Novel ini menceritakan tentang sebuah pencarian pemeran utama wanita yang sesungguhnya di dalam kisah ini.
Akankah kisah ini menjadi milik Kirana, wanita cantik dan baik hati dari keluarga biasa yang kehadirannya di tolak mentah-mentah oleh keluarga Theo, pria yang begitu mencintai Kirana.
Ataukah menjadi milik Anya, wanita yang tak kalah cantiknya pilihan keluarga Theo.
Ceritanya menjadi rumit saat Theo di pertemukan dengan wanita yang mirip dengan almarhum Anya di saat dia sudah bahagia bersama Kirana dan buah hati mereka.
Setelah tiga tahun Anya meninggal. Pertemuan Theo dengan wanita itu membuat semua yang awalnya baik-baik saja menjadi berantakan. Terlebih keadaan wanita itu yang membuat Theo merasa ada yang salah dari tewasnya Anya.
Apa yang terjadi sebenarnya??
Apa yang Theo lewatkan selama tiga tahun ini??
Lalu bagaimana nasib Kirana dan rumah tangganya saat di guncang badai??
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon santi.santi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Satu cara
Sudah sekitar sepuluh menit Theo tiba di rumah Anya. Tapi Theo tak kunjung mendekati Anya yang sejak tadi duduk di teras belakang. Dia hanya menatap wanita itu sejak tadi.
"Apa benar selama ini aku mencintainya??"
"Apa perasaanku yang kosong itu karena dia sudah tidak ada lagi di sampingku??"
"Wajahnya yang selau saja ada di pelupuk mataku, apa karena aku merindukannya??"
Theo menyentuh dadanya, dia sadar sejak pertama kali melihat Anya jantungnya selalu berdetak dengan kencang.
Tapi sekelebat omongan Zaky beberapa hari yang lalu membuat Theo membuang semua pikirannya itu.
"Benar kata Zaky, aku sudah mempunyai Kirana dan Azka. Aku tidak mungkin mengabaikan mereka hanya karena perasaanku yang belum tentu ini"
"Loh kok Den Theo masih di sini??" Suara Anik membuat Theo terkejut.
"Iya Mbak, ini mau ke sana"
Theo akhirnya melangkah mendekati wanita yang selalu mengganggu pikiran dan hatinya itu.
"Hay Anya??"
Anya yang entah sedang memikirkan apa sedikit tersentak karena suara Theo. Tidak biasanya dia tak mendengar langkah kaki mendekat ke arahnya.
"Kak??"
"Hemm, gimana kabarmu??" Theo langsung duduk di samping Anya.
Sikap Theo juga suara lembut pria itu tentu membuat Anya merasa canggung. Dulu selama dua tahun, pria yang kini duduk di sampingnya itu selalu saja bersikap dingin kepadanya.
"B-baik. Kamu kok udah di sini lagi?? G-imana sama anak kamu?? Udah baikan??"
Theo yang baru kali ini melihat wajah gugup Anya tentu saja mengulum senyum tipisnya.
"Tadi ada meeting penting jadi aku sudah berangkat pagi-pagi dari Jakarta. Azka juga sudah baikan. Kata dokter dia hanya demam biasa. Waktu itu Kirana panik karena Azka sampai mimisan jadi aku buru-buru pulang ke Jakarta"
Baru kali ini Theo bercerita kepada Anya tentang apa yang dilakukannya. Itu juga kalimat terpanjang Theo yang pria itu sampaikan dengan begitu hangat.
Sampai otak Anya sedikit tak bisa mencerna semua yang Theo katakan karena sikap Theo yang mendadak berubah itu. Bahkan beberapa hari yang lalu saja, Theo masih begitu dingin kepadanya.
"Syukurlah kalau sudah baik-baik saja"
Anya begitu terkejut saat Theo tiba-tiba menyentuh tangannya, hingga refleks Anya menarik tangannya dengan cepat.
"Maaf karena mengejutkan mu, aku hanya ingin memberimu ini"
Theo meletakkan serangkai Lily putih ke atas pangkuan Anya.
"Lily??" Gumam Anya setelah tangannya meraba apa yang di berikan Theo kepadanya itu.
"Hmm, bunga kesukaanmu kan??"
Anya tak menyahut namun meraih rangkaian bunga itu kemudian mendekatkan salah satunya ke wajahnya, menghirup aroma bunga kesukaannya itu. Meski bunga Lily tak seharum melati ataupun mawar, namun Anya sangat menyukainya.
"Kamu tau Anya, selama tiga tahun ini, hampir setiap minggu aku datang ke makam palsu kamu itu dengan bunga kesukaan kamu ini"
Anya langsung memalingkan wajahnya ke arah Theo. Dia seakan tak percaya dengan apa yang Theo katakan. Bukankah dari dulu pria itu tak pernah peduli kepadanya??
"Tapi ternyata, yang aku ajak bicara dan yang aku doakan itu entah pusara siapa. Lucu bukan??" Theo tersenyum miris mengingat kebodohannya.
"Maaf" Lirih Anya.
Biar bagaimana pun tetap dia yang bersalah di sini. Dia yang merencanakan semua itu. Dia yang membuat dirinya sendiri ingin di lupakan oleh semua orang.
"Sudahlah Anya. Mungkin memang benar alasan kamu itu semata-mata agar aku tidak bimbang memilih antara tanggung jawab atau cinta. Sekarang, yang bisa aku lakukan hanyalah berterimakasih kepadamu. Terimakasih banyak karena sudah menyelamatkan hidupku dengan mengorbankan seluruh hidupmu"
Anya kembali memalingkan wajahnya. Dia tak mau Theo melihat matanya yang mulai basah.
"Kalau tidak, sudah pasti aku akan memilih bertahan di sampingmu dan melepaskan Kirana. Jujur aku akan sulit untuk memilih di antara pilihan itu. Tapi terimakasih karena sudah membantuku menetapkan satu pilihan yang pasti"
Tes....
Air mata Anya yang baru saja keluar itu tampaknya tak di ijinkan untuk di lihat siapapun, karena Anya berhasil menyingkirkannya dengan begitu cepat.
"Terimakasih sudah memberiku kesempatan untuk hidup ke dua kalinya Anya. Kalau tidak ada kamu, mungkin aku sudah tidak ada lagi di dunia ini. Mungkin juga aku tidak sempat untuk memiliki keluarga kec..."
"Nggak usah berterimakasih terus Kak. Saat itu aku hanya mengikuti naluri ku saja saat melihat mobil kalian yang sudah ringsek tapi masih ingin di tabrak lagi. Tentu sebagai orang yang mengenal kalian begitu dekat, aku tidak berpikir panjang. Aku yakin kamu juga akan melakukan hal yang sama kalau ada di posisiku kan Kak??"
Entah mengapa Anya memotong ucapan Theo yang belum selesai sama sekali.
"Untuk kebohongan ku selama ini, aku juga minta maaf sama kamu. Dugaan kamu itu benar karena aku melakukan itu hanya untuk membuat kamu tidak merasa hutang budi. Aku juga minta maaf karena telah menyeret Om, Tante dan juga Kirana. Aku mohon sama kamu jangan salahkan mereka. Di sini aku yang meminta mereka membantuku dan menyembunyikan semuanya. Jadi tolong jangan marah sama mereka"
Theo memilih menatap lurus ke depan. Dia lebih memilih melihat bunga-bunga cantik yang ada di taman belakang rumah itu daripada melihat Anya yang berusaha menyembunyikan tangisannya.
"Aku memang sempat marah sama mereka. Aku marah sama Mama dan Papa bahkan sampai sekarang aku belum ketemu mereka lagi. Sama Kirana juga sempat marah karena sebagai istriku, dia tega ikut membohongiku. Aku marah karena aku jadi terlihat seperti orang bodoh di depan mereka. Selama tiga tahun Anya, tiga tahun mereka membiarkan aku tak tau apa-apa. Mereka semua tidak tau apa yang aku rasakan!!"
Suara Theo yang bergetar membuat air mata Anya kembali menggenang di pelupuk matanya.
"Jika dulu aku bisa bahagia atas pernikahan ku dan juga lahirnya buah hatiku karena menganggap kamu sudah tidak ada lagi di dunia ini. Lalu bagaimana sekarang Anya?? Gimana aku bisa bahagia kalau aku lihat keadaan kamu seperti ini??"
"M-maksud kamu Kak??"
"Dulu kamu membuat rencana ini agar aku bisa bahagia sama Kirana tanpa memikirkan kamu. Tapi sekarang, kamu ada di depan mataku Anya, apa menurut kamu, aku bisa bahagia??"
Anya terdiam, dia sudah berusaha sebisa mungkin agar Theo tidak mengingatnya lagi. Tapi kalau seperti ini jadinya, Anya tidak tau lagi harus bagaimana.
"Terus aku harus gimana Kak?? Aku sungguh menerima dengan ikhlas keadaan ku ini, tapi kalau keberadaan ku ini malah membuat kamu kembali merasa bersalah, haruskan aku pergi jauh lagi??"
"Bukan" Sergah Theo dengan cepat.
"Lalu apa yang harus aku lakukan?? Aku sungguh tidak papa Kak, jangan pikirkan keadaan ku ini, berbahagialah dengan keluarga kecil kamu seperti sebelum bertemu dengan ku"
"Cuma ada satu cara supaya semuanya kembali membaik seperti semula Anya"
"A-apa itu??" Anya menggenggam kedua tangannya. Seolah-olah dia tau apa yang di inginkan Theo itu.
"Lakukan operasi pada mata mu!!"
ditunggu cerita selanjutnya ,
bikin yg gadis bar bar strong gtu kak
dan kamulah Anya pemeran utama wanita dalam kehidupan Theo
awal cerita geregetan tapi enak dibaca sukses terus ya author ❤️
Dah end az ceritanya thor..kirain ada partny 2 ttg si kembar R..
aq ke mas Adit dan Anga sekarang..
brangcuuuut,😉😉
aq sedih,,koq ceritanya sdh END?
trus ni aq baca apa hayo thor?
thor plis buatin sequelnya dunk, kisa kehidupan anak2 mereka, sama anak2 sherina deh..
seru kayaknya🤭😉🤗
bisa2 malah jdi rebutan si kembar...🤭🤭🤭