Pembalasan Dendam Putri Jenderal Perang

Dibawah sorot lampu yang terang, sebuah panggung tinggi besar telah dipersiapkan. Panggung tersebut terlihat polos tanpa banyak dekorasi.

Tapi siapa sangka warna polos tersebut justru bisa membuat orang bergairah. Panggung tersebut juga dipenuhi dengan aura naga yang terpancar kuat disana.

Musisi yang sedang berada diatas panggung menggunakan seragam tentara dengan ikat kepala merah dibagi menjadi dua sisi yaitu penabuh genderang dan pemetik qin.

Pada saat genderang ditabuh dengan keras, suara drum bergemuruh langsung menuju langit pada saat para musisi memetik qin.

Mereka menyanyikan lagu kebangsaan kekaiasaran Ming. Lagu tersebut menggambarkan permintaan keluarga kekaisaran dalam memilih talenta sejati negara didalam akademi masa kini untuk kekaisaran Ming selanjutnya.

Karena suaranya yang unik dan luar biasa, musik yang masuk ketelinga semua orang tersebut mampu membangkitkan emosi setiap orang yang mendengarnya.

Karena sebagian besar siswa akademi masih berusia muda dan sedang memasuki usia dimana saat ini mereka dipenuhi oleh darah panas yang bergejolak, membuat mereka semua mudah terpengaruh oleh alunan musik yang ada.

Mereka pun terlihat bersemangat untuk memamerkan bakat yang mereka miliki untuk diperlihatkan kepada semua orang.

Dan memperjuangkan masa depan mereka dengan sebaik mungkin untuk kekaisaran Ming dimasa yang akan datang.

Semua orang yang hadir memenuhi aula diselimuti oleh semangat dan kesetiaan dalam memperjuangkan wilayah kekaisaran Ming yang luas serta termotifasi untuk melakukan hal yang lebih dari yang pernah ada.

Jika saja Jiang Xia Yan tak pernah menjadi permaisuri pada kehidupan sebelumnya mungkin dia tak akan pernah tahu dan mengerti jika music ini dipergunakan untuk menghasut hati para pemuda agar mendedikasikan diri mereka untuk kekaisaran Ming.

Bukan hanya melayani negara, para pemuda ini juga dimanfaatkan untuk melakukan hal – hal busuk atas nama kesetiaan kepada kekaisaran Ming.

Namun pada akhirnya, semua yang didapatkan dari pengorbanan itu adalah kematian.

Jiang Xia Yan mengibaratkan musik ini sebagai musikc pemakaman karena mendorong orang sampai kahir nyawanya.

Dan saat musik mulai masuk kedalam hati para pemuda yang menjadi pilar negara, mereka akan mati dibawah rencana licik dan berbahaya dari keluarga kekaisaran Ming sebagai tumbal.

Untuk mengakhiri hal buruk itu, Jiang Xia Yan mengangkat sedikit tangannya dengan ringan dan lengan kanannya menyentuh tepi meja.

Pranggg…..

Suara yang tajam pecahan cangkir bergema cukup keras tepat pada saat moment puncak lagu sehingga suaranya mengacaukan semua moment yang ada.

Semua orang terlihat linglung, seperti baru terbangun dari mimpi yang terasa nyata dan merasa pulih kesadarannya setelah suara cangkir pecah tersebut terdengar.

“ Maaf, aku tidak sengaja menjatuhkannya….”, cicit Jiang Xia Yan pelan.

Para musisi yang sedang tampil diatas panggung merasa sangat kesal terhadap kecerobohan gadis muda itu dan kemarahan mereka hampir saja meledak jika tidak ingat masih berada diatas panggung.

Setelah suara gangguan yang diberikan oleh Jiang Xia Yan, musik yang tadinya bisa mempengaruhi semua orang kini hanya terdengar sebagai musik biasa yang tak ada artinya.

Mereka telah kehilangan momentum yang sangat berharga disaat yang sangat tidak tepat.

Jika semua orang tak menyadari apa yang dilakukan oleh Jiang Xia Yan yang memang selama ini selalu ceroboh, lain halnya dengan pangeran kedua Ming Shin dan Han Shan Yang.

Keduanya langsung menatap tajam gadis itu karena menganggap jika Jiang Xia Yan sengaja melakukan hal tersebut dengan sengaja.

“ Bagaimana gadis bodoh itu bisa mengetahui jika musik ini dapat mempengaruhi pikiran orang…. ”, itulah pertanyaan yang sekarang ada dibenak pangeran kedua Ming Shin dan Han Shan Yang.

Pangeran kedua Ming Shin awalnya menganggap Jiang Xia Yan hanya sebagai wanita muda biasa pada umumnya yang akan berpura – pura menjadi sederhana dipermukaan,namun sangat licik dan tahu kapan saatnya maju atau mundur.

Tapi, melihat bagaimana dia dengan sengaja memecah momentum yang sangat penting dengan memecahkan cangkir gelas tersebut, tentu saja hal ini sangat tak biasa untuk wanita muda dengan otak bodoh seperti Jiang Xia Yan.

Han Shan Yang sendiri sebagai guru Jiang Xia Yan merasa sangat binggung bagaimana bisa seseorang wanita muda berubah hanya dalam waktu satu malam.

Jika hanya merubah cara berpakaian dan penampilannya, itu sangatlah mudah dan bisa terjadi pada siapa saja.

Tapi, mengubah sifat, karakter dan kepribadian serta kebiasaan dalam waktu singkat itu sangat tidak mungkin dan mustahil dilakukan.

Setelah para musisi selesai dengan musik yang mereka bawakan sekarang tibalah waktu yang menegangkan sekaligus yang ditunggu – ditunggu semua orang yaitu ujian akademi.

Ujian akademi tahun ini dibagi menjadi dua topik materi ujian yaitu, seni ilmiah dan seni militer.

Untuk seni ilmiah terbagi menjadi empat kategori yaitu sastra dan puisi, memainkan alat musik, catur, serta ilmu ekonomi dan perpajakan.

Sedangkan untuk seni militer mencangkup tentang menunggang kuda dan memanah, ilmu pedang, dan beladiri ( mengandalkan tingkat kultivasi yang dimiliki ).

Dan diakhir ujian akan ada duel, dimana seseorang yang dapat naik keatas panggung karena nilai yang didapatkannya  dapat menantang salah satu siswa untuk maju kedepan.

Hal ini hanya dapat dilakukan oleh siswa  dengan posisi teratas saja. Sedangkan orang yang dipilih bebas, bisa lelaki ataupun wanita tak ada ketetapan baku.

Agar ujian bisa berjalan dengan adil dan jujur maka setiap siswa akan mengambil nomor undian materi yang akan didapatkannya sesuai dengan topik yang mereka pilih.

Jiang Xia Yan yang dikenal tak mampu melakukan apapun selama ujian akademi kali ini memilih seni militer.

Dia berpikir seni militer lebih menguntungkan daripada seni ilmiah yang didominasi oleh para wanita muda.

Tentunya banyak pasang mata yang mencemoh pilihannya itu. Meski mereka tahu jika gadis itu sudah berubah beberapa hari terakhir, tapi seni militer bukanlah bidang sembarangan.

Dengan tubuh lemah dan statusnya sebagai perempuan, mereka sangat yakin kali ini Jiang Xia Yan pasti akan menjadi konyol lagi dalam ujian kali ini.

“ Lihat…dia memilih seni militer…”

“ Kurasa, kita akan melihat lelucon yang lebih seru lagi tahun ini…”

“ Benar – benar…aku sungguh tak sabar menantikannya….”

Bisik – bisik mencemoh dan mentertawakannya mulai bergema dimana – mana tapi Jiang Xia Yan tak perduli.

Semua orang fokus menatap kedepan waktu Jiang Xia Yan maju untuk mendapatkan nomor undian dan materi ujian dengan wajah tegang.

“ Berkuda dan memanah….”, ucap Jiang Xia Yan datar.

Setelah mengucapkan kata singkat tersebut dia segera memberikan kertas hasil undian kepada pengawas dan kembali ke tempat duduknya dengan cuek.

“ Apa !!!...berkuda dan memanah !!!....”

“ Apa aku tidak salah dengar !!!....”

“ Tidak mungkin dia bisa melakukan itu semua !!!....”

“ Menuntun kuda saja dia tidak bisa, apalagi mengendarainya….”

Semua orang kembali mencemoh dan mengejeknya setelah materi ujian gadis itu dibacakan.

Qianyi dan Ruo Xinxin tak bisa menyembunyikan rasa keterkejutannya waktu mengetahui jika Jiang Xia Yan mendapatkan materi ujian berkuda dan memanah.

“ Apa dia memang sangat bodoh sehingga memilih seni militer…lihat, bagaimana dia bisa menyelesaikan ujian kali ini….”, batin kedua bibi Jiang Xia Yan dengan tatapan sinis.

Bukan hanya kedua bibinya, hampir semua orang dibuat terkejut terutama para pengajar yang duduk di barisan paling depan.

Meski mereka sadar jika Jiang Xia Yan mulai belajar dengan giat beberapa hari terakhir, tapi seni militer mereka anggap masih sangat berat untuk gadis tersebut yang dinilai tak memiliki kekuatan kultivasi apapun.

Apalagi dia mendapatkan materi ujian berkuda dan memanah, meski dia adalah putri kandung Jiang Shing dan Xiao Mei tapi semua orang tak yakin Jiang Xia Yan bisa melakukan hal itu.

Jika para gadis terlihat kecewa dengan pilihan Jiang Xia Yan yang berarti mereka tak bisa menantangnya untuk maju dan mempermalukannya seperti biasanya namun lain halnya dengan para lelaki.

Mereka terlihat bersemangat untuk nantinya dapat mempermalukan Jiang Xia Yan di panggung seperti tahun – tahun sebelumnya.

Terutama Lin Hao yang sempat dipermalukan gadis itu beberapa waktu yang lalu sehingga aib yang ditutupinya selama ini terbongkar.

“ Akhirnya…hari pembasalasanku akhirnya tiba juga….”, bantin Lin Hao menyeringai licik.