NovelToon NovelToon
Cinta 1 Atap Bareng Senior

Cinta 1 Atap Bareng Senior

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cintapertama / Cinta Seiring Waktu / Kehidupan di Sekolah/Kampus
Popularitas:3.4k
Nilai: 5
Nama Author: Irhamul Fikri

Galuh yang baru saja diterima di universitas impiannya harus menerima kenyataan bahwa ia akan tinggal di kos campur karena kesalahan administratif. Tidak tanggung-tanggung, ia harus tinggal serumah dengan seorang senior wanita bernama Saras yang terkenal akan sikap misterius dan sulit didekati.

Awalnya, kehidupan serumah terasa canggung dan serba salah bagi Galuh. Saras yang dingin tak banyak bicara, sementara Galuh selalu penasaran dengan sisi lain dari Saras. Namun seiring waktu, perlahan-lahan jarak di antara mereka mulai memudar. Percakapan kecil di dapur, momen-momen kepergok saat bangun kesiangan, hingga kebersamaan dalam perjalanan ke kampus menjadi jembatan emosional yang tak terhindarkan.

Tapi, saat Galuh mulai merasa nyaman dan merasakan sesuatu lebih dari sekadar pertemanan, rahasia masa lalu Saras mulai terungkap satu per satu. Kedekatan mereka pun diuji antara masa lalu Saras yang kelam, rasa takut untuk percaya, dan batasan status mereka sebagai penghuni kos yang sama.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Irhamul Fikri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bagian 32 Tanda Tanya di Balik Senyuman

Hujan turun deras malam itu. Suara gemuruh dari langit seakan mewakili gejolak perasaan Galuh yang belum juga reda. Ia duduk di ruang tengah kosan, menatap jendela yang dipenuhi butiran air. Pikirannya melayang ke banyak hal ke Saras, ke Rangga, dan ke dirinya sendiri.

Saras belum pulang. Biasanya jam delapan dia sudah kembali dari kampus atau dari perpustakaan. Tapi malam ini sudah lewat jam sembilan, dan belum ada tanda-tanda kehadirannya. Galuh mencoba tidak terlalu khawatir, tapi rasa gelisah tetap mencuat.

Tiba-tiba pintu depan terbuka. Saras masuk dengan langkah pelan, rambutnya basah, dan tubuhnya menggigil.

"Kamu kehujanan?" tanya Galuh spontan, bangkit dari duduknya dan menghampiri.

Saras hanya mengangguk sambil berusaha melepas jaketnya yang basah kuyup. Galuh mengambilkan handuk dan tanpa banyak bicara langsung menyerahkannya. Wanita itu menerimanya sambil menunduk. Ada yang berbeda dari raut wajahnya. Seolah-olah dia menyembunyikan sesuatu.

"Kamu dari mana aja? Aku khawatir," kata Galuh dengan nada yang sedikit menekan, tapi lebih karena kekhawatiran daripada amarah.

Saras tidak langsung menjawab. Dia berjalan ke kamar, namun Galuh menahan tangannya lembut.

"Ada apa? Saras, kamu bisa cerita kalau kamu mau."

Saras diam cukup lama, lalu akhirnya menghela napas.

"Aku ketemu Rangga."

Galuh terdiam. Nama itu cukup untuk memunculkan berbagai asumsi dalam pikirannya. Rasa tidak nyaman menjalari hatinya, namun ia tetap mencoba tenang.

"Kamu... sering ketemu dia?" tanyanya hati-hati.

Saras menggeleng. "Nggak. Tadi aku nggak sengaja ketemu di halte. Hujan tiba-tiba turun, aku nggak bawa payung. Dia nawarin nebeng. Aku tahu kamu mungkin bakal salah paham, makanya aku nggak langsung pulang. Aku bingung."

Galuh menatap mata Saras dalam-dalam. Ada kejujuran di sana. Tapi ada juga luka. Ia tak tahu luka itu dari mana datangnya dari Rangga atau dari masa lalu yang belum selesai.

"Saras, kamu nggak harus menjelaskan semuanya sekarang. Tapi aku ingin kamu tahu, aku di sini bukan cuma sebagai teman serumah. Aku... aku peduli."

Perkataan Galuh membuat Saras menunduk. Wajahnya memerah, entah karena malu, marah, atau emosi lainnya yang saling bertabrakan.

"Aku tahu kamu peduli, Galuh. Tapi kadang... aku takut kalau aku bikin kamu kecewa."

"Kenapa harus takut?"

Saras menggigit bibirnya. Ada tangis yang tertahan di ujung matanya.

"Karena aku bukan orang yang mudah dipercaya. Aku pernah mengecewakan orang lain. Aku takut ngelakuin itu lagi."

Galuh menarik napas dalam, mencoba menenangkan dirinya juga. Dia tahu Saras belum siap sepenuhnya. Tapi malam itu, di antara bunyi hujan dan cahaya lampu yang temaram, ia merasa bahwa hubungan mereka sedang berubah. Ada kehangatan yang perlahan tumbuh, meskipun jalan di depannya belum pasti.

---

Keesokan harinya, suasana di kos terasa canggung. Saras lebih banyak diam dan memilih menghabiskan waktu di kamarnya. Galuh ingin mendekat, tapi memilih memberi ruang. Hingga akhirnya, sore harinya, seseorang datang mengetuk pintu kosan.

"Permisi, ini kosan Bu Retno, ya?"

Galuh membuka pintu dan mendapati seorang pria muda dengan tas selempang besar berdiri di ambang pintu. Rambutnya rapi, senyumnya ramah. Tapi tatapannya membuat Galuh merasa tidak nyaman.

"Iya, betul. Kamu siapa?"

"Aku Dimas. Anak baru. Katanya ada kamar kosong di sini? Bu Retno sudah bilang aku bisa pindah hari ini."

Galuh mengernyit. Dia belum dengar kabar tentang penghuni baru.

"Oh, iya... sebentar ya, aku panggilin Bu Retno dulu."

Saras keluar dari kamarnya, wajahnya menegang saat melihat Dimas.

"Kamu... Dimas?"

Dimas tersenyum lebih lebar. "Hai, Saras. Lama nggak ketemu."

Galuh memandang keduanya bergantian. Rasa penasaran kembali mencuat. Siapa lagi Dimas ini? Dan kenapa Saras terlihat gugup?

Galuh yang kembali dihantui tanda tanya. Tentang masa lalu Saras, tentang Rangga, dan kini tentang Dimas. Apa sebenarnya yang disimpan Saras selama ini?

1
Esti Purwanti Sajidin
waaahhhhhhhh keren galuh nya,laki bgt
kalea rizuky
bagus lo ceritanya
Irhamul Fikri: Terima kasih kak
total 1 replies
kalea rizuky
Galuh witing tresno soko kulino yeee
ⁱˡˢ ᵈʸᵈᶻᵘ💻💐
ceritanya bagus👌🏻
Irhamul Fikri: terimakasih kak🙏
total 1 replies
lontongletoi
awal cerita yang bagus 💪💪
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!