Rela Berpisah Karena Orang Ketiga

Ayu sudah sampai di kota, ia di jemput oleh naina malam hari, walaupun jalanan kota yang sepi tak membuat tekat ayu redup, semangatnya membara. dan ingin segera lepas dari belenggu mantan suaminya itu.

"Ayu ayo kita pulang," Naina yang sudah ada di atas motornya..

"Ayo.." mereka pulang berboncengan bersama.

Rendra pulang kerja dengan badan yang sangat malas, bagiamana tidak seharian ini banyak sekali pekerjaanya, hingga ia lembur, dan rasa lemas melanda saat tiba di rumah ia di suguhkan dengan surat panggilan ke dua sidang,

"Mas maaf ya aku kasih tau surat ini sudah malam, tadi waktu mas berangkat kerja surat itu dikirim oleh kurir jam 9 pagi.." papar Vanesa yang duduk di samping Rendra.

Rendra membuka amplop itu dan membacanya dengan seksama, ia begitu terkejut, bagaimana tidak sidang ke dua yang akan di lakukan besok, sedangkan dirinya sudah banyak mengambil cuti, apa kah boleh untuk mengambil cuti lagi.

"Mas gak papa.." tanya Vanesa.

"Mas gak papa yank," Rendra terduduk lesu.

Besok sidang. ke dua sidang yang diputuskan jika besok ia tidak hadir.

"Jika aku izin lagi apa bos akan mengizinkan, tapi jika ku tidak hadir besok, artinya aku dan Ayu akan segera berakhir. bagaimna ini.." otak Rendra seakan buntu.

Vanesa hanya tersenyum samar, ia tahu bahwa rendra sedang tidak baik-baik saja, ia juga bersukur karena Ayu dan Rendra akan segera berakhir.

"Sebenarnya aku juga gak tega mas, tapi mau bagaimana lagi anak ini juga butuh sosok ayah, maafkan aku yang membuat kamu memiliki, tapi aku juga bahagia, kamu sudah tak punya hubungan denganya, jadi sekarang aku yang akan menjadi satu-satunya di hatimu. terimakasih ayu, kamu sudah memberikan suamimu untukku, akan aku jaga dia dengan sepenuh hatiku." batin Vanesa yang melihat Rendra seakan frustasi itu.

"Apa mas besok akan hadir." tanya Vanesa.

"Kayaknya gak deh, mas besok harus bekerja karena mas banyak izin." ucap Rendra.

"Baiklah mas mau makan malam Ayu langsung tidur."

"Langsung tidur saja yank, badan mas capek banget.."

Ahirnya Rendra dan juga Vanesa masuk kedalam. kamar untuk beristirahat.

Pagi hari Ayu sudah bangun dengan badan. yang sedikit segar ia duduk di depan rumah Naina dengan menghirup udara pagi,

"Betapa indah ciptaan mu ya allah," guman Ayu yang melihat keindahan langit yang cerah.

"Kamu sedang apa Ayu.." Naina duduk di samping Ayu.

"Sedang menikmati udara pagi, maaf ya aku gak ikut sahut tadi, dan aku juga masih sering mual, di jam-jam tertentu, makanya aku gak ikut puasa dulu." ucap Ayu yang memandang naina.

"Serah kamu saja ayu, bukanya kamu juga sedang hamil, jadi wajib gak wajib juga sih, tapi tergantung bagaimana kamu kuat gak nya." Naina mengelus perutnya Ayu.

"Sudah kelihatan ya, berapa bulan yu." tanya Naina.

"Masih jalan 4 bulan sih, tapi semoga semoga saja mas rendra gak tau ya, aku gak mau sudah kedua nanti di tunda." Ayu menghawatirkan sidang kedua yang gak berjalan dengan lancar.

"Semoga saja, rendra gak hadir aku berharap sih gitu, karena ya kalo gak hadir sidang ke dua langsung putusan juga, juga saja begitu ya Ayu." doa naina.

"Iya Nai, semoga saja,"

Setelah bercerita di teras rumah, waktunya jam 9 Ayu dan juga naina bersiap-siap untuk pergi ke pengadilan, jika bukan naina siapa yang akan mendampingi ayu nantinya. hingga naina rela izin untuk tidak masuk bekerja lantaran menemani sahabatnya itu.

"Ayo kita berangkat.." ajak Naina yang sudah berada di atas motor.

"Ayo."

Sesampainya ia di depan gedung pengadilan agama, Ayu turun, dan Naina memarkirkan motornya,

"Tunggu disini dulu ya, kita tunggu pengacara kamu yang katanya lagi otw." ucap Naina yang duduk di ruang tunggu yang berada di luar.

"Ok.." ayu juga duduk disamping naina.

Tak lama kemudian pengacara ayu datang, setelah berbasa-basi mereka masuk kedalam dan sidang di mulai jam 10 pagi..walaupun ayu menunggu kehadiran rendra, tapi tak dan batang hidungnya.. karena waktunya sudah tiba ahirnya sidang di mulai tampa kehadiran tergugat, dan sidang berjalan lancar, dan sudah sudah ketok palu, bahwa ia dan rendra sudah resmi bercerai, tinggal menunggu anta cerai saja yang datang.

"Selamat ya mbak Ayu, ahirnya perceraian mbak di kabulkan.." ucap pengacara Ayu.

"Terimakasih bu, saya sangat bersyukur ahirnya perceraian saya dan mantan suami berjalan lancar." Ayu sangat berterima kasih kepada pengacara yang mengusahakannya.

"Sudah menjadi tugas saya bu Ayu."

Setelah banyak bercekrama dengan pengacara ahirnya ayu undur diri untuk pulang. dan insyaallah nanti malam. ia akan segera pulang ke kampung nya dengan status baru yaitu janda,

"Naina makasih ya udah menjadi teman aku selama ini, mungkin jika tidak ada kamu apa jadinya aku.." Ayu berkata dan berjalan kerja parkiran motornya.

"Apasih ayu, kita udah seperti keluarga dari kecil, bukanya kita juga terbilang saudara. bukan." naina dan. juga ayu adalah keluarga dan juga sahabat dari kecil karena ayah naina adalah adik dari ibunya.

Setelah itu mereka pulang, dan langsung pergi dari gedung pengadilan agama, rendra masih bekerja sekarang waktunya istirahat,

"Ayo kita keluar duduk-duduk sambil meregangkan otot rendra," ajak miko.

"Ayo.." rendra pun langsung ikut keluar bersama miko.

Walaupun hatinya lagi gundah, dan juga mungkin sekarang sidang yang tidak hadiri sudah berakhir begitupun hubunganya dengan Ayu,

"Kenapa melamun saja ren, apa kamu lapar, jika lapar batalin aja puasanya, kayak gak punya tenaga gitu kamu.." Miko berkata.

"Entahlah rasanya capek banget, dan juga lesu," jawabnya sambil memejamkan matanya.

"Kamu adalah masalah.." selidik Miko,

"Gak cuma sedang capek saja." alasan Rendra karena ia masih menyembunyikan perkara rumah tangganya kepada semua orang.

"Jangan di pikirkan, tidur aja dulu, setengah jam lagi aku bangunin, apa kamu sudah solat." tanya Miko dan mengajak rendra untuk solat,

"Duluan aja."

Rendra kembali memejamkan matanya, ia juga masih merasakan kepalanya yang nyut-nyutan, dan pikirannya melayang entah kenapa

"Sekarangan sudah terlambat, mungkin aku tidak bisa kembali bersama, maafkan aku ayu, ingin hati aku memperjuangkan kamu, tapi apa daya, aku adalah laki-laki yang tidak tau malu dan juga brengsek, menjadikan kamu istri tapi aku menduakan kamu dengan menghadirkan madu untukmu, aku janji Ayu, aku akan memperbaiki diri ini, walaupun. tata maaf tak mungin bisa mengubah segalanya." batin Rendra

Penyesalan selalu datang di akhir, dan sekarang rendra akan menjalani hidupnya dengan vanesa dan menjadikan ia sebagai satu-satunya dalam hidupnya, cukup baginya satu wanita yang ia sakiti.