NovelToon NovelToon
GLOW UP : SAYONARA GADIS CUPU! (MISI MEMBUATMU MENYESAL)

GLOW UP : SAYONARA GADIS CUPU! (MISI MEMBUATMU MENYESAL)

Status: sedang berlangsung
Genre:Sistem / Crazy Rich/Konglomerat / Mengubah Takdir / Aplikasi Ajaib
Popularitas:1.5k
Nilai: 5
Nama Author: Kde_Noirsz

Hancurnya Dunia Aluna Aluna Seraphine, atau yang akrab dipanggil Luna, hanyalah seorang siswi SMA yang ingin hidup tenang. Namun, fisiknya yang dianggap "di bawah standar", rambut kusut, kacamata tebal, dan tubuh berisi, menjadikannya target empuk perundungan. Puncaknya adalah saat Luna memberanikan diri menyatakan cinta pada Reihan Dirgantara, sang kapten basket idola sekolah. Di depan ratusan siswa, Reihan membuang kado Luna ke tempat sampah dan tertawa sinis. "Sadar diri, Luna. Pacaran sama kamu itu aib buat reputasiku," ucapnya telak. Hari itu, Luna dipermalukan dengan siraman tepung dan air, sementara videonya viral dengan judul "Si Cupu yang Gak Tahu Diri." Luna hancur, dan ia bersumpah tidak akan pernah kembali menjadi orang yang sama.

Akankah Luna bisa membalaskan semua dendam itu? Nantikan keseruan Luna...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kde_Noirsz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 3 : SABOTASE MASA DEPAN

Udara di dalam kelas XI-A terasa lebih dingin dari biasanya bagi Luna. Padahal, pendingin ruangan di sudut kelas sudah dimatikan. Rasa dingin itu berasal dari tatapan-tatapan sinis yang menghujam punggungnya setiap kali ia bergerak. Video "Gadis Tepung" semalam telah mengubah status Luna dari sekadar orang asing yang tidak terlihat menjadi bahan tertawaan nasional di lingkungan sekolah.

Luna menatap layar laptopnya yang retak. Hari ini adalah tenggat waktu pengumpulan tugas besar Sejarah, sebuah esai yang menentukan 40% dari nilai semesternya. Luna telah menghabiskan malam-malam tanpa tidur untuk menyusun data tentang dinasti-dinasti yang hilang, berharap nilainya yang sempurna bisa menjadi satu-satunya tiket untuk mendapatkan beasiswa dan keluar dari lingkaran kemiskinan ini.

"Luna, kumpulkan tugasmu sekarang," suara Pak Danu, guru sejarah yang kaku, memecah keheningan kelas.

Luna berdiri dengan tangan gemetar. Ia berjalan ke depan, menghubungkan flashdisk-nya ke komputer pusat kelas untuk menampilkan tugasnya di layar proyektor, sebuah prosedur standar di kelas Pak Danu.

Saat Luna mengklik file berjudul 'Tugas_Sejarah_Aluna_Seraphine.pdf', jantungnya seolah berhenti berdetak.

Layar proyektor besar di depan kelas tidak menampilkan esai sejarah yang mendalam. Sebaliknya, layar itu menampilkan kolase foto-foto Luna yang diedit secara mengerikan. Foto wajah Luna saat disiram tepung semalam ditempelkan ke tubuh babi, ditambah dengan tulisan-tulisan besar yang menghina: "SAYA ADALAH SAMPAH SEKOLAH YANG TIDAK TAHU DIRI".

Gelak tawa meledak seketika. Riuh rendah ejekan memenuhi ruangan.

"Wah, Luna! Jadi ini tugas sejarahmu? Sejarah tentang bagaimana kamu menjadi badut?" teriak Kevin dari bangku belakang, sambil tetap memegang ponselnya untuk merekam momen memalukan ini secara live.

Selin dan gengnya tertawa sampai mengeluarkan air mata. Sementara itu, Reihan hanya bersandar di kursinya, menyilangkan kaki, dan menatap Luna dengan pandangan "kamu memang tidak berguna".

"Diam!" bentak Pak Danu sambil menggebrak meja. Wajahnya merah padam. "Aluna! Apa maksudnya ini? Kamu berani menghina mata pelajaran saya dengan lelucon menjijikkan seperti ini?"

"Pak... bukan ini... saya bersumpah saya sudah mengerjakan esainya! Filenya... filenya sudah diganti!" Luna berteriak panik, air matanya mulai menggenang. Ia mencoba mengklik file lain, tapi setiap file yang ia buka hanya menampilkan gambar hinaan yang sama.

"Cukup! Saya tidak mau dengar alasan. Kamu saya hukum keluar kelas dan nilai tugasmu nol!"

"Tapi Pak..."

"KELUAR!"

Luna mencabut flashdisk-nya dengan kasar dan lari keluar kelas sambil menutup wajahnya. Suara tawa teman-temannya mengikuti langkah kakinya seperti hantu yang mengejar di dalam mimpi buruk.

Luna bersembunyi di atap sekolah, tempat paling sunyi yang bisa ia temukan. Ia duduk di lantai semen yang kasar, memeluk lututnya, dan menangis sejadi-jadinya. Esainya, mimpinya untuk mendapatkan beasiswa, semuanya hancur dalam hitungan detik. Ia tahu ini ulah Kevin—si jenius komputer di geng Reihan. Tapi ia tidak punya bukti.

"Dunia ini tidak akan memberimu keadilan hanya karena kamu menangis."

Luna tersentak. Ia menoleh dan menemukan Xavier sudah berdiri di sana, bersandar pada pagar pembatas atap. Jaketnya masih tersampir rapi, dan wajahnya tetap tanpa ekspresi.

"Xavier? Kenapa kamu di sini? Kamu bisa kena hukuman kalau bolos kelas Pak Danu."

Xavier tidak menjawab pertanyaan itu. Ia berjalan mendekat dan menyodorkan sebuah kaleng minuman cokelat hangat ke arah Luna.

"Minumlah. Otakmu butuh gula untuk berpikir jernih, bukan air mata."

Luna menerima kaleng itu dengan tangan gemetar. "Percuma, Xavier. Semuanya berakhir. Nilaiku nol. Aku tidak akan bisa dapat beasiswa. Reihan dan teman-temannya... mereka benar-benar ingin membunuhku tanpa menyentuh leherku."

Xavier menatap langit yang mulai cerah setelah hujan semalam. "Mereka tidak membunuhmu, Luna. Mereka sedang membangunkan sesuatu yang seharusnya sudah lama bangun di dalam dirimu."

Xavier tiba-tiba merogoh saku celananya dan mengeluarkan sebuah perangkat kecil berbentuk seperti pemantik api, namun dengan lampu biru yang berkedip. Ia mengotak-atik sesuatu di sana dengan sangat cepat.

"Apa itu?" tanya Luna penasaran.

"Hanya alat untuk membersihkan sampah," ucap Xavier pelan.

Di saat yang bersamaan, dari bawah atap tepatnya dari ruang kelas XI-A, terdengar suara teriakan kaget.

Ternyata, semua ponsel milik geng Reihan, Selin, dan bahkan komputer Pak Danu tiba-tiba mengalami crash. Layar mereka berubah menjadi hitam, lalu menampilkan pesan besar yang berpendar merah: [DATA SABOTASE TERDETEKSI. PENGIRIM : KEVIN ARDIAN. SEMUA DATA PRIBADI ANDA AKAN DIHAPUS DALAM 10 DETIK.]

Kevin panik luar biasa. Ia mencoba mematikan ponselnya, tapi tidak bisa. Pak Danu yang melihat namanya disebut sebagai pengirim sabotase di layarnya, langsung menoleh ke arah Kevin dengan tatapan murka.

"Kevin! Apa yang kamu lakukan pada komputer kelas?!"

Di atap sekolah, Xavier menutup perangkat kecilnya dan menyimpannya kembali ke saku. Ia tidak tersenyum, tapi ada kilatan kepuasan di matanya yang tersembunyi.

"Xavier... apa kamu yang melakukan itu?" Luna bertanya dengan mata membelalak.

Xavier hanya memperbaiki posisi kacamatanya yang merosot. "Aku tidak tahu apa yang kamu bicarakan. Aku hanya murid cupu yang suka menghirup udara segar di atap."

Luna menatap Xavier dengan perasaan campur aduk. Ia mulai menyadari bahwa setiap kali ia berada di titik terendah, Xavier selalu ada di sana bukan hanya sebagai penonton, tapi sebagai pelindung diam yang sangat berbahaya bagi musuh-musuhnya.

"Kenapa kamu membantuku sejauh ini, Xavier? Kita bahkan baru kenal sebulan."

Xavier terdiam cukup lama. Angin atap meniup rambut hitamnya yang agak berantakan. Ia menatap Luna dengan tatapan yang sangat dalam, tatapan yang tidak seharusnya dimiliki oleh seorang remaja laki-laki biasa.

"Karena suatu hari nanti, Luna... kamu akan menjadi seseorang yang sangat penting. Dan aku ingin menjadi orang yang berdiri di sampingmu saat dunia akhirnya berlutut padamu."

Luna tertegun. Kalimat itu terdengar seperti sebuah janji suci, bukan sekadar kata-kata penghibur. Namun, sebelum Luna bisa bertanya lebih jauh, Xavier sudah berbalik.

"Ayo turun. Pak Danu pasti sedang mencari Kevin sekarang. Ini kesempatanmu untuk bilang kalau flashdisk-mu mungkin terkena virus dari komputer kelas."

Luna berdiri, mengusap sisa air matanya. Untuk pertama kalinya dalam tiga tahun, ia merasa punya senjata. Ia merasa punya harapan. Meskipun ia masih cupu, meskipun ia masih ditindas, ada Xavier yang berdiri seperti bayangan raksasa di belakangnya.

Luna belum tahu, bahwa kejadian hari ini baru sekadar percikan kecil. Sabotase Kevin hanyalah awal dari perang besar yang akan membawanya ke titik paling hancur.

1
Ayu Nur Indah Kusumastuti
😍😍 xavier
Ayu Nur Indah Kusumastuti
semangat author
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!