FOREVER HATE YOU

"Maafkan Mommy, Arthur ... Mom belum bisa mendapatkan foto Chico, Brianna bilang dia sedang keluar kota bersama Zach," ujar Jane yang mengatakan alasannya saat Arthur menanyakan mengenai bocah itu.

Entah kenapa Arthur semakin curiga dengan hal ini. Dia yakin ini adalah akal-akalan Brianna saja agar Jane tidak bertemu lagi dengan anak lelaki itu. Keyakinan Arthur semakin kuat jika Chico memang ada hubungan dengannya.

"Baiklah, Mom. Tidak usah memaksakannya. Tapi jika ada kesempatan tolong kirimkan fotonya padaku."

"Baiklah."

"Uhm, satu lagi ..." Arthur tiba-tiba mendapat ide random dikepalanya.

"Apa?"

"Ambilkan sampel rambut anak itu, Mom."

"Untuk apa?" Jelas saja Jane kaget dengan permintaan Arthur. Meski dia mengakui jika bocah itu mirip dengan Arthur, tapi Jane tak pernah tau jika di masa lalu sempat terjadi sesuatu antara Arthur dan Brianna, lantas jika Arthur meminta sampel rambut apakah itu berarti dia mau melakukan tes DNA?

"Aku hanya mau mengeceknya, Mom." Arthur tau, setelah permintaannya tadi pasti Jane akan mencurigainya.

"Katakan! Apa yang sebenarnya kau rencanakan? Apa kau merasa pernah berhubungan dengan wanita, lalu membuahkan hasil? Apa wanita itu adalah istri Zach?" Ternyata pemikiran Jane justru jatuh pada istri dari adik Brianna, mungkin dia mengira Arthur pernah menjalin hubungan terlarang dengan wanita itu padahal Arthur sendiri tak pernah kenal dengan adik ipar Brianna.

"Tentu saja tidak, Mom!" sanggah Arthur. "Aku bahkan tidak tau siapa istri Zach," katanya.

"Justru itu, bisa saja kau tidak ingat pernah meninggalkan be nih dimana," berang Jane.

"Aku tidak bermain wanita sembarangan, Mom!" ujar Arthur.

"Lalu untuk apa kau meminta sampel rambutnya!"

"Sudahlah, Mom. Aku akan mengeceknya sendiri nanti," ujar Arthur yang mulai tenang.

Meski begitu, atas dasar ucapan Arthur tadi, Jane jadi memiliki pemikiran jika putranya memang pernah merasa berhubungan dengan wanita dan memungkinkan untuk menghasilkan anak. Jika tidak, tak mungkin Arthur berkata demikian. Jane akan menyelidiki ini, pikirnya.

"Baiklah, Mom akan menjeda terkait masalah ini, kita akan membahasnya nanti saat kau ada kesempatan kembali ke New York!" tegas Jane.

"Yes, Mom." Arthur pikir memang sudah waktunya ibunya tau mengenai apa yang terjadi 4 tahun yang lalu, tapi Arthur juga tak yakin dengan tanggapan ibunya jika tau wanita itu adalah Brianna.

"Mom ingin membicarakan hal lain denganmu..."

"Apa itu, Mom?"

"Terkait masa depanmu. Mom pikir, mom menginginkan cucu. Kau juga harus memiliki keturunan, Arthur!"

"Apa sebenarnya maksud perkataan mom kali ini?" tanya Arthur yang tak mau bertele-tele.

"Menikahlah, Arthur. Mom punya beberapa kandidat wanita yang bisa menikah denganmu."

Arthur mendadak bingung dengan permintaan ibunya. Padahal, biasanya Jane tak pernah seperti ini, Jane selalu menghargai keputusannya untuk tidak menikah karena Jane tau Arthur tidak mau rumah tangganya berakhir seperti kedua orangtuanya yang bercerai.

"Kenapa tiba-tiba Mom menginginkanku untuk menikah? Bukankah selama ini kita bisa untuk tidak menyinggung hal ini?"

"Karena melihat Chico menyadarkan Mom bahwa kau butuh keturunan untuk mewarisi semua yang kau perjuangkan hari ini, Arthur."

Arthur memijat pangkal hidungnya. Permintaan Jane kali ini benar-benar diluar prediksinya.

"Mom mohon, temui salah satu wanita yang mom pilihkan untukmu."

"Aku masih bisa memilih wanitaku sendiri, Mom. Tapi untuk menikah ku pikir itu tak perlu."

"Jangan bersikeras, Arthur. Mom ingin kau mencobanya dulu."

Arthur menarik nafas kasar. "Baiklah. Aku akan menemui wanita yang mom pilihkan. Siapa dia?"

"Serena. Kebetulan dia ada di Canada sekarang. Mulailah dengannya, jika tidak cocok kau tidak perlu memaksakannya."

"Astaga, Mom. Serena itu sudah seperti adikku," kata Arthur menolak. Serena itu adik kandung Fabio, bagaimana bisa pilihan Jane jatuh pada gadis itu? Arthur bahkan tidak tertarik sama sekali meski Serena gadis yang manis.

"Yang penting kau mau mencobanya. Ayolah."

"Baiklah. Aku akan mencobanya, Mom. Tapi ada syaratnya."

"Apa?"

"Jika Cleo sudah masuk bekerja, biarkan Brianna menjadi asistenku disini. Aku kerepotan karena Alister akan cuti sebab istrinya melahirkan." Arthur sudah memikirkan hal ini sejak kemarin dan permintaan ibunya bisa dia jadikan alasan untuk mengirim Brianna ke Canada.

"Baiklah, Mom akan bicarakan ini dengan Brianna dulu nanti," kata Jane menyanggupi.

Arthur menyunggingkan senyum puas setelah telepon dengan Jane berakhir. Dia akan menemui Serena nanti tapi imbalannya adalah Brianna akan berada dibawah kendalinya lagi dan lagi.

Pasti Jane akan mengusahakan hal ini, maka dari itu Arthur tak perlu repot-repot untuk meminta Brianna datang padanya.

"See? Kau akan menemuiku tanpa ku minta," gumam Arthur disertai kekehannya sendiri. Dia tidak sabar untuk kembali melihat wajah wanita itu, dimana dia bisa mengerjainya kapan saja. Termasuk persoalan ran jang.

"Sudah ku bilang kau tidak perlu menjual dirimu untuk orang lain lagi, karena tubuhmu hanya milikku," batin Arthur.

Jika meminta secara baik-baik tidak ditanggapi oleh Brianna maka dia akan memulai kelicikannya. Lagipula, dia harus mengorek informasi dari wanita itu mengenai Chico. Arthur harus tau siapa Chico sebenarnya walau hati kecilnya begitu kuat berkata bahwa bocah itu memang darah dagingnya.

...To be continue......