"Mari kita berpisah"
"Berani sekali kau menantangku! Kau pikir kau bisa hidup tanpa uangku?"
"Selama aku masih bisa bernafas, Tuhan pasti akan memberiku jalan"
"Baiklah, ku beri kau waktu 2 minggu untuk pergi dari mansionku. Aku akan lihat bagaimana menderitanya kau di luar sana tanpa uangku"
Renata membalikkan badan.
"Mau apa kau?"
"Mengemasi barangku"
"Kau tak membawa apapun saat kesini. Jadi pergilah tanpa membawa apapun dari sini"
Renata terpaksa harus menikah dengan Radika sang kakak ipar. Menggantikan posisi kakak kandungnya yang sudah meninggal karena alasan balas budi pada keluarga besar Mahesa yang sudah membiayai kehidupan dirinya dan kakanya saat masih kecil.
Lalu bagaimana kehidupan Renata setelah menjadi istri dari CEO kejam itu?
Apakah ia sanggup meluluhkan hati Radika?
Apakah ia sanggup menerima siksaan fisik dan siksaan batin yang terus terusan di berikan oleh suaminya?
Yuk ikuti kisah serunya.. 😉
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy R, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Memutuskan Bersama
Tiga hari sudah berlalu. Dan selama tiga hari itu pula Radika benar-benar menepati janjinya. Renata diperlakukan begitu baik dan bahkan diperlakukan sangat manis bak seorang putri oleh sang suami.
Selama di Singapura, tiga hari itu mereka lalui hanya dengan bersenang-senang. Mereka berdua menghabiskan waktu dari pagi hingga malam hanya dengan berjalan-jalan dan liburan berkeliling di beberapa kota besar di Negara Singa Putih itu.
Begitupun banyak hal yang mereka lewati. Perasaan senang, riang, tawa, serta gembira selalu menghiasi hari-hari yang mereka lalui bersama.
Dan sore ini, Radika dan Renata sudah bersiap untuk pulang. Sebelum naik pesawat, Renata meminta pada sang suami untuk menemui sahabatnya di resto mama Sarah terlebih dulu.
"Re, kau mau balik ke Indo sekarang ya?"
"Iya. Aku harus pulang sekarang"
"Kau yang membawaku ke sini. Kenapa kau juga tidak tinggal di sini saja?"
"Suamiku bekerja di Indo. Masak iya, suami istri harus tinggal terpisah?"
"Kau yakin Tuan Radika sudah berubah?"
"Aku sangat yakin"
"Kenapa kau bisa seyakin itu?"
"Tiga hari di sini sudah cukup bagiku untuk membuktikan bahwa dia benar-benar sudah berubah"
"Syukurlah kalau Tuan Radika sudah berubah. Aku harap hubungan kalian sebagai suami istri bisa langgeng sampai tua nanti. Sampai menjadi seorang kakek dan nenek"
"Terima kasih Tania. Aku harap juga begitu"
Tania mengusap lembut punggung tangan Renata seolah sedang memberikan semangat pada sahabatnya. Karena jujur saja, Tania tak begitu yakin dengan perubahan Radika.
Tapi dirinya tak mau berburuk sangka terlebih dulu. Biarlah semua itu berlalu seiring berjalannya waktu. Ia hanya dapat membantu sahabatnya itup dengan doa, berharap semoga yang diyakini oleh Renata benar-benar sebuah kenyataan.
"Hey, Kau kenapa? Malah bengong" Renata menyenggol pundak Tania hingga membuat sahabatnya itu seketika tersadar dari lamunannya.
"Tidak apa-apa kok. Aku hanya masih merasa asing di tempat ini"
"Asing bagaimana?"
"Hhh.. Sebenarnya aku sangat berharap sekali kau mau tinggal di sini lebih lama lagi. Aku tidak punya teman Re. Kalau ada kamu kan setidaknya ada satu orang yang aku kenal di negara ini"
"Tenanglah, itu semua karena kau baru dua hari tinggal di sini. Seiring berjalannya waktu, lama-lama kau juga akan terbiasa kok. Kau juga pasti akan mendapatkan teman teman baru nantinya"
"Tapi kau tetap teman terbaikku dan tak akan terganti"
"Aku tau itu"
"Re, aku pasti akan sangat merindukanmu"
"Aku rasa juga begitu"
Kedua sahabat itu pun saling berpelukan. Sangat erat seolah tak ingin saling terpisah satu sama lain.
"Oh ya Tania, boleh aku tanya sesuatu?"
"Silakan"
"Apa kau sudah tahu kalau dokter Alex sudah memiliki istri?"
Deg
Tania seketika terdiam, membeku dan terpaku.
"Aku tahu. Memangnya kenapa?" sahutnya terbata.
"Aku rasa kau harus berhati-hati dengan dokter spesialis itu"
"Kenapa?"
"Sedikit saran saja, jika memang kau dan dokter Alex ingin menjalin hubungan maka selesaikanlah dulu dengan hubungan pertama agar tak ada hati yang saling menyakiti diantara kalian bertiga"
"Renata, aku.."
"Sudahlah. Aku tak ingin banyak ikut campur soal urusan hati kalian. Aku tahu kau sudah dewasa yang pasti bisa menentukan mana yang terbaik untuk hidupmu kedepan"
Tania mengangguk lemah. Sedikit menyembunyikan rasa malu pada sahabatnya itu. Yang sebenarnya dia pun bingung, dari mana sahabatnya itu bisa tahu tentang hubungan terlarang yang ia jalani dengan dokter Alex. Padahal sekalipun dirinya tak pernah menceritakan kepada siapa-siapa tentang hubungan diam diam yang ia jalani bersama dokter itu.
"Jangan terlalu dibuat beban. Jalani dengan santai dan tetap full senyum. Okey?"
"I.. Iya" Jawab Tania dengan menyunggingkan senyum kaku.
...****************...
Beberapa jam kemudian sampailah sepasang suami istri itu ke tanah air. Setelah sampai mansion, keduanya pun segera membaringkan tubuh di atas ranjang besar mereka.
Sama-sama diam. Mata terkejam namun pikiran terus melayang. Menerawang jauh ke depan tentang masa depan mereka.
Jika Radika tengah senang dengan perasaannya, karena ia telah memutuskan mengubah hatinya untuk mempertahankan Renata dan memperbaiki hubungan pernikahan mereka.
Namun berbeda dengan Renata, ia malah merasa bingung dan bahkan perasaannya tengah berada diambang kebimbangan.
Selamat tiga hari ini Radika memang memperlakukannya benar-benar sangat manusiawi. Namun yang membuat hatinya bingung saat ia bertanya apakah sang suami akan berubah baik selamanya? Ternyata Radika tak menjawab apapun. Ia malah menyunggingkan senyum smirk yang entah apa itu artinya Renata pun tak tahu.
"Kak, Bolehkah aku bertanya" Renata memecah keheningan di antara mereka.
"Apa?"
"Sama seperti pertanyaanku yang kemarin, apa yang akan Kakak lakukan dengan hubungan kita kedepannya?" Renata kembali memberanikan diri untuk mengulang pertanyaan yang sudah pernah ia tanyakan beberapa kali sebelumnya.
"Bukankah sudah berulangkali ku katakan. Jangan pernah menanyakan hal ini lagi kepadaku. Kenapa kau masih nekat untuk menanyakannya?"
"Maaf kak, tapi aku hanya ingin sebuah kepastian"
"Kepastian apa yang kau inginkan? Bukankah sudah sering kukatakan kalau semuanya akan tetap berjalan seperti sebagaimana mestinya"
Deg
"Oohh.. Baiklah. Kalau begitu aku permisi dulu"
Renata segera bangkit dan beranjak dari sana. Namun saat ia berjalan melewati tubuh Radika yang masih terbaring nyaman, tiba tiba saja tangan Renata di cekal oleh sang suami.
"Mau kemana?"
"Aku akan kembali ke kamarku"
"Kamar yang mana?"
"Kamar pemberian kakak waktu itu"
Ang terxxxx
"Kau istriku, kamarmu ya disini, bersamaku"
"Tapi kak, bukankah waktu itu.."
"Sssssssttt... Jangan kau ungkit lagi kesalahan-kesalahan yang pernah aku lakukan dulu. Aku minta maaf jika selama ini aku selalu membuatmu menderita. Tapi aku berjanji, aku akan mengubah semuanya menjadi seperti yang kau inginkan. Aku akan menyayangimu lebih dari yang kau tau"
"Kak Dika.."
Radika segera memeluk erat tubuh istrinya. Memberikan keyakinan pada sang istri tentang keseriusan pada perubahannya.
Beberapa hari kemudian. Setelah semuanya berjalan dengan normal dan sesuai perkiraan, selama itu pula Renata diperlakukan sangat manis.
Hingga keraguan hati dan kebimbangan hati pun seketika lenyap. Ia yang berniat untuk pergi jauh akhirnya mengurungkan niatnya dan memutuskan untuk tetap tinggal bersama dengan sang suami di mansion ini.
"Suamiku, bolehkah aku izin pergi sebentar?"
"Kau mau kemana?"
"Aku mau beli perlengkapan wanita"
"Biar aku antar"
"Tidak perlu, kau kan ada meeting pagi ini. Jadi jangan karena mau menemaniku kau jadi membatalkan meeting pentingmu pagi ini"
"Kau yakin akan pergi sendiri?"
"Iya aku yakin. Percayalah padaku"
"Baiklah, tetap berhati-hati ya"
"Siap suamiku sayang"
Akhirnya mau tak mau Radika pun memberikan izin pada sang istri meski dalam lubuk hatinya merasa ada sedikit kejanggalan perasaan yang tak meng-enakkan.
.
.
ok abiessss semua.
tetap semangat dlm berkarya.
aku selalu mendukungmu kak
yuuuk... lanjut yuk