Shinn, seorang pemuda dari keluarga miskin, hidup di dunia biasa—sampai suatu hari ia menemukan barang rongsokan misterius di pasar loak. Saat ia mengutak-atiknya, muncullah jendela sistem aneh yang membawanya ke dunia paralel: sebuah dunia apokaliptik dipenuhi zombie dan puing-puing mecha raksasa.
Dengan sistem yang ia bangkitkan dari sampah, Shinn mengubah takdirnya. Ia menjarah dunia zombie, membangun kekuatan, menyembuhkan ibunya di dunia nyata, dan membentuk harem lintas dimensi yang setia padanya. Tapi itu baru permulaan.
Ketika realitas mulai retak, dan sistem-sistem purba bangkit untuk mengendalikan semua dunia yang pernah ada, Shinn harus memilih: tunduk… atau menjadi Nexus—poros semua dimensi, dan satu-satunya harapan untuk menyeimbangkan kehancuran.
Di tengah konflik antar dimensi, musuh tak terlihat, dan cinta yang tumbuh dalam medan perang, Shinn berdiri di ambang takdir sebagai pejuang terakhir dari Sistem Rongsokan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon F R E E Z E, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 10: Penjaga Tahap Kedua dan Ramalan Kegelapan
Lorong tempat mereka berdiri tiba-tiba gelap gulita. Udara yang semula dingin berubah lebih berat, seperti diselimuti sesuatu yang tak kasat mata. Satu-satunya cahaya yang terlihat hanyalah mata merah menyala dari sosok bertopeng merah di hadapan mereka.
Asha menggenggam erat inti kota yang baru saja mereka rebut. Tubuhnya menegang, matanya menatap sosok misterius itu dengan waspada. “Siapa kau sebenarnya?”
Sosok itu melangkah maju perlahan, suaranya dalam dan berat. “Namaku tak penting. Tapi di antara para penyintas dan mutan, aku dikenal sebagai Penjaga Tahap Kedua.”
Iluthar langsung menodongkan senjata, jari siap menarik pelatuk. Tapi sebelum ia sempat menembak, Shinn mengangkat tangan, memberi isyarat untuk menahan diri.
“Tunggu dulu.”
Iluthar menoleh tajam, tapi begitu menyadari ekspresi serius di wajah Shinn, ia menggeram pelan dan menurunkan senjatanya sedikit. "Kau yakin ini bukan jebakan?"
Shinn menatap tajam ke arah Penjaga. Aura sosok itu terlalu kuat. Ia bisa merasakannya ini bukan lawan biasa.
“Kau bukan zombie… bukan juga manusia biasa.” Shinn menyipitkan mata. “Apa sebenarnya Fraksi Bertopeng?”
Sosok itu tertawa pelan. Suara tawanya dalam, seperti bergema di dalam kepala mereka. “Kami adalah hasil eksperimen, sama seperti sistem yang kau bawa. Kami adalah warisan dari proyek yang gagal dan disembunyikan dunia. Tapi tidak seperti yang lainnya, kami tidak menyerah pada kehancuran. Kami membentuk fraksi menjaga dan menanti momen… saat sang ‘Kunci’ bangkit.”
Shinn merasakan ada sesuatu yang tak beres dengan kata-kata itu. "Kunci… itu aku?"
“Benar.” Penjaga mengangguk. “Sistem yang menempel padamu adalah peninggalan dari teknologi gabungan: mecha, dimensi, dan biologis. Tapi hanya orang dengan kehendak kuat yang bisa membangkitkannya sepenuhnya. Dan kau… sudah melewati tahap pertama.”
Iluthar mencibir. “Jadi sekarang apa? Kau mau mencobanya dengan kami?”
“Tidak,” jawab Penjaga dengan tenang. “Tugasku bukan membunuh. Tugasku adalah menguji.”
Sebelum ada yang sempat bereaksi, tiba-tiba dinding di sekeliling mereka bergetar dan berubah. Cahaya putih menyilaukan menyelimuti semuanya, dan dalam sekejap, mereka tidak lagi berada di lorong Kota Labirin.
Mereka berdiri di arena melingkar, seperti colosseum logam tua yang berdiri di tengah kehampaan.
[Zona Ilusi Dimensi Aktif – Ujian Tahap Kedua]
Shinn, Asha, dan Iluthar saling pandang. Mereka tahu ini bukan tempat biasa.
Di depan mereka, muncul bayangan-bayangan hitam. Tapi ini bukan zombie. Bentuknya lebih menyeramkan. Itu adalah mereka sendiri.
Shinn melihat dirinya dalam bentuk zombie, dengan mata kosong dan tubuh penuh luka mengerikan. Iluthar berhadapan dengan versi dirinya yang berlumuran darah, memegang kepala seorang teman yang sudah mati. Asha melihat dirinya diikat di atas meja eksperimen, tubuhnya penuh kabel dan jarum, menangis ketakutan.
“Ini...” Asha bergidik. “Ini bukan kenyataan, kan?”
Penjaga Tahap Kedua melipat tangan di dadanya. “Ini adalah cerminan dari kemungkinan. Bentuk tergelap dari takdir kalian jika gagal menolak sistem.”
Bayangan-bayangan itu bergerak. Mereka menyerang secara serentak.
Shinn mengaktifkan Shadow Reactor, menghindar dan menangkis serangan dari versi zombie nya. Tapi serangan ini bukan hanya fisik mereka juga menyerang pikirannya.
"Kau tak pantas memiliki sistem ini."
"Kau akan kehilangan ibumu lagi."
"Kau tak akan bisa menyelamatkan siapa pun."
Suara-suara itu menusuk ke dalam pikirannya, mencoba menanamkan keraguan.
Shinn menggertakkan giginya. Tidak. Aku bukan seperti itu.
Ia memejamkan mata, mengingat tawa ibunya setelah sembuh, senyum Iluthar dan Asha saat mereka makan bersama. Kenangan-kenangan itu membentuk benteng di dalam pikirannya.
[Mental Fortitude +1]
[Skill Baru Terbuka: Will of the Breaker]
Mata Shinn terbuka dengan penuh tekad. Satu pukulan, dan bayangan zombie nya meledak menjadi kabut hitam.
Di sisi lain, Asha menggertakkan giginya, menahan air mata, lalu menembakkan sinar elektromagnetik ke arah bayangannya sendiri. Simbol proyek Kronos yang terpahat di dahi alter-egonya hancur berkeping-keping.
Iluthar mengeluarkan teriakan marah. Dengan dua bilah energi yang ia ciptakan langsung dari sistem Shinn, ia menebas bayangannya sendiri hingga tak bersisa.
Dalam waktu singkat, semua bayangan itu lenyap.
Arena kembali hening.
Penjaga Tahap Kedua menatap mereka lama, lalu mengangguk pelan. “Kalian lulus.”
Dinding-dinding mulai berubah lagi. Dalam sekejap, mereka kembali ke lorong semula. Shinn melihat ke tangannya sebuah chip data hitam muncul, hasil dari ujian tadi.
[Item Diperoleh: Core Memory – Kronos Phase Zero]
[Isi: Ramalan Kegelapan dan Sejarah Sistem Dimensi]
Asha mengambil chip itu dan segera membacanya dengan alat pemindai. Begitu melihat isi data, wajahnya langsung pucat.
“Ini…” suaranya bergetar. “Ini bukan sekadar sistem biasa. Ini adalah bagian dari proyek untuk membuka dimensi alternatif… tempat pelarian bagi kaum elit jika dunia hancur. Tapi eksperimen itu gagal dan malah membangkitkan ‘pintu lain’ pintu yang mengundang makhluk dari luar dimensi, termasuk zombie elit pertama.”
Shinn mengepalkan tangannya. “Dan sistem yang kupakai… adalah hasil modifikasi dari inti mereka?”
Penjaga itu mengangguk. “Sistem itu dulunya ditujukan untuk seorang anak dari keluarga ilmuwan yang menentang proyek Kronos. Tapi anak itu… hilang.”
Shinn merasakan jantungnya berdebar kencang. “Dan kau mengira itu aku?”
“Bukan mengira.” Mata merah di balik topeng menatap lurus ke arahnya. “Aku tahu. Sistem itu hanya bisa diaktifkan oleh keturunan utama keluarga Antherion. Dan nama ibumu… ada dalam daftar ilmuwan pendiri proyek Kronos.”
Shinn terdiam. Semua ini mulai masuk akal kenapa sistem ini hanya bisa digunakan olehnya, kenapa ibunya sakit setelah bencana, dan kenapa ia terus-menerus diburu.
“Kau punya pilihan,” lanjut Penjaga. “Gunakan sistem itu untuk bertahan… atau gunakan untuk mengubah takdir dunia yang akan benar-benar hancur oleh kegelapan dari luar dimensi.”
Iluthar melirik Shinn dengan serius. “Apa pun pilihanmu… kami bersamamu.”
Shinn menatap ke depan. Matanya memantulkan cahaya hitam dari inti yang ia bawa.
“Kalau dunia akan jatuh… maka kita bangun dari rongsokan dan menantangnya.”
Penjaga tersenyum samar di balik topengnya. “Kata-kata yang pantas… untuk penerus sistem.”
_______________
To be continued....
kadang informasinya kurang.
apa itu masih berhubungan? atau author suka dengan 2 nama itu?
kapan ketemu player lain ya?
bunga untuk author /Rose/
thor, kok ga jawab2 komentarku sih?
dan jadi bisa ngurus ibunya.
mungkin impian orang ya punya sistem hehe...