Kehidupan Su Wanwan yang semula dipuja-puja seperti bintang di langit, berubah menjadi batu di dalam lumpur begitu Gu—Linchao yang merupakan keponakannya kembali ke Sky Hill.
Tidak hanya dilecehkan lagi dan lagi sampai tubuhnya remuk, hati Su Wanwan juga hancur hingga berkeping saat mendapati Li Yunhan—calon suaminya berselingkuh. Bahkan, dia juga dijual olehnya ke Barbara Club sehingga terpaksa menjadi budak nafsu pria bertopeng.
Ketika bisa melarikan diri, Su Wanwan malah masuk perangkap Xu Yingwei—tunangan Gu Linchao—dan dia dibakar hidup-hidup!
Pada saat semua orang menyangka Su Wanwan sudah mati, wanita itu kembali dengan wajah dan misi baru, yaitu memikat semua musuh dengan pesonanya ....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Itsme AnH, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kau Sudah Bangun?
Mr. X masuk ke dalam kamar setelah menghempaskan pintu dengan keras sehingga membuat Su Wanwan yang sedang bersandar di tiang tempat tidur sambil menekan lukanya langsung melompat kaget, dia berdiri dan segera membuang kain penuh darah yang di pegangannya.
Di belakang Mr. X, Rose dan Rachel kembali menutup pintu rapat-rapat karena tidak ingin ikut merasakan kemurkaan pria misterius itu.
Mata Mr. X berpindah dari kain penuh darah yang teronggok di lantai ke arah luka Su Wanwan yang sudah tidak mengeluarkan darah. Setelahnya, Mr. X melihat segala aksesoris dan perhiasan yang Su Wanwan lemparkan ke sembarang arah.
Mr. X maju selangkah, Su Wanwan mundur dua langkah. Tidak ada ketakutan di wajah Su Wanwan, hanya ada sikap menantang dan keras kepala.
“Aku mengajakmu makan malam bersama klienku yang artinya kau akan dikenalkan sebagai wanitaku di depan banyak orang penting dan kau menolaknya. Tidakkah kau tahu banyak wanita yang menginginkan posisimu saat ini?”
Su Wanwan mendengus dingin, lalu berkata, “Untuk apa aku mengenal mereka? Apakah agar aku bisa mengingat wajah-wajah mereka yang akan menjadi tuanku setelah kau? Kau akan melemparkan aku pada mereka untuk melancarkan bisnismu, kan? Mungkin, kau hanya ingin mengumumkan bahwa akulah pelacur yang akan kau pakai sampai kau bosan? Tidak perlu, terima kasih saja.”
“Hahaha.” Suara tawa Mr. X yang terdengar lebih menyeramkan daripada tawa sekumpulan demit, berhasil membuat Su Wanwan bergidik ketakutan. “Kau pikir, aku seperti tunanganmu yang brengsek itu?”
“Iya, kalian para pria sama saja!” balas Su Wanwan menekan rasa takutnya.
Mr. X dengan gerakan cepat yang tidak terbaca oleh Su Wanwan langsung mengangkat tubuh wanita itu dan menghempaskannya ke atas ranjang. “Kau memang lebih suka melayaniku daripada pergi denganku, kan”
Sebelum Su Wanwan beranjak ke mana pun, Mr. X sudah mengukung tubuh Su Wanwan dan dia kembali melakukan apa yang ingin dia lakukan pada wanita itu. Bahkan, dia melupakan janji temunya dengan klien untuk makan bersama sekaligus membicarakan urusan bisnis mereka.
Sebagai gantinya, Mr. X hanya mengirimkan Hendrick dan sekretaris pribadinya untuk menggantikanya karena memiliki urusan yang lebih penting dan mendesak dibandingkan lagi.
Tidak ada yang namanya meraba dalam gelap bagi Su Wanwan karena sinar matahari pagi sudah menembus kelopak matanya hingga membuatnya merasa silau, padahal dia masih ingin memejamkan mata beberapa saat lagi.
Namun, karena merasa terlalu terang, Su Wanwan terpaksa bangun. Belum kesadaran dan nyawanya terkumpul sepenuhnya, ingatan tentang kejadian kemarin malam sudah lebih dulu memenuhi isi kepalanya.
Seketika, Su Wanwan merasa sesak di dadanya seolah-olah ada batu besar yang menghantamnya.
“Kau sudah bangun?” suara serak Mr. X yang terdengar persis dari sebelah Su Wanwan, membuat wanita itu terperanjat kaget.
Su Wanwan langsung membuka mata dan menoleh ke arah kanan, di mana Mr. X masih berbaring dengan melipat tangannya ke belakang kepala dan masih bertelanjang dada. Menyadari hal itu, Su Wanwan pun langsung menyadari tubuhnya juga tidak mengenakan sehelai benang pun.
Su Wanwan bergegas menarik selimut untuk membelit tubuhnya dan beringsut ke sudut ranjang, membiarkan tubuh telanjang mr.x menodai matanya yang sudah tidak suci lagi.
Merasa Su Wanwan menghinanya secara tak langsung, Mr. X sudah hampir meledak dengan amarahnya.
Apakah Su Wanwan sudah lupa berapa kali dia menjerit nikmat di bawah kendali Mr. X?
