Susuk Kalajengking

Mbah Bedu menatap Sari dengan penuh amarah dan di sertai ketakutan, Wanita yang memakai susuk keramat ini malah melanggar pantangan dengan melakukan kesalahan yang amat fatal, Susuk kalajengking termasuk susuk yang sangat kuat pengaruh jin nya, Bahkan nyawa bisa menjadi taruhan bila tidak hati hati.

"Kenapa kau sampai gila membunuh hewan itu! Di mana pikiran mu?" Bentak Mbah Bedu.

"Aku lupa, Mbah! Entah kenapa kok aku bisa lupa." Sari ketakutan.

"Sekarang kau harus menanggung resiko nya, Aku tidak mau berurusan dengan mu lagi." Usir Mbah Bedu.

"Tolong jangan begitu, Mbah! Buat kan aku susuk yang lain." Pinta Sari.

"Di mana otak mu! Susuk itu saja kau belum tau akhir nya bagai mana, Malah mau menambah susuk lagi." Geram Mbah Bedu.

Otak Sari sungguh tidak bisa berpikir jernih, Yang penting adalah menghasilkan uang banyak dan bergelimang harta. Tidak memikirkan bagai mana nanti ganjaran yang akan ia terima, Mbah Bedu tampak menunduk ketika bayangan hitam menatap nya dengan penuh amarah.

Pangeran kalajengking adalah jin yang amat jahat, Anak gundik jaman kerajaan ini sering menyiksa dan mengambil nyawa manusia bila sudah melanggar pantangan dari nya, Dan Sari bukan hanya melanggar pantangan saja, Melain kan membunuh anak mereka berdua.

Kalajengking itu yang ia bunuh itu adalah anak ghaib nya ketika sering berhubungan badan dengan Kolo pati, Padahal bila Sari tidak membunuh nya. Kekayaan akan terus menghampiri diri nya.

"Pergi lah dari sini, Aku tidak bisa menolong mu." Mbah Bedu sudah angkat tangan.

Dengan pikiran yang amat kalut karena apem nya sudah tidak mendapatkan pelanggan, Sari pun pergi meninggalkan rumah dukun ini. Segala macam cara ia pikirkan untuk mendapatkan pelanggan lagi.

"Tunggu! Kan Ibu dulu juga jualan seperti aku, Apa ku tanya saja resep nya dari dia? Sekalian pulang kampung untuk pamer mobil, Biar Arya itu menyesal." Pikir Sari.

Kini dia memutuskan untuk pulang kampung dulu menjenguk Ibu nya, Tak lupa ia membeli banyak belanjaan sebagai oleh oleh menyenangkan hati Ibu nya. Bahkan dia juga membeli emas untuk sang Ibu, Pokok nya dia bertekad untuk menggaet kembali hati Ibu nya.

"Mobil siapa itu? Kok berhenti di depan rumah kita." Lita heran melihat mobil mewah berhenti.

"Ndak tau juga, Apa ndak teman mu." Ujar Bu Mima.

"Mana ada teman ku punya mobil begini, Bik." Sanggah Lita.

Lita dan Bu Mima terperangah ketika melihat wanita berpakaian mini berkaca mata hitam turun dari mobil, Bukan hanya mereka saja yang kaget, Para tetangga pun melongo melihat wanita yang sangat cantik itu.

"Itu Sari, Waah cantik sekali dia." Ujar Pak Wandi.

"Cantik sih cantik, Tapi kok pakaian nya begitu." Cetus Pak Joko.

Ada yang kagum dan ada juga yang mencela karena baju Sari sangat kurang bahan, Terlebih yang sudah tua, Tentu mereka sangat geli melihat cara berpakaian nya Sari.

"Lah kan bener, Mungkin saja dia tidak kabur dengan Arya! Dia kekota jangan jangan kayak Ibu nya dulu." Tuduh Bu Semah.

"Bisa jadi, Buah jatuh tak jauh dari pohon nya." Bisik Bu Ina.

Tidak peduli dengan omongan orang orang yang terus menatap nya, Sari mengeluarkan paper bag yang jumlah nya sangat banyak, Membuat iri orang yang memang jiwa nya iri dengki.

"Sariiii, Kemana saja kamu?" Bu Mima antara mau marah dan sedih melihat anak nya pulang.

"Aku cari uang kekota, Bu! Udah ayo bantuin aku bawa ini masuk." Ajak Sari kepada Lita juga.

"Banyak banget bawaan kamu, Kak! Kamu jadi orang kaya to di kota?" Lita sangat penasaran.

Sari hanya melambaikan tangan sambil tersenyum sombong, Setelah semua barang masuk kedalam rumah, Mereka segera menutup pintu.

"Dari mana saja kamu, Sar? Apa benar kamu lari bersama Arya?!" Bu Mima langsung memberondong dengan pertanyaan.

"Udah Ibu tenang saja, Aku tidak dengan nya kok." Jawab Sari.

"Untung lah kamu sudah ndak sama dia! Pokok nya Ibu tidak mau punya menantu Arya, Bisa habis nanti Ibu di hajar dengan Purnama." Tegas Bu Mima.

"Di hajar? Dia sering menyakiti Ibu?!" Kaget Sari.

"Bukan cuma Bibik saja, Kak. Aku juga pernah di tendang nya, Wanita itu sungguh kurang ajar." Geram Lita.

"Dasar jalang gila! Awas saja kau nanti, Pasti akan ku balas wanita edan itu." Sari penuh dendam kepada Purnama.

Bu Mima gembira melihat isi oleh oleh yang anak nya bawakan, Lita juga mengambil yang menjadi bagian nya. Mereka dengan riang menerima semua oleh oleh ini, Tanpa memikirkan uang dari mana untuk membeli nya.

"Kenapa, Sar?" Bu Mima heran karena di tarik anak nya masuk kamar.

"Aku tidak akan pura pura lagi, Bisakah Ibu katakan resep untuk menarik pelanggan?" Tanya Sari.

"Pelanggan apa, Nak?" Bingung Bu Mima.

"Aku jual diri, Bu! Namun beberapa hari ini pelanggan ku hilang." Keluh Sari.

Terhenyak wanita tua ini mendengar ucapan anak nya, Ternyata dia sudah salah jalan selama hidup di kota. Namun dia tidak bisa juga mau marah, Karena dia juga dulu begitu, Mau menasehati pun bagai mana.

"Kenapa kamu sampai begitu, Nak? Dulu ada orang yang melamar mu, Namun kamu menolak dan sekarang malah jadi pelacur." Ucap Bu Mima.

"Ibu tidak usah munafik! Akan lebih baik aku begini, Dengan suami aku terkekang dan harus melayani dia seumur hidup." Sentak Sari.

Helaian nafas wanita tua ini tampak berat, Tapi semua juga sudah terjadi dan tidak bisa di ralat lagi, Sari juga tidak ada raut penyesalan sama sekali.

"Kamu harus kedukun untuk mencari pelanggan dan menarik di mata mereka." Ujar Bu Mima.

"Sudah, Bu! Malah sekarang aku harus menanggung resiko karena melanggar pantangan dari susuk." Keluh Sari.

"Lalu bagai mana? Apa yang akan terjadi padamu." Panik Bu Mima.

"Carikan aku dukun, Bu! Harus yang benar benar paten untuk menyelamatkan nyawa ku." Pinta Sari.

Ternyata memang Ibu nya dulu juga menggunakan pelaris untuk menarik pelanggan, Sedangkan kini nyawa nya sudah di ujung tanduk karena melanggar pantangan, Sari mulai merasakan nyeri di bagian apem nya.

"Susuk apa yang kamu pakai, Nak?" Tanya Bu Mima.

"Salah satu nya susuk dari Bu Kiki, Dia memilih ku sendiri. Yang satu nya memang aku yang mengambil, Untuk pelaris." Jelas Sari.

"Kenapa pula susuk wanita itu bisa masuk kedalam tubuh mu? Bagai mana nanti bila kamu bernasib seperti dia." Panik Bu Mima.

Kini hati Sari mulai resah bila nanti dia akan seperti itu pula nasib nya, Bisa jadi dia akan seperti itu. Maka Sari harus mencari dukun yang bisa membuang susuk kalajengking dulu.