Mengejar Cinta Yang Ditinggalkan

Elia sangat bosan mendengarkan Reyhan yang sedang membahas bisnis dengan Mr Smith tak kunjung ada habisnya. Saat melihat Reyhan mulai lengah melepaskan pegangan tangannya, Elia mulai berjalan pelan pelan meninggalkan Reyhan untuk menuju meja perjamuan. Perutnya sudah tidak bisa di tolerir lagi, berdendang bernyanyi dan berteriak teriak untuk di isi.

Elia melihat meja perjamuan penuh dengan makanan yang sangat menggiurkan, air liurnya seakan menetes saat menatap berbagai menu pilihan.

Elia mengambil dua buah Falscher hase, lidahnya sudah tak sabar memakan daging cincang yang begitu menggoda, dia mencari meja yang kursinya kosong, lalu berjalan kearahnya tanpa memperhatikan orang di sekitarannya.

Elia segera melahap daging sapi cincang itu, ia mamasukan dalam mulut dengan potongan yang besar, sehingga terlihat mulutnya penuh.

" Seperti orang tak makan tujuh hari saja kamu El, sampai tak memperhatikan ada orang yang menyapamu. " protes Rabel, karena dia melambaikan tangan namun diabaikan, Elia berjalan melewati dirinya begitu saja.

" Sedang apa kamu di sini Rabel? " tanya Elia masih terus memakan hidangan yang ia ambil tadi.

" Paman Smith adalah pamanku. Jadi aku di sini ikut merayakan kebahagiaan nya. " jawab Rabel

" Ternyata dunia sangat sempit ya. " jawab Elia masih sibuk memasukan makanan ke dalam mulutnya.

" Apa kamu benar benar tak di kasih makan suamimu, kenapa seperti orang yang sangat kelaparan begitu El? " tanya Rabel heran, karena sebelumnya Elia tak seperti itu saat makan.

" Haha... Kamu benar, kak Reyhan tak memberiku makan hari ini. Dia sibuk dengan bisnisnya. " jawab Elia

Reyhan mencari cari istrinya yang kabur begitu saja. Di lihatnya Elia sedang tertawa bersama seorang lelaki, panas hati Reyhan saat mengetahui siapa laki laki itu. Dengan langkah lebar dia mendekati meja tempat Elia sedang makan.

Reyhan menatap sadis Rabel, mengisyaratkan kebencian yang mendalam. Sedang Rabel biasa saja, tak menghiraukan Reyhan yang menatapnya, ia masih bisa tersenyum menatap mulut Elia yang penuh dengan makanan. Rabel sangat menyukai sikap Elia yang biasa tanpa di tutupi. Jika ia lapar ia akan makan, jika kenyang ia tak akan makan, Elia tak seperti wanita wanita kebanyakan, gengsi untuk makan pada acara-acara seperti ini.

" Apa kamu tak punya kerjaan menatap istri orang seperti itu? " kata Reyhan dengan ketus

" Tidak ! " jawab Rabel masih terus menatap Elia

" Apa tidak ada wanita lain, selain istriku yang harus kamu tatap seperti itu? " kata Reyhan mulai emosi

" Tidak. " jawab Rabel

Elia menatap Reyhan yang sudah siap menerkam Rabel, wajah merah padam mendengar jawaban Rabel yang sangat berani menentangnya.

" Rabel, jangan menggoda suamiku ! Dia memangsamu hidup hidup jika kamu menetangnya seperti itu. " kata Elia masih dengan makan. Elia tak rela meninggalkan makanannya untuk melerai suami dan temannya bertengkar.

" Aku justru heran denganmu Elia, kenapa kamu mau menikah dengan lelaki tempramen seperti ini? " kata Rabel

" Karena dia tampan. " jawab Elia santai

" Hanya karena tampan? Aku bahkan lebih tampan dari dirinya. Lihatlah wajahku jauh lebih terawat. " kata Rabel percaya diri

" Apa katamu, wajah seperti pantat bayi seperti itu, kamu berani sama kan dengan wajah tampanku? " Reyhan sudah ancang ancang mau memukul Rabel.

Elia justru menatap keduanya dengan tersenyum dan asyik makan.

" Apa kalian sedang memperebutkan aku ? Senang sekali diriku. Seperti sedang menyaksikan dua pangeran tampan sedang memperebutkan Cinderella.... " kata Elia terseyum semanis mungkin.

Seketika Reyhan menghentikan langkahnya ia berbalik menghampiri istrinya.

" Kamu berani katakan dia tampan? " kata Reyhan menatap wajah Elia dengan sangat dekat.

Elia menutup mulutnya dengan telapak tangannya dan menggelengkan kepalanya.

" Emmt... maksudku kamu lebih tampan dari Rabel. Bukan Rabel tidak setampan dirimu sayang. Lihatlah bulu halus di wajahmu. " kata Elia dengan membelai pipi suaminya

" Membuatku semakin bergairah. " bisik Elia di telinga Reyhan agar tak ada yang mendengar selain suaminya. Sebenarnya Elia sangat malu bicara seperti itu, namun itu cara pamungkasnya untuk menghilangkan emosi Reyhan, dan benar pemikiran Elia, caranya benar benar ampuh, seketika ada pelangi di wajah Reyhan, seulas senyum manis mengembang di wajah suaminya.

" Benarkah? " tanya Reyhan

Elia menganggukan kepala dan mengerucutkan bibirnya seolah memberi ciuman jauh.

Reyhan yang melihat tingkah istrinya semakin gemas, ingin dia mencium bibir Elia saat itu juga, namun Elia justru menyuapkan satu potong daging sapi cincang yang sudah ia potong, untuk menghentikan aksi Reyhan.

Keduanya saling tersenyum dan sesekali Elia menyuapi Reyhan dengan sendok yang sama, tanpa rasa jijik Reyhan memakan setiap suapan yang di suapkan istrinya. Reyhan seolah lupa jika tadi dirinya sedang ingin menerkam seseorang, karena saat ini yang ia rasakan adalah kebahagiaan yang sedang menyelimuti hatinya. Elia bahkan tanpa malu malu mengelap kotoran di pinggir mulut Reyhan dengan jarinya dan memakannya.

Rabel menatap keduanya yang tak menganggap kehadiran dirinya diantara mereka dengan senyum getir. Seseorang yang ia kejar sejak dulu, tak pernah menganggap serius perasaan nya. Mungkin karena Rabel seorang yang santai dan humoris, jadi Elia hanya menganggap sebagai candaan saja. Padahal Rabel sangat serius dalam menjaga cintanya.

Rabel selalu ingin membuat Elia bahagia, walau Elia lebih memilih Sean saat itu, dan sekarang Ia pun harus mundur kembali karena Elia lebih memilih Reyhan saat ini. Perlahan Rabel pergi meninggalkan keduanya tang saling memperlihatkan perhatian satu sama lain.

" Bruk....! "

" Maaf.... Aku tidak melihatnya. " kata wanita cantik, yang berpura pura menabrak Rabel. Sebenarnya Rabel tau jika ini hanya tak tik wanita itu agar bisa dekat dengan nya, karena sedari tadi wanita itu terus memperhatikan dirinya. Dan Rabel yang tak ingin membuat wanita itu kecewa pun mengajak berkenalan dan berbincang untuk menghilangkan rasa sesak di dadanya karena melihat kedekatan Elia dan Reyhan. Walau sesekali Rabel masih mencuri pandang Elia, ia berharap Elia juga menatapnya sekali saja. Namun hasilnya nihil karena Elia seolah hidup dengan Reyhan saja, tak menghiraukan orang di sekitaran mereka yang memperhatikan.

Elia menatap Reyhan intens, ia tak pernah menyangka jika suaminya bisa sangat menjaga dirinya. Bahkan tak rela satu laki laki pun berdekatan dengan nya, padahal dulu ia adalah gadis yang di selingkuhi tunangannya dan orang yang di hadapannya ini adalah laki laki yang sudah menghancurkan masa depan nya. Namun berkat keberaniannya, semangatnya, Elia mampu membuat Reyhan terhipnotis ingin memiliki Elia seutuhnya.

Sebuah Takdir akan berubah jika kita sendirilah yang mengubahnya. Dengan sebuah kenyakinan, harapan dan doa, semua akan menjadi nyata seperti apa yang kita impikan. Sebuah asa dan cita cita akan terwujud jika kita meraihnya. Seperti Elia yang memiliki asa mengubah nasibnya, dari teraniaya menjadi idola, dari korban jadi tersangka. Itu semua karena tekad dan keyakinan yang ia kumpulkan.

Terima Kasih sudah menemani Author sampai di episode ini. Kira kira Elia semakin bahagia dengan Reyhan atau patah hati karena Reyhan nantinya ya.... 🤔🤔🤔

Tulis pendapat kalian di kolom komentar ya... Supaya bisa buat pertimbangan imajinasi ngawur Author ya... Love You All....😘😘😘

JANGAN LUPA LIKE AND FLOWER YA.... ❤️❤️❤️