NovelToon NovelToon
LIHAT AKU, GUS!

LIHAT AKU, GUS!

Status: tamat
Genre:Tamat / Nikahmuda / Cinta Paksa / Beda Usia / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:1.8M
Nilai: 4.8
Nama Author: mama reni

Gus Shabir merasa sangat bahagia saat ayah Anin datang dengan ajakan ta'aruf sebab dia dan Anin sudah sama-sama saling menyukai dalam diam. Sebagai tradisi keluarga di mana keluarga mempelai tidak boleh bertemu, Gus Shabir harus menerima saat mempelai wanita yang dimaksud bukanlah Anin, melainkan Hana yang merupakan adik dari ayah Anin.

Anin sendiri tidak bisa berbuat banyak saat ia melihat pria yang dia cintai kini mengucap akad dengan wanita lain. Dia merasa terluka, tetapi berusaha menutupi semuanya dalam diam.

Merasa bahwa Gus Shabir dan Anin berbeda, Hana akhirnya mengetahui bahwa Gus Shabir dan Anin saling mencintai.

Lantas siapakah yang akan mengalah nanti, sedangkan keduanya adalah wanita dengan akhlak dan sikap yang baik?

"Aku ikhlaskan Gus Shabir menjadi suamimu. Akan kuminta kepada Allah agar menutup perasaanku padanya."~ Anin

"Seberapa kuat aku berdoa kepada langit untuk melunakkan hati suamiku ... jika bukan doaku yang menjadi pemenangnya, aku bisa apa, Anin?"~Hana

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mama reni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab Dua Puluh Enam

Dengan langkah malas Hana mengikuti Gus Shabir yang telah berdiri dan menghampiri Ghibran. Abangnya itu tampak terkejut melihat kehadiran adik dan suaminya. Terutama Anin, tampak sekali keterkejutan di wajah cantiknya.

"Selamat malam, Bang," sapa Gus Shabir dengan menyalami Ghibran.

Hana juga menyalami Abang beserta istrinya Aisha. Saat akan menyalami Anin, dia sempat berhenti sejenak. Gadis itu yang melihat keraguan pada sang aunty lalu berinisiatif menyalami dan mencium tangannya. Keduanya tampak sangat canggung.

"Kebetulan sekali bertemu di sini. Kenapa Abang tak mengabari jika ada di kota ini?" tanya Gus Shabir.

"Kami hanya mampir sebentar. Ada keperluan kuliah Anin yang sedang di urus," jawab Ghibran.

Sebenarnya Ghibran tak tahu jika Hana dan Gus Shabir telah pindah ke kota ini. Adiknya tidak pernah mengabari apa pun mengenai kehidupan rumah tangganya.

Namun, Ghibran tak mungkin berterus terang. Takut akan membuat Hana semakin menjauh darinya. Mereka hanya sekedar bertanya kabar kesehatan saja jika bertelepon.

"Kamu kelihatan lebih gemuk, Hana. Tambah cantik," ucap Aisha. Dari sudut matanya tampak air menetes. Wanita itu begitu bahagianya bertemu dengan adik ipar yang telah dianggap seperti anaknya. Bahkan dia sering memberikan ASI nya untuk Hana saat kecil.

"Alhamdulillah, mungkin karena aku saat ini sedang mengandung anaknya Mas Shabir," ucap Hana.

Hana mengucapkan itu agar Anin tahu jika dirinya dan Gus Shabir selama ini baik-baik saja. Hubungan mereka telah jauh dan telah sama seperti pasangan suami istri lainnya.

"Alhamdulillah, Sayang," ucap Aisha terlihat sangat bahagia. Dia lalu memeluk tubuh adik iparnya. Akhirnya air mata itu jatuh membasahi pipi.

Aisha merasa bahagia mendengar kehamilan Hana. Dengan kabar itu berarti dia tahu rumah tangga adik iparnya baik-baik saja. Anin menarik napas dalam. Tampaknya dia kurang nyaman berada di tengah mereka.

"Selamat Aunty. Semoga sehat hingga lahiran," ucap Anin. Dia kembali mengulurkan tangannya.

"Terima kasih," jawab Hana.

"Bagaimana kuliah kamu, Anin?" tanya Gus Shabir. Pertanyaan pria itu membuat dia menjadi pusat perhatian Hana, Ghibran dan Aisha. Tampak keterkejutan dari wajah ketiganya.

"Alhamdulillah lancar, Om. Maaf semuanya aku pamit. Ada yang ingin aku kerjakan," ucap Anin.

Pandangan Hana saat Gus Shabir bertanya membuat Anin merasa tak nyaman. Dia juga tak ingin gara-gara pertanyaan pria itu, aunty-nya jadi tambah membencinya.

Anin berjalan meninggalkan keempat orang itu. Dia pergi berjalan menuju pantai. Menyusuri sepanjang tepian pantai dengan kaki telanjang.

Gus Shabir tampak melirik ke arah Anin berjalan. Hal itu membuat Hana kurang suka. Dia lalu ikutan pamit dari Abang dan kakak iparnya.

"Mas, sebaiknya kita pulang saja," ucap Hana yang membuat keterkejutan bagi Gus Shabir. Mereka baru saja sampai dan belum memesan makanan.

"Tapi ...."

"Kepalaku pusing, Mas," ucap Hana memotong ucapan sang suami.

"Shabir, sebaiknya bawa Hana pulang segera. Wanita hamil muda itu biasanya memang sering pusing," ucap Aisha. Dia tahu jika adik iparnya itu kurang nyaman dengan pertemuan mereka ini.

"Baiklah, Kak. Maaf jika kami harus pamit sekarang."

Gus Shabir lalu menyalami Abang iparnya. Diikuti Hana. Ghibran memeluk adiknya saat mereka bersalaman. Tampak kerinduan yang mendalam dari dirinya. Begitu juga Aisha, dia memeluk adik iparnya itu, saat Hana bersalaman.

"Jaga kesehatan kamu, Hana. Jangan banyak pikiran, jangan bekerja hingga lelah, minum vitamin dan istirahat cukup. Mungkin hamil muda ini kamu akan mengalami ngidam. Jika ada kesulitan dan ada yang ingin kamu tanyakan segera hubungi kakak," ucap Aisha.

"Baik, Kak. Mas dengar apa kata Kak Aisha, aku tak boleh banyak pikiran," ucap Hana sedikit ketus agar sang suami mengerti. Gus Shabir hanya tersenyum menanggapi ucapan sang istri.

Aisha lalu mengambil sesuatu dari dalam tasnya. Sepertinya amplop yang cukup tebal. Dia lalu memberikan pada Hana. Enam bulan belakangan ini mereka tak bisa mengirim uang karena Hana telah membekukan rekeningnya.

"Ini untuk beli susu kamu. Ibu hamil itu harus banyak minum susu," ucap Aisha dan memberikan amplop itu ke tangan Hana. Tapi di luar dugaan, dia menolaknya.

"Tak perlu, Kak. Mas Shabir memberikan nafkah yang cukup untukku," tolak Hana. Wanita itu menarik napas. Sepertinya dia sulit mengucapkan itu tadi. Namun, dia harus mengatakan karena tak mau mengambil uang Ghibran lagi. Bukankah dia yang telah mengatakan jika tak butuh bantuan lagi. Padahal hatinya berat melakukan semua itu.

Hana tahu, apa yang dia lakukan saat ini sangat melukai hati Abang dan kakak iparnya. Dia juga sangat terluka. Dia sebenarnya sangat menderita karena harus menahan rindu pada mereka.

"Aku tahu Gus Shabir pasti bisa memenuhi kebutuhan kamu, Hana. Ini aku beri hanya untuk tambahan. Bisa juga untuk kamu simpan. Aku harap kamu jangan menolaknya. Kami ikhlas memberinya," ujar Aisha.

Gus Shabir yang tak tahu ada apa dengan mereka menatap penuh tanda tanya. Selama ini setiap dia tanya kenapa Hana tak pernah lagi mengunjungi sang Abang, sang istri selalu menjawab jika Abangnya sibuk mengurusi bisnis dan sering ke luar kota.

Pria itu percaya dengan apa yang istrinya katakan, karena dia pernah melihat Hana dan Ghibran sedang bertelepon. Jadi dia pikir memang abang iparnya itu sedang sibuk.

"Terima kasih, Kak. Jika aku sukses, akan aku balas semua kebaikan kalian berdua. Maaf, aku tak bisa berlama-lama bersama Abang dan Kakak. Sampaikan salamku untuk Anin. Semoga kuliahnya lancar dan cepat mendapat gelar dokter," ucap Hana.

Aisha kembali memeluk adik iparnya itu. Jika saja hubungan mereka sedang baik, pasti dia akan meminta wanita itu tinggal dengannya selama hamil muda agar dia bisa menjaganya.

Setelah cukup lama, Aisha melerai pelukannya. Hana mengerjapkan matanya agar air mata tak tumpah. Dia sebenarnya ingin lebih lama lagi bersama abang dan kakak iparnya yang telah seperti orang tua baginya.

Dia harus menahan perasaan rindunya. Dia takut jika lebih lama lagi bersama mereka, pertahanannya runtuh. Dia pasti ingin ikut pulang dengan mereka.

Hana berjalan cepat meninggalkan Ghibran dan Aisha. Dari tempatnya berdiri Anin memperhatikan kepergian aunty-nya. Ingin rasanya mengejar dan kembali memeluknya. Delapan belas tahun mereka selalu barsama, bukan hal mudah untuk melupakan kebersamaan itu.

"Aku kangen Aunty, aku kangen pijatanmu, candaan mu, cerewet mu, dan semua tentangmu. Apakah kita akan bisa bersama lagi seperti dulu," gumam Anin dalam hatinya.

Entah ikatan batin atau karena mereka yang saling merindu, Hana memandang ke arah Anin sebelum masuk ke mobil. Pandangan mereka bertemu. Hana menatap ponakannya itu dengan menahan air mata. Rasanya ingin berlari ke tempat gadis itu berdiri dan memeluknya erat, melepaskan kerinduan.

...----------------...

1
Titee Hidayah
menarik dan menguras air mata
Hanna Maryam
dari awal emang salah sendiri 😒
Titien Muliasari
Luar biasa
muaww
ini pemeran utama siapa si
Cha Cha
dan akhirnya gus itu tidak juga melihatku, pusing kepalaku😁😁😁
Puji Rahayu
kurang komunikasi
kurang slg memahami
gk da manusia yg sempurna
tp cinta yg menyempurnakan.
bukan cr siapa yg salah di sini
tp jln keluar bgaimna mmpertahankan pernikahan itu sendiri.
Anisya Lestari
good job Hana
Anisya Lestari
masih heran sama yang komen jika Hana itu egois ,playing victim ,iri ,dengki.
Coba lebih memahami dari bab" sebleumnya , Anin bilang kalau kasih sayang aisha trhdp Anin dan Hana itu sama ,jika Anin dibelikan mainan maka Hana pun turut dibelikan.memang dalam hal materi oleh Gibran dan Aisha mereka tidak membedakan ,tetapi dalam hal kasih sayang mereka tetap membedakan ,bahkan Syifa juga pernah bilang kalau dia lebih sayang Anin drpda Hana .Nah poiinnya adalah kenapa Hana bersikap seperti itu terhadap Anin ,karena dia belum pernah merasakan kasih sayang yang begitu besar dari orang terdekatnya .Jadi wajar saja semenjak dia menikah dia mempertahankan suaminya karena hanya dia yang memiliki ikatan paling dekat dengan Hana . Hana hanya ingin ada seseorang yang mencintai ,menyayanginya dengan besarnya ,maka dari itu dia mepertahnkan suaminya .
Dian Ayu: jelek ceritanya
nonamanizzzzz: betullk
total 4 replies
Anisya Lestari
Gibran bertanya kpd sabhir perihal persaan yang sebenarnya ,jelaslah Hana tersinggung ,sebagai istri yang jelas dia tau jika suaminya belum menerimanya/ mencintainya ,wajar saja jika Hana marah .
Hana memiliki trauma akan dkucilkan oleh orang" disekitarnya .
Anisya Lestari
kenapa banyak yang menyalahkan Hana disini ,padahal Hana disinipun juga korban,bukan aku lebih condong kehana ,tapi kalau dilihat Anin banyak yang memeluk dia ketika dia ada masalh ,sedangkan Hana dia tidak bisa memeluk siapa" ,dia hanya bisa memendam semuanya ...
nonamanizzzzz: jdi emosi sya
nonamanizzzzz: betulll
total 2 replies
Anisya Lestari
Hana itu sebenarnya dia kesepian,merasa tidak ada yang menganggap dirinya ,karena sedari kecil di lingkungan keluarga besarnya Hana memang dianggap sebelah mata dikarenakan kesalahn ibunya ,Hana bersikap seperti itu kepada Anin karena dia sudah sangat lelah dengan semuanya ,dia hanya ingin cinta ,dan kasih sayang dari seseorang yang dia cinta / sayang ,Hana itu rindu akan kasih sayang seorang ibu yg belum pernah dia rasakan .
Jihan Juniara Syani
Luar biasa
Kadek Bella
lanjut thoor
Nafisa Aprilia
Luar biasa
Nafisa Aprilia
Lumayan
Tiur Lina
anaknya ya kasih ke keluarga suaminya
Tiur Lina
sebenarnya Shabir nggak bisa disalahkan sepenuhnya.. perasaan kan nggak bisa dipaksakan.
yang melamar kan Hana duluan 😃
Tiur Lina
si Hana baper banget.. malas liatnya.
Tiur Lina
lebih baik di cintai dari pada mencintai.
Wiedya Stuti
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!