Cahaya tidak memikirkan, Kalau ia akan terlambat di hari pertama kuliahnya, ia sudah terlatih di lingkungan keluarganya dan Karena rasa sosial yang ia miliki semenjak di latih sewaktu ia ikut anggota pramuka dan sosial bakti di SMA nya dulu.
Cahaya mendekati wanita yang seusia bunda nya itu yang mengalami kecelakaan berada di depan matanya. " Apakah Tante sendiri saja? " Tanyanya.
" Ya nak." Jawab wanita itu sambil meringis.
" Tante kenapa jadi begini...? " Tanya Cahaya merasa khawatir.
"Tadi Tante keserempet mobil, saat menyebrang ke Minimarket depan. Tapi orang nya sudah lari." Jawab wanita itu.
" Oh...! Kalau begitu, kita pesan Taxi ya Tan. Biar saya antar kerumah sakit." Ucap Cahaya.Dia pun menyetop sebuah Taxi yang kebetulan lewat.
" Ayok Tan saya bantu." Ucapnya sambil memapah wanita tersebut.
Itulah sedikit kisah seorang gadis lincah, cantik, supel, dan selalu suka menolong orang. Apakah kisah selanjutnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon husnel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Karena Terlalu Sayang
Setelah magrib. Sofyan datang bersama istrinya Denis. Denis membawa rantang. seolah akan piknik. dia tahu dari suaminya. kalau istrinya Abiyan tersebut mahasiswa mereka. Jadi berinisiatif untuk bawa makanan biar makan bersama gitu.
"Wah. kalian tahu saja ya. kita nggak banyak makanan di sini. maklumlah.." Ucap Abiyan sambil tersenyum.
Meraka saat ini sedang duduk santai di ruang tamu. Denis dan Cahaya menyiapkan makan bersama mereka.
"Maaf ya mbak. merepotkan." Cahaya merasa malu sekali. padahal dia bisa masak. hanya saja selalu di larang suaminya. alasan agar tidak lelah
"Nggak apa Ca. santai aja. kamu emang nggak bisa masak ya ?" Tanya Denis yang penasaran. karena ia melihat Cahaya yang cekatan menyusun semuanya. terlihat sekali wanita yang biasa mandiri.
"Bisa kah mbak. aku kan sering bantu bunda masak. Bunda kan jualan kue tradisional yang di titipkan ke warung. dan sekarang udah sampai ke minimarket gitu. di bantu orang sekitar bunda. Kalau dulu sih. kita berdua saja yang kerja. kadang ada di bantu ayah sih.he.he.." Tanya Cahaya mengingat hidupnya dulu.
"Jadi kamu bisa dong buat kue.?" Tanya Denis yang penasaran. Dan di anggukan Cahaya.
"Kapan-kapan waktu libur. aku ajarin mbak deh. Mudah-mudahan pas aku libur bunda juga nggak sibuk. jadi kita bareng buatnya. Seru Lo mbak.." Cahaya mengingat ia sama bundanya bekerja sambil bercanda. seperti sekarang.Tentu saja Denis senang.
"Waduh asyik sekali, sampai terdengar tawanya ke luar. Oh ya apakah sudah siap semua.?" Tanya Abiyan yang kepo mendengar tawa istrinya. Dia masuk untuk melihatnya.
"Udah Mas. udah siap. Yuk mbak Pak. eh Genta duduk sini dekat mbak." Ajak Cahaya.
Genta pun menurut. mereka duduk lesehan. karena meja makannya cukup ada empat kursi. jadi tidak cukup.
"Mbak..enak ya masakannya.?" Puji Cahaya saat menikmati makanannya.
"Ha. ha.. benar Cahaya. dari dulu saya nggak pernah bosan deh masakan Denis." Puji Sofyan bangga.
"Iya mbak Ica. kalau kita lagi makan ngumpul sama teman. eh pasti lauk aku di serbu teman. untung saja mama suka lebihkan kalau ada makan bersama teman." Jawab Genta semangat.
Abiyan yang melihat istrinya tersenyum senang. dia jadi senang juga. Abiyan takut istrinya merasa sedih.
"Berarti istri saya harus belajar banyak sama Denis kalau begitu." Ucap Abiyan membela istrinya. Abiyan tidak tahu kalau istrinya bisa masak. makanya ia minta mamanya selalu melebihkan untuk mereka juga.
"Wah. ternyata Mas Abi ini nggak tahu kalau istrinya bisa masak nih Mas. padahal istrinya jago Lo mas." Ucap Denis menatap suami dan Abiyan.
Abiyan tersenyum." Nggak apa mbak... Mas Abi kan memang belum pernah merasakan masakan aku. mungkin masakan aku tidak seenak masakan mama. he..he.. ya kan Mas." Jawab Cahaya mengedikan matanya pada suaminya.
"Bukan maksud Mas gitu sayang.." Abiyan merasa bersalah. seolah tadi ia memojokkan istrinya. Abiyan memegang tangan istrinya yang nganggur.
Cahaya melepaskan dengan lembut. " Santai aja kali Mas. Oh ya. Genta mau nambah nggak. Nih ada ayam rica-rica buatan Oma. mamanya Om Abi." Goda Cahaya pada Genta. Namun yang merasa masalah Abiyan.
Sofyan dan Denis merasa tidak enak. Meraka berdua merasa ada yang salah ternyata dalam pasangan baru di dekan mereka. "Seperti ada yang salah ya mas." Bisik Denis yang di anggukan Sofyan.
Abiyan hanya diam saja. ia tahu Sofyan dan Denis sedang menatapnya aneh. nanti ia harus bicara banyak dengan istrinya. dia telah salah menilai istrinya. Dan ia tidak ingin itu berlarut.
Setelah acara makan bersama tersebut. dan bincang-bincang ringan. Sofyan pun mengajak keluarganya pulang.
"Oh ya Ca kapan-kapan kamu pula yang datang ke rumah kami untuk makan bersama." Goda Denis. Karana suasana dari agar kaku. walau ada tawa.
"Aman tuh mbak. nanti aku pesan deh sama nih bocah." Canda Cahaya. sambil tertawa.
Abiyan di luar duluan dengan Sofyan. " Jangan biarkan berlarut. hanya Karana masalah kecil akan jadi besar." Nasehat Sofyan pada sahabatnya.
"Ok. Makasih sudah mengingatkan. Mungkin aku terlalu sayang.. jadi aku ingin dia tidak repot dan kelelahan karena urusan dapur." Keluh Abiyan yang kurang tahu masalah tersebut.
"Ha..ha.. susah juga kalau bucin." Ledek Sofyan. Abiyan pun menonjok lengan Sofyan dan di balasnya lagi.
"Loh kok papa sama Om Abi bertengkar.?" Tanya Genta heran saat melihat keduanya saling tonjok.
"Nih lagi latihan spring nih nak." Jawab Sofyan malah membuat Genta makin bingung.
"Sepiring nasi ya pa.?" Tanya Genta malah membuat semuanya tertawa. ha..ha .ha..
Genta makin bengong dengan kelakuan orang dewasa. dia cuek saja. dan lebih memilih jalan duluan meninggalkan mama papanya yang masih tertawa.
