* * *
Gadis cantik dengan mata teduh, hidung mancung dan kulit putih selembut sutra itu bernama Maria Shanna. Wanita berusia 22 tahun yang dulunya menjalani hidup bak seorang putri ...
Namun, dalam sehari gelarnya berubah menjadi Mommy, Daddy dan juga kakak untuk kedua adiknya. karena kedua orang tuanya meninggal akibat kecelakaan tragis.
Shanna yang saat itu masih duduk dibangku SMA kelas dua dipaksa kuat untuk menjadi sandaran bagi adik-adiknya.
Kehidupan Shanna dan kedua adiknya berubah 360 derajat ...
Hingga empat tahun berlalu, Shanna akhirnya bertemu pria bernama Dave Abraham, seorang CEO dan juga ketua mafia.
Pria dingin dan angkuh yang memintanya menjadi istrinya karena kesalahan yang mereka lakukukan membuahkan hasil ...
Tanpa Shanna ketahui, Dave menikahinya hanya untuk mendapatkan hak atas bayi yang dikandungnya ...
Bagaimana kelanjutan kisahnya?
Mampukah Shanna membuat Dave bertekuk lutut di hadapannya?
* * *
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sgt, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
26
"Menikah? Kau sangat ingin menjadi nyonya Abraham?" Ejek Dave dengan seringai tipis diwajahnya, pria itu berbicara tepat di depan wajah Shanna.
"aku hamil, kumohon nikahi aku." Shanna menutup matanya, mengepalkan tangannya dan perlahan mulai duduk bersimpuh dihadapan Dave.
Ia akan melakukan apapun demi kebaikan bayi dan adik adiknya.
"kau daddy nya. Kumohon, setidaknya pikirkan lah bayi ini." Lirihnya lagi memegangi perutnya.
Sementara Dave, pria itu merasakan desiran aneh dihatinya, Ia diam terpaku, mendengar kata Daddy yang ditujukan untuknya membuat jantungnya berdetak lebih cepat.
"Kumohon." Shanna terus memohon.
Dave berbalik, kembali berdiri membelakangi Shanna, ia membiarkan Shanna yang masih terus bersimpuh.
"aku tidak perlu menikahimu!" tegasnya, berfikir ini bukanlah hal yang harus diselesaikan dengan pernikahan.
"kumohon, menikahlah denganku." Shanna putus asa, tidak tau apa yang harus ia katakan, ia hanya membutuhkan pernikahan agar bisa melahirkan bayinya dan bisa menghadapi adik-adiknya tanpa rasa malu.
"kau tau nona Shanna? kau sangat menggelikan, kau menggunakan alasan kehamilanmu agar bisa menjadi nyonya Abraham. Kau fikir bisa menipuku?" Dave kembali mendekati Shanna dan berjongkok didepan wanita itu.
Shanna menggeleng pelan, air mata mulai menggenangi mata teduh itu, ia mendongakkan wajah kearah Dave yang perlahan kembali berdiri begitu angkuh.
Pria itu bahkan tak tersentuh melihat wanita yang tengah hamil akannya bersimpuh dikakinya.
"bawa cek itu, ambil berapapun yang kau inginkan. Aku akan memikirkan langkah apa yang akan kuambil nanti, tentu saja tidak dengan menikahimu." tunjuknya pada cek yang sudah ia siapkan sebelum Shanna masuk
"Dan, apa kau yakin itu anakku? Bukankan kah kau tidak sudi memiliki bayi dari penjahat sepertiku nona Shanna?" Ucapan yang membuat dada Shanna bergemuruh, ia sangat marah, tidak terima anak anaknya dihina.
Plaaaaaaak ...
Tamparan keras menyambar wajah tampan yang dilapisi bulu halus itu.
"dengar baik-baik tuan Dave Abraham, aku bukan wanita murahan, aku yakin kau lebih tau itu." ucapnya mengingatkan bahwa pria itulah yang pertama kali menyentuhnya.
"dan, jangan pernah menghina bayi-bayiku dengan mulut kotormu itu. Apa kau tau? Kau adalah Daddy terburuk yang pernah ada." Shanna membalas tatapan Dave dengan penuh amarah, rasa takut dan panik sirna begitu saja, tidak ada seorangpun yang boleh menghina bayi dan adik-adiknya.
"kau fikir aku mau mengandung bayi dari benihmu? Aku lebih memilih pria miskin tak punya apapun daripada memiliki bayi dari pria menjijikkan sepertimu tuan Dave Abraham."
"Aku pastikan kau tidak akan pernah melihat mereka walau hanya seujung kuku." Shanna berbalik ingin segera pergi dari neraka itu, namun tangannya dicekal sangat erat.
"kau tidak akan bisa melakukannya, bukankah kau tau siapa aku Shanna?"
"aku, DAVE ABRAHAM. Akan kupastikan kau tidak bisa memiliki sedikitpun atas anakku ini walau hanya seujung kuku." Ucap Dave penuh tekanan, ia menyentuh perut rata itu dengan satu tangannya masih mencengkram erat lengan Shanna.
"Kau akan menjadi mommy terburuk yang pernah ada!" Ucapan itu menghujam memenuhi dada wanita hamil itu, seketika ia merasa takut, tatapan Dave mengisyaratkan kesungguhan.
Sementara Dave, ia merasakan gelayar aneh begitu tangannya menyentuh perut Shanna. Seperti sebuah oase yang begitu menenangkan, kehangatan memenuhi dadanya, cengkramannya perlahan terlepas, membuat Shanna memiliki kesempatan untuk pergi dari pria itu.
Shanna berbalik, berjalan keluar lalu berhenti tepat disamping meja kecil dimana cek yang ditunjuk Dave tadi berada.
Tanpa pikir panjang ia menyambar cek itu. Ia akan mengambil uang sebanyak banyaknya dan pergi dari negara ini, hanya itu yang terfikir olehnya.
"Jangan harap kau bisa lari dariku, apalagi dengan membawa keturunan Abraham, aku pastikan akan menemukanmu hingga kelubang semut pun."
Langkah nya terhenti beberapa saat mendengarkan ancaman dari bibir Dave, tubuhnya bergetar, ia menyesali keputusannya menemui daddy dari bayinya itu.
Ia berbalik menghadap kearah Dave lagi. "kau mengancamku tuan? Kau fikir aku takut padamu? Heeeh..." Shanna terkekeh, berusaha menyembunyikan rasa takutnya, wanita itu bernar benar cocok menjadi aktris.
"Jika tidak ada pernikahan maka tidak akan ada bayi yang lahir. Bayi ini milikku, itu artinya hanya aku yang berhak menentukan langkah apa yang harus diambil."
Shanna balik mengancam ia yakin Dave tidak akan pernah menikahinya, tetapi ia juga menyadari satu hal bahwa Dave menginginkan bayi itu, Shanna berfikir lebih baik membuat Dave mengira bahwa ia telah menggugurkan bayinya.
Kali ini wanita itu harus melakukan rencana baru, tidak lagi meminta Dave menikahinya, ia tidak ingin berpisah dari anaknya, apalagi menjadi mommy terburuk.
Ia benar-benar menyesal telah menemui Dave, tidak menyangka keputusannya justru berimbas padanya yang kemungkinan besar akan dipisahkan dari bayi yang sedang dikandungnya.
"Apa maksudmu." Dave berteriak, ia membentak Shanna. "berhenti Shanna," Berusaha menghentikan Shanna yang telah berlalu keluar dari ruangannya.
Dave tidak mengejar sampai keluar karena tidak ingin mengundang perhatian para karyawan.
* * *
"Keruanganku sekarang juga. Sekarang." perintahnya pada Mike dibalik telepon, dengan gerakan cepat pria itu menghubungi asistennya. Bahkan tidak memberikan waktu pada Mike untuk membantah.
* * *
"Ada apa Dave?" Dalam hitungan detik Mike telah berada di ruangan boss nya itu.
ia meninggalkan pekerjaan menumpuk dan berlari menemui Dave, untung saja ruangan keduanya berhadapan.
"Tempatkan pengawal di sekitar Shanna, laporkan segala gerak geriknya padaku setiap waktu, jangan melewatkan apapun bahkan saat ia tidur."
"Berikan seluruh informasi tentangnya, semuanya tanpa terkecuali, aku tunggu dalam satu jam." ucapnya tanpa jeda.
"Lakukan sekarang." bentaknya saat melihat Mike hanya diam saja.
"katakan ada apa, apa yang terjadi." Mike bingung melihat sikap aneh Dave.
"wanita itu hamil, Shanna hamil anakku."
"Whaaat?" Mike melongo, matanya membulat.
"Lakukan semua perintahku sekarang juga." Dave kembali berteriak.
Tak mampu berkata apapun lagi, Mike bergegas keluar untuk melaksanakan perintah Dave, menyimpan seluruh pertanyaan yang menumpuk dikepalanya.
segera menghubungi Jack dan pergi menuju markas, tempat mereka melukukan segala aktifitas dalam menyelidiki apapun, termasuk mengeksekusi musuh musuh yang tertangkap.
* * *
satu jam berlalu ...
seperti perintah bosnya, Mike tiba tepat waktu. Ia masuk ke raungan Dave, membulatkan matanya begitu melihat penampilan Dave yang sangat berantakan.
Pria itu kembali meminum alkohol setelah terakhir kali dua bulan lalu meminumnya. Ia terlihat duduk disofa dengan kedua tangannya memegangi kepala yang bertumpu pada paha.
Rambut acak acakan, dasi berserakan dilantai beserta barang barang lain, kancing kemeja terbuka hampir seluruhnya hingga menampakkan pahatan roti sobek yang akan membuat air liur wanita manapun pasti meleleh begitu melihatnya.
"Katakan."
"Kau mabuk Dave, kita lanjutkan setelah kau sadar, ini bukan hal yang bisa kau hadapi dengan keadaan seperti ini." Mike berkata malas, ia sangat tidak suka dengan kelakuan Dave yang selalu seperti ini jika berhadapan dengan masalah.
Tidak ingin membuat keributan Dave berdiri dan masuk kedalam kamar pribadinya, memilih membersihkan tubuh kemudian masuk kedalam kamar mandi, menyalakan shower dan berdiri dibawah guyuran air tanpa melepaskan pakaiannya..
ia menutup mata, mengepalkan tangannya menahan amarah yang memburu didada, ia tidak terima dengan perkataan Shanna yang tidak sudi mengandung benihnya.
Sejak kepergian wanita itu telinganya terus berngiang mengingat Shanna yang secara tidak langsung mengatakan akan menggugurkan kandungannya.
"Aaaaaaaaarrrrkkkk." Pria itu mengerang berteriak.
"aku akan membunuhmu jika berani menyakiti keturunanku Shanna." Melayangkan kepalan tangannya pada kaca yang berada dikamar mandi.
hampir tiga puluh menit berlalu ....
Dave terlihat keluar dari kamar pribadinya dengan penampilan yang jauh lebih baik dari sebelumnya.
Tidak ada lagi botol minuman dan barang barang yang beeserakan diruangan itu.
Dave melangkah mendekati Mike yang sejak tadi masih setia menunggunya, ia duduk tak jauh dari tempat asistennya itu duduk.
*
*
semoga dilancarkan segala urusannya...
ditunggu bab selanjutnya...
di tunggu kelanjutan karya terimakasih