Nikah Kontrak

Yuda turun dari tangga dengan penampilan yang lebih fresh dan berpenampilan rapi dengan menggendong tas ransel besar di punggungnya, dia pun mencari mamanya di ruang keluarga dan ruang tamu, namun dia tidak menemukan wanita tercintanya itu.

Yuda pun mencari ke tempat satu-satunya di mana mamanya akan merenung jika sedang bersedih, dengan langkah kaki yang panjang dan sedikit berlari, dia akhirnya menemukan mamanya sedang duduk di tepi kolam renang dengan mata yang tertuju pada taman yang di tumbuhi berbagai jenis bunga, Yuda pun perlahan-lahan mendekati mamanya itu.

"Maa... Maafin Yuda, Yuda tidak bermaksud buat mama sedih, Yuda hanya ingin mama mengerti keadaan Yuda ma" kata lelaki itu dengan suara lembut namun tidak mendapat jawaban sama sekali.

"Kalau begitu Yuda mau pamit dulu ma.., Yuda harap mama bisa mengerti kondisi Yuda, Yuda juga berharap mama bisa menerima Sarah dengan baik, karena bagi Yuda Sarah adalah perempuan yang terbaik untuk mendampingi hidup aku kelak ma" lanjut lelaki itu lagi namun tetap tidak mendapat respon dari wanita yang telah melahirkannya itu.

Melihat mamanya yang masih belum mau berbicara kepadanya, lelaki itu pun pergi meninggalkan mamanya sendirian, saat di garasi dia berpapasan dengan papanya yang pulang lebih awal dari kantor.

"Kamu mau kemana Yuda" tanya Ardi saat turun dari mobil.

"Aku mau kembali ke luar kota pa, aku harus segera menyelesaikan pekerjaan di sana, karena aku sudah memutuskan akan menikahi Sarah secepatnya" kata Yuda dengan santainya.

"Kenapa semuanya mendadak begini, kenapa kamu juga baru memberitahu papa soal ini" tanya Ardi sedikit terkejut.

"Maafkan aku pa, ini semua di luar kendaliku, aku harap papa mengerti posisi aku sekarang" jawab Yuda yang membuat Ardi terdiam.

"Kalau begitu aku mau pamit dulu pa" lanjut Yuda namun tidak mendapat respon dari papanya karena belum keluar dari keterkejutannya.

Mendengar suara deru mesin mobil anaknya, Ardi pun tersadar dari lamunannya, dia pun buru-buru memasuki rumahnya dan berteriak memanggil istrinya.

"Maaa.. Mama di mana" teriaknya namun tidak mendapat jawaban.

"Sayang" teriaknya lagi namun tetap kesunyian yang di dapatnya.

Lelaki paru baya itu pun mencari ke seluruh ruangan namun orang di carinya tidak juga di temukannya, dia pun melangkahkan kakinya menuju dapur berharap istrinya berada di sana namun hanya ART yang di dapatnya di sana.

"Mbak liat nyonya tidak, saya sudah mencari ke seluruh ruangan tapi saya tidak melihatnya sama sekali" tanya Ardi pada asisten rumah tangganya.

"Anu.. Tuan, tadi saya dengan nyonya dengan tuan muda bertengkar hebat, habis itu saya liat nyonya menuju ke taman tuan" jawab pembantu itu dengan sedikit gugup.

Mendengar itu Ardi pun melangkah kakinya menuju taman dan mendapati istrinya masih sama saat Yuda meninggalkannya tadi.

Mendengar suara langkah kaki mendekat ke arahnya membuat Lina meneriaki orang itu.

"Berhenti di sini, jangan anggap mama sebagai mama kamu lagi, mama juga tidak akan peduli apa pun yang akan kamu lakukan" kata Lina dengan suara serak sehabis menangis.

"Sayang.. Ada apa sebenarnya" kata Ardi lalu duduk di samping istrinya dan ikut merendam kakinya di kolam.

"Paaa... Anak lelaki kita ternyata sudah tidur dengan perempuan ular itu, dan mama tidak akan Sudi menerima cucu darinya" kata Lina sambil memeluk suaminya itu.

"Paa.. Tolong lakukan sesuatu" lanjut wanita itu lagi namun setelah tidak mendapat respon dari suaminya, namun suaminya itu hanya menganggukkan kepala pelan karena dia juga bingung harus melakukan apa.