Suatu malam, Kaila datang ke pesta kelulusan angkatan seniornya. Mantan kekasihnya, Hansel, laki-laki biasa yang mencampakkan dirinya begitu saja itu juga merupakan salah satu mahasiswa angkatan akhir. Hansel tiba-tiba diberikan minuman yang sudah diobati, oleh salah satu mahasiswi yang sudah mengincar cintanya. Naas, Hansel malah melampiaskan efek obat tersebut kepada Kaila. Sialnya lagi, malam itu juga, Hansel harus pergi meninggalkan Indonesia untuk melanjutkan bisnis keluarganya.
Bagaimanakah masa depan Kaila selanjutnya?
Apakah Hansel akan kembali, ataukah ada laki-laki lain yang akan menerima masa lalu Kaila?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Beby_Rexy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 14 Ancaman Mika
Didalam ruangan Presdir, dengan segera Kaila meletakkan gelas kopi beserta alas gelasnya. Dari awal Kaila masuk keruangan, Hansel tidak pernah melepas pandangannya dalam memindai tubuh Kaila. Bagi Hansel, Kaila sangat berbeda dari dahulu, memandang wajahnya yang sekarang membuatnya ingin memandang terus seakan lupa bagaimana wajah Kaila yang dulu. Apalagi melihat ke bagian dadanya, padahal kemeja yang Kaila kenakan sangat longgar tapi tampak menggoda bagi Hansel. Dasar mesum.
Tidak lupa, Kaila juga membuatkan satu untuk Dika. Kaila pun berjalan kearah dimana Dika duduk lalu meletakkan kopi di atas mejanya.
Melihat itu, Hansel jadi tidak suka. Kan dia yang minta dibuatkan. Kenapa Dika juga dapat.
“Terima kasih Kaila,” kata Dika pada Kaila yang hanya menganggukkan kepala. Lalu, Dika melirik Hansel. Hansel balas menatapnya tajam. Membuat Dika tersenyum. Sedangkan Kaila tidak tahu menahu dengan dua orang yang saling melirik itu.
Setelah itu, Kaila berdiri di depan meja Hansel.
“Anda butuh sesuatu lagi, Tuan?” tanya Kaila, sambil menundukkan kepala.
“Tidak, terima kasih,” jawab Hansel ketus. Kaila lantas membalikkan badan ingin segera keluar. Tapi terhenti karena pertanyaan dari Hansel.
“Apa kamu sudah menikah?” Pertanyaan Hansel membuat Kaila gugup.
“Sudah,” jawab Kaila berbohong. Kedua tangannya saling bertaut dan diremasnya erat-erat. Hansel melihatnya. Dia mencurigai bahwa Kaila berbohong. Sebagai pebisnis andal, dia hafal betul bagaimana menilai gerak gerik seseorang jika sedang berbohong.
“Keluar,” perintah Hansel yang lalu dipatuhi oleh Kaila dengan segera.
“Dika selidiki siapa ayah dari anaknya Kaila,” titah Hansel pada Dika, tapi matanya masih menatap pintu yang baru ditutup oleh Kaila.
“Baiklah,” jawab Dika. Padahal saat masih di lift tadi, Dika sudah kepikiran akan mencari tahu siapa ayah dari anak bayi yang bersama Kaila itu.
Segera Dika mengetik chat untuk anak buahnya. Memberikan tugas penting untuk menyelidiki masa lalu Kaila setahun ke belakang.
“Dan Mika. Siapa yang menerima dia bekerja disini?” tanya Hansel.
“Akan aku cari tahu ke bagian HRD,” jawab Dika.
***
Saat Kaila baru saja menutup pintu ruangan CEO, dia sudah di cegat oleh Mika. Kaila memandang Mika yang terlihat cantik padahal. Dia tinggi dan langsing. Kulitnya agak kecokelatan tapi sexi. Di bandingkan dengan tinggi Kaila yang hanya sampai di telinga Mika saja. Ditambah lagi, Mika mengenakan sandal high heels sehingga makin jenjang kakinya.
“Heh.. kenapa kamu terlihat sangat ingin minta diperhatikan oleh Hansel?” tanya Mika dengan emosi.
“Apa kamu tidak sadar diri kalau kamu itu punya anak yang tidak jelas siapa ayahnya?” lanjut Mika sambil menunjuk-nunjuk kepala Kaila.
“Sepertinya memang harus ada orang yang bisa membuatmu sadar diri ya. Dasar murahan.”
“Ingat Kaila. Jangan pernah bermimpi kamu bisa memiliki Hansel. Hansel telah lama mencampakkanmu dan sudah memilih aku. Dan selamanya dia tidak akan mau denganmu lagi.” tukas Mika dengan berapi-api.
“Kalau sekali lagi aku melihatmu berusaha mencari perhatian Hansel. Lihat saja, akan aku buka aibmu saat itu juga.” Selalu seperti itu ancaman dari Mika yang membuat Kaila menjadi rendah diri. Padahal Kaila tidak pernah berniat sama sekali untuk mendekati Hansel apalagi berusaha mencari perhatiannya. Bahkan dia takut jika berdekatan dengan Hansel.
Pertanyaan Hansel tentang apakah dia sudah menikah tadi saja sudah membuat Kaila takut kalau-kalau Hansel akhirnya tahu tentang kehadiran Gavin.
Mendapat hinaan dan ancaman dari Mika, Kaila selalu berusaha tenang dan tidak mau terpancing emosi yang nantinya hanya akan merugikan dirinya. Tapi karena hatinya yang rapuh, tetap saja kata-kata Mika selalu membuatnya sakit hati dan ingin menangis.
Tanpa berniat menjawab, Kaila segera turun dan menuju toilet untuk membasuh wajahnya yang sembab. Dia bertanya-tanya Kenapa Mika begitu membencinya, padahal tidak pernah sedikitpun dia mencoba mendekati Hansel, bahkan menginginkannya pun tidak. Rasa cinta yang dulu pernah ada telah lama hilang berganti kecewa.
“Aku sudah memiliki Gavin. Aku tidak menginginkan apa-apa lagi,” kata Kaila, di depan cermin yang ada di dalam toilet.
Lagi-lagi, Kaila berusaha menguatkan hatinya. Segera keluar dari toilet karena dia punya tanggung jawab untuk bekerja di sana. Lebih baik menyibukkan diri dengan pekerjaan dari pada menuruti perasaan hatinya.
Kaila pun kembali ke ruangan kerjanya dan menyibukkan diri dengan pekerjaan yang di berikan kepadanya. Sampai pada pukul dua siang, waktunya dia untuk pulang. Saat keluar dari kantor menuju parkiran, Kaila agak takut bakal bertemu dengan Hansel. Takut ditanya-tanya lagi. Tapi ternyata setelah menatap ke sekeliling, tidak tampak keberadaannya sama sekali. Kaila pun bisa bernapas lega, lalu segera pulang ke toko bunga untuk bertemu bayinya dan juga lanjut bekerja lagi disana.
Sampai saatnya selesai bekerja di toko bunga Tante Sandra, Kaila pun bersiap untuk pulang membawa Gavin dengan motornya. Di tengah perjalanan, dia berpapasan dengan mobil Hansel yang dikemudikan oleh Dika dan ada Mika juga di kursi belakang mobil. Mereka baru selesai dari pertemuan dengan investor.
Hansel terkejut mendapati Kaila mengendarai motor bersama dengan bayinya. “Apa dia tidak memikirkan bahaya yang bisa saja terjadi pada bayinya?” pikir Hansel. Tiba-tiba saja ada perasaan marah dan sesak dalam hatinya. Hanya dengan melihat kondisi Kaila yang seperti itu.
“Mika. Pesan taksi untuk kamu pulang sekarang,” kata Hansel tiba-tiba, mengejutkan Mika. Bukannya mereka akan sekalian mengantar dia pulang. Lagipula jalannya sudah searah.
Namun, “Baik tuan,” jawab Mika yang pasrah campur kesal. Kesalahan apa lagi yang sudah dia perbuat. Padahal, pada saat pertemuan dengan investor tadi mereka berhasil teken kontrak dengan bisnis yang sangat menguntungkan bagi perusahaan mereka.
Dika pun menurunkan Mika dipinggir jalan. Saat Mika sudah turun, Hansel segera memerintahkan untuk putar balik. Agar bisa menyusul Kaila.
“Itu dia, cepat cegat,” seru Hansel pada Dika. Mirip film-film action, Dika langsung mencegat motor Kaila dengan menghalangi jalannya dengan mobilnya. Bukan main kagetnya Kaila, mengira dia akan menjadi korban tabrakan. Untung tidak ngebut, jadi bisa langsung ngerem. Dasar Hansel.
Saat mereka sama-sama berhenti, bertambah kaget lagi Kaila saat melihat pintu mobil itu terbuka, lalu keluarlah orang yang sedari tadi takut untuk dia temui. Kaila reflek memeluk Gavin dalam balutan kain gendongannya.
Melihat Hansel melangkah mendekat, semakin erat Kaila memeluk anaknya. Tiba-tiba ada seorang bapak-bapak dengan motor berhenti di samping Kaila.
“Neng, ada apa. Apa mereka pengganggu?” tanya si bapak pada Kaila karena mencurigai penampilan Hansel yang mirip seorang mafia. Mengenakan jas hitam, celana hitam, pakai kacamata hitam pula.
“Tidak ada apa-apa, ini masalah rumah tangga,” sahut Hansel, jengkel dengan si bapak yang tiba-tiba datang dan ikut campur. Bapak itu pun langsung mengerti kalau mereka adalah sepasang suami istri yang sedang bertengkar, dan si istri sedang kabur dari rumah membawa bayinya. Begitu pikir si bapak. Dia pun langsung pergi dengan motornya.
Lalu Hansel beralih memandang Kaila, lalu beralih pada bayinya. Dia melepas kaca mata hitamnya saat berdiri tepat di depan Kaila.
karena ayah kandung tdk mengorbankan darah dagingnya sendiri hanya untk ambisi yg kejam,,
hazel selamatkan rumah tanggamu
jngn sprti maxim,,