Cahaya, wanita berusia 21 tahun. Sikapnya yang ceria dan periang, kini seketika menjadi diam pada suaminya yang bernama Rian Pamungkas.
Pernikahan yang selama 3 tahun mereka hiasi dengan kebahagiaan, seketika sinar di mata Cahaya.
Air mata terus mengalir saat tak sengaja melihat suaminya bermesraan dengan sahabatnya yang bernama Vina.
Sahabat yang tidak pernah dia sangka akan menjadi duri di dalam rumah tangganya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon gustikhafida, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 33
'Sebenarnya, ibu ini mendukungku dengan Mas Rian atau tidak, sih? Pakai bawa-bawa tidak tega ke Aya. Asal ibu tahu, Aya itu sudah mengambil semua harta Mas Rian. Sebentar lagi, kita jatuh miskin, Bu. Jatuh miskin,' batin Vina.
"Sekarang, kamu masuk ke kamar. Dan istirahat. Jangan sampai Rian marah ketika dia pulang nanti!" titah Iris. "Ingat posisi mu." sambungnya lagi.
"Aku akan mengingatnya. Jadi, ibu tenang saja!" ketus Vina beranjak berjalan menuju kamarnya.
Sedangkan di satu sisi. Rian tersenyum puas saat membayangkan wajah istri siri nya yang kesal.
'Akhirnya, aku bisa memberi pelajaran untuk Vina. Sekarang, aku harus ke butik Aya. Aku merindukan istriku ini!' batin Rian menyenderkan kepalanya di sandaran kursi.
Setelah beberapa menit taksinya membelah jalanan. Kini taksi yang di tumpangi Rian sudah sampai di depan butik milik istrinya. Terlihat jelas mobil istrinya yang sudah terparkir di depan halaman butik.
"Ini, Pak!" titah Rian membayarkan tarif taksinya.
Di saat Rian membuka pintu taksi. Tiba-tiba dari kejauhan dia melihat istri Sah nya keluar dari butik bersama pria yang sangat di benci Rian.
'Jadi benar, mereka semakin dekat?' batin Rian keluar dari taksi.
Di satu sisi. Fajar mengambil kunci mobil dari pemilik mobilnya. "Kita mau makan di mana, Ay?" tanya Fajar membuat Aya berpikir sejenak.
"Enaknya di mana, Mas? Kelihatannya, lutis enak, Mas!"
"Lutis?" gumam fajar yang mendapat anggukan dari Aya.
"Iya. Kita cari itu dulu, ya! Setelah itu, kita cari makan. Atau, kita mau cari makan dulu, ya, tidak apa-apa, Mas. Kasihan perutmu, pasti sangat lapar!"
"Iya, perutku sangat lapar. Tapi demi kamu, perutku masih bisa menahannya. Kita beli lutis dulu, setelah itu ... kita baru beli lainnya, okeh!"
"Okeh, Mas! Makasih Mas fajar! Kamu baik, deh! Tidak sia-sia aku punya teman sepertimu!" ucap Aya dengan senyum manisnya.
"Iya. Sekarang, masuklah!" titah fajar setelah membukakan pintu mobil untuk Aya.
"Ay!" panggil Rian membuat Aya tak jadi masuk ke dalam mobilnya.
"Mas Rian!" lirih Aya.
"Kamu mengundangnya kemari, Ay?" tanya fajar dengan perasaan tidak suka.
"Tidak, Mas. Aku sama sekali tidak mengundang Mas Rian. Sebentar, aku coba bicara dengannya." titah Aya berjalan beberapa langkah.
"Tunggu!" cegah fajar. "Aku temani, ya! Aku tidak mau kamu mendapat ancaman atau Rian mencuci otakmu. Agar kamu tidak menceraikannya!" ucap fajar lagi.
"Tidak perlu, Mas. Kamu tunggu di mobil. Aku hanya sebentar. Kamu tenang saja, aku bisa mengatasi masalahku sendiri. Kamu tidak perlu khawatir, Mas!" ujar Aya meyakinkan teman prianya.
"Kamu yakin, Ay?"
"Aku yakin, Mas! Kamu tunggu di sini, ya!" titah Aya.
"Baiklah. Aku akan memantaumu dari sini. Jika Rian melakukan sesuatu yang merugikanmu. Kamu langsung teriak. Aku akan datang dan menghajar pria itu!"
"Iya, Mas!" jawab Aya kemudian berjalan beberapa langkah menuju Rian.
Rian tersenyum manis saat melihat istrinya berjalan menuju arahnya. "Ay, kamu baik-baik saja, kan? Kamu pulang dengan selamat tanpa lecet sedikit pun, kan?" tanya Rian setelah melihat istrinya di depan mata.
Aya tersenyum, "Kamu bisa lihat aku baik-baik saja, Mas?"
"Syukurlah, kalau kamu baik-baik saja. Oh, iya. Kamu mau kemana sama fajar? Kalian tidak berkhianat di belakangku, kan? Aku masih suamimu, Ay?" tuduh Rian membuat Aya terkekeh.
"Haha ... menurutmu aku sepertimu, Mas? Melakukan hal yang sama untuk membalas perbuatanmu? Aku dan Mas fajar sebatas teman. Dan kamu tenang saja, Mas. Aku masih ingat statusku. Aku masih ingat, jika kamu suamiku."
"Syukurlah. Aku percaya kamu tidak mungkin berkhianat. Dan sekarang, kalian mau kemana?" tanya Rian basa basi. 'Kenaoa Aya berubah. Bukannya sewaktu di hotel, sikapnya masih lembut?' batin Rian.
"Aku dan Mas fajar mau cari makan. Kamu untuk apa di sini?"
"Oh. Tujuanku datang ke sini untuk mengajakmu makan siang, Ay. Tapi, kamu sudah bersama fajar. Ya sudah, aku pulang!" ujar Rian memasang raut wajah kecewanya.
"Hati-hati. Ajak Vina saja, Mas! Bukankah kemarin kalian pulang bareng? Kenapa kalian tidak mampir mencari sarapan pagi sekalian?" sindir Aya.
'Apa! Jadi, Aya tahu, kalau aku dan Vina pulang bareng?' batin Rian. "Aku bisa jelaskan, Ay. Aku--"
"Sudah, Mas! Kamu tidak perlu menjelaskan semuanya. Mau kamu pulang dengan Vina atau wanita lain, itu terserahmu saja! Aku tidak mau mempercayai semua ucapanmu yang bohong, Mas!"
"Tapi aku tidak bohong, sayang. Jujur, waktu itu aku sedang menunggu Taksi. Dan tiba-tiba Vina datang menjemputku. Aku tidak tahu, aku berani bersumpah!"
"Jangan katakan sumpah kalau ucapanmu masih berbohong, Mas! Sebaiknya, kamu pulang! Aku dan Mas fajar tidak ada waktu untuk meladeni semua kebohonganmu!" usir Aya.
"Ay, aku bersumpah. Aku tidak tahu, Vina datang! Maafkan aku, Ay. Maafkan aku!"
"Kenapa harus meminta maaf, Mas! Kamu tidak salah. Aku saja yang terlalu baper. Sejujurnya waktu itu, aku berniat mengantarkanmu pulang. Tapi, saat aku melihat kamu bersama Vina. Aku jadi tahu, kalau ucapanmu berbohong, Mas!"
"Kamu salah, Sayang. Aku tidak tahu, kenapa ada Vina di hotel itu. Sekarang, aku mau bicara penting. Beri waktu untuk kita berdua bicara, Ay!" pinta Rian.
"Bicara apalagi, Mas! Kasihan Mas fajar sudah menunggu. Dia kelaparan!"
"Kamu bisa suruh fajar pergi sendiri." titah Rian.
"Tidak bisa, Mas. Aku tidak bisa membiarkan Mas fajar pergi sendiri. Lebih baik, kamu saja yang pergi! Silahkan pergi!" usir Aya lagi, "Pergi, Mas!"
"Ay. Aku serius. Kita perlu bicara. Ini tentang Vina. Kita bicarakan ini berdua!"
"Kalau tentang Vina, kenapa kamu tidak bicarakan dengan Vina, Mas! Kenapa kamu berbicara denganku!"
"Karena ini menyangkut kamu juga, sayang!" kesal Rian dengan senyum manisnya.
"Tapi maaf, Mas! Aku tidak mau mendengar semua yang mau kamu bicarakan! Aku harus pergi! Seharusnya, kamu mempercepat proses perceraian kita. Setelah itu, kita sama-sama terbebas!" ucap Aya kemudian melangkahkan kakinya menuju fajar.
"Ay, tunggu dulu! Aku belum selesai bicara!" cegah Rian meraih dan menggenggam tangan istrinya, "Aku mohon jangan marah padaku. Aku tidak tahu, kenapa ada Vina di sana! Dan tolong dengarkan semua yang mau aku ucapkan. Ini demi kamu, sayang!"
"Cukup, Mas! Jangan panggil aku dengan sebutan itu. Cukup vina saja yang kamu sebut dengan sebutan sayang!" ketus Aya menepis kasar tangan Rian.
"Ay, dengarkan aku dulu. Aku baru saja berbohong ke Vina dan aku butuh bantuanmu, sayang! Tolong, dengarkan aku!" titah Rian membuat Aya menoleh ke Rian.
"Apa maksudmu, Mas?" tanya Aya.
sering di bicarakan
tetapi
gak jadi cerai
ada dinprovinsi jawa bar** yg penyanyi kafe di angkat derajatnya sama penyanyi,penuois lagubtenar yg suaminya pimpinan band Dew* didukung jd anggota dewan. padahal jelas pelakor kejam.
ada hadisnya pelakor perusak rumah tangga tdk akan masuk surga.jgnkan masuk baunya aja engga dapat. tidak diaku sbg umat dan golongan pengikut Rasullah. ibarat pelakor tobat sholat sehari seribu rakaat puasa tiap hari,sedekah 1 milyar tiap hari. sdh tdk dianggap. krn menghancurkan pernikahan sepasang manusia itu perbuatan DAJJAL
mantan narapidaba tdk terima di mana2 klu karyawan tdk ada perusahaan yg nerima, klu punya usaha tdk ada seorabgounnyg mau kerja sama dgn mantan napi.
1. perzinahan kuhp 284 pidana 9 bln penjara suami dan wanitanya ada saksi dan bukti bisa gugat cerai.
2.pernikahan diam diam tanoa izin dari istri pertama dan sah kuhp 279 ayat 1 pidana 9 bln penjara suami dan wanitanya. ada saks dan bukti bisa gugat cerai.
terus klu rian melakukan kedua pasal tsb double penjaranya.
dan starus rian pd saat nikahbdgn vina apa!!
1.lajang
2.kawin
3.duda cerai mati
4.duda cerai hidup.
semua ada dokumennya. ngaku lajang hrs buat surat pernyataan bahwa dia blom nikah ttd diatas materai saksi orang tua, RT,RW,kelurahan sampai kecamatan.
klu sdh kawin hrs ada surat izin menikah lg dr istri pertama..
klu ngaku duda cerai hidup,ada surat cerai dr pengadilan agama.
klu duda cerai mati,hrs ada surat kematian istri dr pihak RT,RW,kelurahan dan ducapil.walau nikah siri juga ada surat selembaryg dibuat penghulu. utk keperluan ngontrak rumah,sewa rumah dll bahwa mereka suami istri. klu nikah sah negara ada buku nikah.
rian kena 3 pasal, yg ketiga adalah pemalsuan data.
Bilangnya sakit hati tapi kok mudah luluh. Ga asyik nih...