rina.
“Petra, bisa kita bertemu sebentar? Aku ingin menyelesaikan semua ini dengan cara yang baik,” kata Rina, suaranya terdengar serius.
Petra tahu ini adalah kesempatan untuk mengakhiri semuanya dengan jelas. “Baiklah, Rina. Mari kita bertemu di kafe tempat kita biasa bertemu dulu.”
Setibanya di kafe, Petra melihat Rina sudah duduk di salah satu meja di pojok. Wajahnya terlihat lebih matang, namun tetap memancarkan pesona yang dulu membuatnya jatuh cinta. Petra mendekati meja dan duduk berhadapan dengannya.
“Terima kasih sudah datang, Petra,” kata Rina dengan senyum tipis. “Aku tahu ini tidak mudah, tapi aku merasa kita perlu membicarakan ini langsung.”
Petra mengangguk. “Aku setuju. Genie merasa tidak nyaman dengan kedekatan kita, dan aku harus menghormati perasaannya.”
Rina menatap Petra dengan tatapan penuh pengertian. “Aku bisa melihat betapa kamu mencintainya. Itu bagus, Petra. Genie beruntung memiliki seseorang sepertimu.”
Petra menghela napas, mencoba mencari kata-kata yang tepat. “Rina, kita pernah memiliki masa lalu yang indah, tetapi sekarang hidupku adalah tentang Genie. Aku ingin kamu tahu bahwa aku menghargai persahabatan kita, tapi aku tidak bisa membiarkan masa lalu mengganggu masa depanku dengan Genie.”
Rina mengangguk perlahan. “Aku mengerti, Petra. Aku tidak ingin menjadi penghalang. Aku hanya merasa kita perlu menyelesaikan ini dengan baik agar tidak ada penyesalan di kemudian hari.”
Petra merasa lega mendengar kata-kata Rina. “Aku setuju. Mari kita akhiri ini dengan baik. Aku selalu menganggapmu sebagai teman, dan aku berharap kamu bisa memahami posisiku sekarang.”
Rina tersenyum lembut. “Tentu saja, Petra. Aku juga tidak ingin mengganggu hubunganmu. Aku berharap kalian berdua bahagia. Mungkin sudah saatnya aku mencari jalanku sendiri tanpa bayang-bayang masa lalu.”
Mereka berbicara untuk beberapa waktu, mengenang masa lalu dengan tawa dan kadang-kadang kesedihan. Tapi percakapan itu, meskipun penuh emosi, memberi keduanya penutupan yang mereka butuhkan. Ketika akhirnya mereka berpisah, Petra merasa beban besar terangkat dari bahunya.
Petra pulang ke rumah dengan perasaan tenang. Genie sedang duduk di ruang tamu, membaca buku. Saat Petra masuk, dia menatap suaminya dengan penuh harap.
“Bagaimana pertemuannya?” tanya Genie.
Petra duduk di sampingnya dan menggenggam tangan Genie. “Kita berbicara dengan baik. Aku menjelaskan semuanya kepada Rina, dan dia mengerti. Dia tidak akan lagi mengganggu kita.”
Genie menghela napas lega, merasakan ketulusan di mata Petra. “Terima kasih, Petra. Aku tahu ini tidak mudah bagimu, tapi aku sangat menghargainya.”
Petra tersenyum dan mencium tangan Genie. “Aku melakukan ini karena aku mencintaimu. Tidak ada yang lebih penting bagiku selain kita.”
Malam itu, mereka berdua duduk di teras, menikmati keheningan malam. Angin malam yang sejuk membelai wajah mereka, membawa kedamaian yang sudah lama dinantikan. Meskipun mereka tahu bahwa kehidupan tidak selalu mudah, mereka juga tahu bahwa mereka bisa melewati segala rintangan bersama-sama.Dengan bersama sama kita akan kuat. Dengan bersatu kita bisa melewati rintangan dengan mudah.
Dalam hati, Petra merasa bahwa dengan mengakhiri hubungannya dengan Rina, dia bisa sepenuhnya fokus pada masa depannya dengan Genie. Hubungan mereka tidak lagi dibayangi oleh masa lalu, dan mereka bisa melangkah maju dengan keyakinan dan cinta yang lebih kuat.Tanpa bayang bayang masa lalu yang membebani.
Mereka duduk di sana hingga larut malam, berbicara tentang impian dan harapan mereka. Genie mulai merasa lebih percaya diri tentang masa depan mereka, menyadari bahwa Petra benar-benar berkomitmen padanya.
“Petra,” kata Genie sambil menatap bintang-bintang, “aku merasa seperti kita bisa menghadapi apa saja bersama. Terima kasih telah membuatku merasa aman dan dicintai.”
Petra merangkul Genie lebih erat. “Dan aku, Genie, berjanji akan selalu ada untukmu, dalam suka dan duka. Kita akan menjalani hidup ini bersama, dengan cinta yang semakin kuat setiap harinya.”
Dengan janji itu, mereka berdua tahu bahwa meskipun masa lalu tidak bisa dihapus, masa depan mereka penuh dengan kemungkinan yang indah. Cinta mereka, yang telah diuji oleh cemburu dan konflik, kini tumbuh lebih kuat, siap menghadapi apa pun yang datang.
"Petra termakasih, terimaksih sudah memilihku memikul beban bersama,terimakasih sudah meringankan bebanku.Aku tidak tahu apa yang akan terjadi jika waktu itu tidak bertemu dengannmu.Akan kah aku bisa bahagia seperti ini sekarang".Kata Genie panjang lebar bersyukur atas kehadiran Petra dihidupnya.
"Sama sama Genie aku juga senang bisa bertemu denganmu dan mengarungi bahtera rumah tangga bersama yang penuh lika liku.Kita sudah melewati banyak hal.Aku senang bisa membantumu.Terimakasih juga mau menerimaku.Aku mungkin tidak sempurna tapi aku akan berusaha menjadi sempurna".Petra pun juga menjawab nya dengan panjang lebar.
Malam pun semaki larut , angin sepoi sepoi mewarnai kebersamaan mereka.Di depan teras setelah mengobrol berbagai hal tiba tiba wajah Petra mendekati wajah Genie.Genie pun kaget belum juga kagetnya hilang Petra pun tiba tiba mencium bibir Genie.Genie kaget sontak langsung mendorong Petra" ahh maaf Petra aku tidak bermaksud mendorongmu.Aku hanya kaget".Genie pun akhirnya mencium balik Petra.Tak lama Petra mengajak Genie menuju kamar.
"Genie aku lelah ayo kita masuk dan istirahat besok kita akan lalui hari yang panjang lagi".Ajak Petra kepada Genie, Genie pun meng iya kan .Merekapun akhirnya memasuki rumah dan menuju ke kamar.Beberapa hari ini mereka melewati hari yang berat.Tetapi mereka akhirnya bisa melewatinya.Mereka akhirnya lega masalah terselesaikan.Beberapa hari suasana rumah yang tegang kini kembali terasa nyaman.Mereka akhirnya menemukan ketenangan suasana rumah kembali.Mereka hanya ingin hidup bahagia tanpa gangguan.Tapi itu adalah harapan yang tidak mungkin.
