STARLLETA ZOYA QIRANI, Atau biasa di panggil Zoya. Seorang gadis yatim piatu yang meninggal setelah di khianati oleh kekasih dan wanita yang ia sebut sahabat dan di bunuh oleh kedua orang yang paling ia percayai.
Di akhir hidupnya ia menyesali semuanya dan jika ada kesempatan kedua, ia ingin mengubah dan memperbaiki kehidupannya yang dulu.
Ternyata Tuhan masih memberikan ia kesempatan. Ia mendapatkan sebuah sistem untuk kembali mengulang masa lalu. Hanya saja sebelum itu, ia harus menjalani misi dan mengumpulkan point agar bisa kembali mengulang kehidupannya. Dengan cara menyelesaikan misi di dunia Novel dan ia juga mendapatkan skill dan juga kekayaan dari misinya tersebut...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wiindy ArAs, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Misi Pertama - Azura 25
Di sepanjang perjalanan Azura hanya diam saja, sejujurnya dia tidak marah pada Arsen. Justru dia saat ini sedang menahan diri untuk tidak melepas tawanya di depan Arsen. Ia merasa geli dan benar-benar puas melihat wajah Shaila barusan.
Arsen yang melihat kekasihnya diam saja sejak masuk mobil, membuatnya gelisah. Ia sungguh takut jika Azura memikirkan yang hal tidak-tidak soal kejadian yang baru saja terjadi.
"Sayang, kenapa diem terus sejak tadi?" tanya Arsen menggenggam jemari tangan Azura dan mengelusnya lembut.
"Nothing..." ucap Azura menjawab nya singkatm
"Apa karena kepikiran soal tadi? Sumpah sayang aku beneran nggak kenal dan nggak tahu itu siapa. Dia tiba-tiba nabrak aku terus jatuh sendiri, aku sama sekali nggak menggubris cewek itu" ucap Arsen menjelaskan pada kekasihnya itu agar tidak salah paham padanya.
Azura yang mendengar itu tertawa pelan, membuat Arsen mengerutkan keningnya. Lalu ia menghentikan mobilnya di pinggir jalan.
"Kenapa berhenti di sini?" tanya Azura menghentikan tawanya dan menatap Arsen bingung.
Arsen melepas seat belt, menghadap ke arahnya dan menggenggam tangan Azura erat.
"Aku harus meluruskan semuanya, aku nggak mau kamu sampai salah paham" ucap Arsen yang tidak sadar jika dirinya yang salah paham di sini, karena ia mengira Azura marah padanya padahal kenyataannya sama sekali tidak!
"Maksudnya?" tanya Azura makin bingung
"Sayang tolong percaya padaku, aku benar-benar nggak tahu itu cewek siapa. Aku bisa bersumpah saat ini juga, aku tidak berbohong padamu. Aku sudah tidak lagi melirik gadis lain selain kamu semenjak kenal kamu, hanya kamu yang ada di hati ku sekarang dan nanti" ucap Arsen
Azura yang mendengar itu mengulum senyum, ia paham jika sebenarnya yang salah paham di sini adalah Arsen, bukan dirinya.
"Aku tahu dan aku tidak marah sama kamu. Memang aku ada bilang kalau aku marah? Nggak kan?" tanya Azura tersenyum ke arah kekasihnya itu
"Terus kenapa sejak tadi kamu diam?" tanya Arsen tidak mengerti mengapa Azura mendiaminya.
"Ah itu... Aku hanya menahan untuk tidak tertawa" ucap Azura
"Memang ada yang lucu? Kamu lagi nonton komedi? Tapi kan sejak tadi kamu nggak pegang ponsel" ucap Arsen bingung.
"Aku menertawakan wanita yang jatuh tadi. Tentu saja aku tahu kamu nggak kenal dia, dia kan mahasiswi baru. Aku juga tahu dia yang menabrak kamu dan jatuh sendiri" ucap Azura
"Aku kirain, kamu marah sama aku jadi diemin aku sejak tadi. Aku kan udah berpikir macam-macam" ucap Arsen cemberut, hal itu membuat Azura terkekeh gemas.
"Nggak lah Arsen sayang, ngapain aku marah-marah nggak jelas. Kecuali aku lihat kamu lagi berduaan sama cewe sambil mesra-mesraan, cap-cip-cup gitu, baru aku marah dan ninggalin kamu sekalian" ucap Azura.
"Nggak! Nggak akan pernah sayang. Aku nggak bakal mesra-mesraan sama perempuan lain!" ucap Arsen
"Iya iya aku percaya. Udah ayo sekarang jalan lagi, kamu mau bawa aku kemana emangnya?" tanya Azura mengalihkan pembicaraan
"Ada deh, nanti kamu juga tahu" ucap Arsen.
Ia kemudian mulai menjalankan mobilnya membelah jalanan padat di ibukota ke suatu tempat.
.....
Di mansion, Lita mendapatkan pesan yang sama dari perempuan yang dulu ia kira anaknya itu, siapa lagi kalau bukan Shaila.
Melihat banyaknya pesan yang di kirim Shaila membuat Lita merasa tidak enak sendiri. Jadi ia memutuskan untuk membalas pesannya. Ia mengatakan jika ia belakangan ini tengah sibuk jadi tidak bisa berbagi pesan dan menanyakan ada apa Shaila mengiriminya banyak pesan.
Lalu tak lama kemudian Shaila membalas pesan itu dengan mengatakan jika ia merindukan Lita dan ingin bertemu. Akhirnya Lita mengiyakan untuk bertemu besok, karena ia tahu putrinya akan pulang ke mansion saat ini.
"Serius amat kelihatannya mah" ucap Adrian yang berjalan menghampiri mama nya yang tengah duduk di sofa tamu, kemudian ikut duduk di sana.
"Eh kamu yan, iya ini mamah lagi bales pesan Shaila" ucap Lita
"Shaila? Yang mama kira adik aku itu?" tanya Adrian
"Iya yang itu" ucap Lita mengangguk
"Emang ngobrolin apa? Kan bukannya sekarang mama udah ketemu sama Azura?" tanya Adrian.
"Dia telepon dan chat mama terus, ya salah mama juga sih ngabai'in dia sejak mama bertemu Azura" ucap Lita
"Kok aneh" ucap Adrian
"Aneh gimana?" tanya Lita
"Ya aneh, kan kata mama dia spam telp dan chat ke mama kan? Kan kalian juga nggak kenal-kenal banget, kok kesannya kata dia yang kayak pengen deket sama mama ya. Kesannya kata di paksain gitu, jangan-jangan...." ucap Adrian
"Huss... Jangan berpikir yang tidak-tidak, kan wajar dia hubungi mama. Kan dulu mama yang deketin dia terus, eh sekarang mama ngilang nggak ada kabar. Dia pasti khawatir takut mama kenapa-kenapa" ucap Lita
"Ya terserah mama sih, tapi yang jelas Iyan cuma mau ingetin. Ada Azura putri mama dan papa, adik aku yang membutuhkan kasih sayang keluarga yang belum pernah ia dapatkan sebelumnya, termasuk perhatian dan kasih sayang mama. Iyan cuma nggak mau Azura ngerasa aneh dengan perhatian mama ke gadis lain, takut ia merasa iri dan juga sakit hati. Apalagi selama ini dia nggak pernah ngerasain yang namanya di sayang, nanti tahu ternyata mama sayang ke gadis lain hatinya pasti terluka dan bayangan masa lalu menghantui" ucap Adrian
"Mama ngerti, makanya mama juga batesin untuk ngobrol sama Shaila. Cuma nggak enak aja kalau tiba-tiba ngilang, mama ingin ketemu sebentar doang. Setelah itu mama akan jaga jarak" ucap Lita.
"Ya sudah terserah mama aja, oh ya mah. Iyan Mau bilang soal hubungan Azura sama Arsen, mama masih nggak mau kasih restu sama hubungan mereka?" tanya Adrian
"Haaahh, jujur mama sakit hati putri mama di hina sampai segitunya sama Tania. Tapi mama juga kasihan sama Arsen, dia terlihat sangat cinta sama adik kamu" ucap Lita serba salah
"Arsen memang cinta banget sama Azura mah, bucin banget malah. Kalau masalah Tante Tania, Azura bilang Tante Tania itu tidak seburuk yang mama bayangin kok" ucap Adrian
"Nggak buruk gimana? Wong ucapannya nylekiittt gitu" ucap Lita kesal
"Ya Iyan juga nggak tahu, nanti biar Azura sendiri yang jelasin ke mama. Tapi mama nggak boleh marah loh ya sama Azura, Iyan bukannya bela Arsen. Tapi dia memang sudah berubah dan mencintai Azura dengan tulus, jadi bicarain nanti dengan baik-baik. Ingat juga persahabatan dia keluarga sejak dulu" ucap Adrian
Lita hanya diam, jujur ia masih kesal dan marah dengan Tania. Meskipun memang benar Arsen tidak berbuat salah, tapi mereka ibu dan anak, jadi tentu saja Lita masih kepikiran.
Tapi ia juga tidak bisa di bohongi, ia sangat terkejut saat Tania meminta Juanda mengurus perceraian.
....
Di tempat lain, di salah satu apartemen menengah di pusat ibukota. Ben menatap wajah wanita-nya yang baru saja masuk dengan wajah di tekuk.
Ia mengerutkan keningnya, ia pikir harusnya Shaila senang karena hari ini ia mulai kuliah di tempat yang sama dengan laki-laki pujaannya itu.
"Kau kenapa lagi?" tanya Ben menarik Shaila duduk di pangkuannya, Ben pun segera mematikan puntung rokok yang masih menyala itu dan memeluk pinggang Shaila.
"Aku kesel Ben, ternyata Arsen sudah punya cewek" sungut Shaila marah
"Santai sayang, bukannya Arsen memang terkenal playboy dan gonta-ganti pacar?" ucap Ben
"Tapi ini beda Ben, Arsen kayanya sudah jatuh cinta sama Azura. Dia bahkan sudah pacaran lama dan semua orang di kampus tahu itu" ucap Shaila kesal
"Azura?" beo Ben
"Iya Azura, kesel banget kan. Mana namanya sama lagi Azura, bahkan aku tadi di permaluin di depan kampus" ucap Shaila mengepalkan tangan dengan wajah memerah marah.
"Terus kamu maunya gimana?" tanya Ben.
"Aku harus tetap deketin dan dapetin Arsen apapun yang terjadi" ucap Shaila
"Caranya?" tanya Ben.
"Ya kamu lah mikir, masa aku juga yang mikir sih" ucap Shaila semakin kesal karena Ben tidak mengerti apa yang ia mau.
Ben menghela nafas, kalau saja ia sudah tidak membutuhkan Shaila untuk menjadi sumber dana dan juga sumber kenikmatan yang ia rengkuh setiap saat. Ingin. Sekali ia mencekik wanita di pangkuannya itu.
"Oke nanti aku pikirin caranya. Sekarang bagaimana dengan keluarga Alexander itu?" tanya Ben
"Besok aku ketemu lagi sama nenek lampir itu, dia bilang kemarin-kemarin sibuk. Pokoknya aku harus masuk ke keluarga itu untuk melancarkan tujuanku" ucap Shaila.
"Ya, tapi sekarang lebih baik kamu lakukan tugasmu yang lain. Lihat Junior ku sudah berdemo ingin masuk ke sarangnya" ucap Ben
"Cih dasar mesum" ucap Shaila cemberut.
"Mesum begini selalu membuat kamu teriak keenakan sayang" ucap Ben yang langsung menyerbu Shaila saat itu juga.
...•••••••...
penasaran pasti lucu bingittt🥺🥺