Pengawal Istimewa

"Ini tidak mungkin, aku tidak mungkin kalah," ujar Kevin sambil mengepalkan tangannya di aspal.

"Sudahlah kamu bukanlah lawanku," ucap Andika kemudian mulai menaiki sepeda motornya lalu pergi dari sana.

Kevin juga tidak bisa berbuat apa-apa karena untuk kembali bangkit saja tubuhnya terasa tidak mampu. Kevin tidak bisa menerima ini semua bagaimana mungkin dia mendapatkan penghinaan seperti ini.

Sore hari sebelum Andika pergi ke acara ulang tahun dari Diana Andika mendapatkan pesan dari Luna untuk menjemputnya di kampus.

Sampai di kampus Luna juga sudah menunggu Andika di gerbang kampusnya. Luna langsung naik ke sepeda motor lalu mereka mulai berjalan pergi.

Tidak jauh lagi mereka sudah akan sampai di rumah akan tetapi Luna ingin agar mereka berhenti sebentar.

"Andika bisakah kita berhenti sebentar?" ujar Luna.

Luna sudah memikirkannya begitu lama dan kini dia mencoba untuk memberanikan dirinya berbicara hal penting kepada Andika.

Andika yang mendengar Luna memintanya untuk berhenti juga mulai menepikan kendaraannya.

"Andika aku ingin membicarakan sesuatu," ujar Luna yang sudah turun dari atas motor.

"Katakan saja," jawab Andika.

Luna tampak diam dan mulai mengumpulkan keberanian. Sebenarnya Luna merasa malu karena wanita yang terlebih dahulu mengatakan cintanya. Akan tetapi dirinya teramat menyukai Andika dan mengenyampingkan hal itu.

"Luna katakan saja!" sambung Andika.

"Andika aku menyukaimu, bisakah kita untuk bersama?" Luna menatap Andika dengan serius.

Mendengar ucapan Luna ini tentu saja membuat Andika kaget dirinya tidak menyangka bahwa ternyata Luna menyukainya.

"Andika bagaimana apa kamu juga menyukaiku?" imbuh Luna melihat Andika yang tampak diam saja.

"Luna maafkan aku, aku tidak bisa membalas perasaan mu karena aku sudah mempunyai kekasih dan hatiku juga sudah di milikinya," jawab Andika merasa tidak enak kepada Luna yang telah begitu baik kepadanya selama ini.

Mendengar itu sontak Luna menjadi sedih dan terkejut karena selama ini dirinya tidak mengetahui jika Andika sudah mempunyai seorang kekasih.

Perlahan tubuh Luna tampak lemas dan mulai meneteskan airmata. hati Luna terasa hancur ini pertama kalinya dia menyukai seseorang dan juga pertama kalinya merasakan sakit hati karena kehilangan.

Melihat Luna yang seperti ini Andika juga menjadi kasian dan merasa bersalah. Andika langsung memeluk tubuh Luna dengan erat.

"Luna maafkan aku," ujar Andika.

"tidak apa-apa aku mengerti" Luna melepaskan pelukan Andika dan mulai menghapus airmatanya.

"Ayo kita segera kembali ke rumah!" ajak Luna berusaha tegar.

Kemudian mereka mulai menaiki sepeda motornya kembali menuju kembali ke rumah. Sampai di rumah Luna juga langsung turun dan berjalan menuju kamarnya.

Andika juga merasa bersalah tapi tidak mungkin dirinya menerima cinta dari Luna karena dirinya sudah memiliki kekasih yang dia sukai yaitu Yolanda.

Malam hari Andika dan Yolanda sedang dalam perjalanan menuju ke rumah Diana guna menghadiri undangan ulang tahun dari Diana. Mereka berdua pergi ke sana dengan menggunakan mobil milik Yolanda.

Sampai di sana Yolanda dan Andika tidak menyangka di sana sudah ramai dengan orang tamu undangan. Yolanda dan Andika mulai berjalan masuk ke dalam.

"Andika," teriak seorang pria paruh baya yaitu Danu Subrata sambil menghampiri Andika.

"Paman senang kamu bisa datang," imbuh Danu.

"Diana sudah mengundang ku oleh karena itu aku pasti datang."

"Bagaimana keadaan kaki paman sekarang?" tanya Andika.

"Berkat dirimu sekarang paman sudah sembuh sepenuhnya."

"Baguslah jika begitu."

Terlihat sikap Danu yang begitu baik dan ramah kepada Andika. Kemudian yang di tunggu-tunggu tiba juga yaitu sosok Diana yang sedang berulang tahun mulai menuruni tangga.

Terlihat Diana yang sedang berjalan menuruni tangga dengan menggunakan sebuah gaun putih panjang sehingga membuatnya tampil begitu cantik dan juga rambutnya yang di ikat membuatnya begitu manis dan anggun.

Semua padangan tamu tertuju pada Diana dan kagum serta terpesona olehnya.

Diana mulai berjalan ke arah ayahnya dan juga Andika serta Yolanda.

Melihat itu Yolanda segera bereaksi dengan menggandeng erat tangan Andika untuk menunjukkan bahwa Andika telah mempunyai pasangan.

"Andika terima kasih sudah mau datang di acara ku," ujar Diana sambil tersenyum manis.

Andika juga tersenyum kemudian berkata "oh iya selamat ulang tahun ya"

Sesaat kemudian senyum Diana menghilang melihat Yolanda yang tampak begitu mesra menggandeng Andika. Diana seketika tampak kesal.

"Andika apakah menurutmu aku cantik menggunakan gaun ini?" tanya Diana.

"iya kamu sangat cantik" Andika menjawab dengan polosnya tanpa menyadari perasaan Yolanda di sampingnya.

Diana terus tersenyum manis kepada Andika seolah ingin membuat Andika tertarik kepadanya.

"Hem bisakah kamu jangan bersikap begitu manis di depan pacarku," ujar Yolanda yang merasa kesal. Untung saja dirinya datang menemani Andika jika tidak mungkin Diana akan merayu Andika.

Mendengar itu Diana menjadi terkejut dan tidak menyangka bahwa Andika ternyata sudah mempunyai kekasih.

"Apa yang kamu bilang barusan?" tanya Diana berpikir bahwa mungkin dirinya salah dengar.

"Iya aku dan Andika sudah berpacaran jadi aku mohon agar jangan terlalu banyak tersenyum kepada Andika," tegas Yolanda.

Andika yang mendengar ini juga terkejut bukankah Yolanda sendiri meminta untuk merahasiakan hubungan mereka tapi malah dia sendiri yang menyebarkan.

Yolanda sendiri tidak tahan melihat Diana yang selalu menggoda Andika sehingga dengan mengatakan ini Yolanda berharap Diana akan berhenti untuk mendekati Andika.

Diana merasa kecewa padahal dirinya telah jatuh cinta kepada Andika dan tengah berusaha untuk mendapatkannya tapi dia tidak pernah menyangka bahwa Andika telah mempunyai pacar.

"Hanya pacar belum menikah perjalanan masih panjang," Jawab Diana. Diana tidak bisa menerima ini dan tetap bertekad untuk mendapatkan Andika.

Dengan segera Andika bisa merasakan area di sekitarnya menjadi memanas dan api perseteruan juga mulai muncul.

Tiba-tiba saja terdengar suara keras yang berasal dari atap rumah. Kemudian dengan cepat sebuah lampu kristal yang begitu besar jatuh meluncur ke bawah.

Lampu kristal besar itu meluncur cepat dan akan segera menimpa diana yang berada di bawahnya. Seketika semua orang menjadi khawatir karena Diana sudah akan tertimpa dan tidak sempat untuk menghindarinya.

Akan tetapi sebelum lampu kristal itu menimpa diana Andika dengan sangat cepat mengeluarkan kemampuannya melompat menangkap tubuh Diana.

"Brak," lampu kristal itu hancur lebur menghantam lantai. tidak dapat di bayangkan jika lampu itu sampai menimpa seseorang.

Sementara Andika dan Diana tampak berbaring di lantai dengan posisi Andika mendekap tubuh Diana dengan tujuan agar Diana tidak terluka ketika jatuh ke lantai bersamanya.

Mereka berdua mulai bangkit dari lantai Diana tidak menyangka Andika telah menolongnya sekali lagi. Jantung Diana bergetar hebat berada dalam pelukan Andika.

"Kamu tidak apa-apa?" tanya Andika.

"Aku baik-baik saja, terima kasih," Diana terpana dengan apa yang di lakukan oleh Andika barusan.

Dan tanpa di sadari tubuh Diana seolah bergerak dengan sendirinya dan langsung memeluk Andika dan menempelkan kepalanya di dada Andika.

Setelah beberapa saat Diana melepaskan pelukannya dan tiba-tiba saja langsung mencium pipi Andika.

Sontak saja Andika terkejut dengan apa yang di lakukan oleh Diana sehingga dirinya tidak bisa berbuat apa-apa.

Sementara Yolanda yang melihat itu semua hatinya terasa begitu sakit. Bagaimana mungkin mereka berbuat seperti itu di depan dirinya.

Yolanda tampak menggunakan telapak tangannya guna menutupi air matanya yang jatuh kemudian berbalik badan dan pergi dengan tergesa-gesa.