NovelToon NovelToon
Ya, Aku Akan Pergi Mas Kapten

Ya, Aku Akan Pergi Mas Kapten

Status: tamat
Genre:Poligami / Selingkuh / Kehidupan Tentara / Penyesalan Suami / Tamat
Popularitas:2.4M
Nilai: 4.9
Nama Author: Hasna_Ramarta

Juara 3 YAAW Periode 2 Kategori 1.
Bismillah karya baru,

Sudah tiga tahun Elyana menikah dengan Excel Damara, seorang Perwira menengah Angkatan Darat berpangkat Kapten, karena perjodohan.

Pernikahan itu dikaruniai seorang putri cantik yang kini berusia 2,5 tahun. Elyana merasa bahagia dengan pernikahan itu, meskipun sikap Kapten Excel begitu dingin. Namun, rasa cinta mengalahkan segalanya, sehingga Elyana tidak sadar bahwa yang dicintai Kapten Excel bukanlah dirinya.

Apakah Elyana akan bertahan dengan pernikahan ini atas nama cinta, sementara Excel mencintai perempuan lain?

Yuk kepoin kisahnya di sini, dalam judul "Ya, Aku Akan Pergi Mas Kapten.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hasna_Ramarta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 32 Pertemuan Elyana dan Excel

     "Terimakasih Arman ucapannya. Tentu saja keponakan kami sangat sedih. Padahal dia baru sebulan yang lalu pulang dari Kalimantan, setelah delapan bulan berjauhan dengan istrinya yang sedang mengandung. Namun, takdir berkata lain. Sebulan sebelum bisa melihat anaknya, calon anak dan istrinya justru diambil sang Khalik," balas Pak Erik setelah beberapa menit hening.

    "Kami turut prihatin dan sedih, semoga saja keponakanmu, bisa tabah dan kuat," balas Pak Arman. Sejenak suasana kembali seakan ikut berduka atas kabar duka yang dialami keponakan besannya Pak Arman dan Bu Elis. Bu Elis tiba-tiba muncul sembari menenteng baki, yang di atasnya air minum dan kue bolu yang masih hangat.

     "Silahkan Pak Erik, Bu Gina, dicicip bolu ketan dan pisangnya. Mumpung masih hangat. Kebetulan aku tadi sengaja membuat bolu ini untuk cemilan anak ...." Pak Arman menyenggol lengan istrinya yang hampir keceplosan.

     "Ya ampun, kamu ini, repot-repot saja Elis." Bu Gina merasa tidak enak. Alih-alih merasa tidak enak, Bu Gina pada akhirnya meraih satu potong bolu ketan yang masih hangat. Karena dia sudah tidak tahan dengan wanginya.

     "Wah, ini enak banget, kamu memang pandai membuat bolu sejak dulu." Bu Gina memuji bolu ketan buatan Bu Elis.

     "Sebetulnya aku itu sudah memberitahu Excel untuk mengajak Elyana dan Nada, tapi kata Excel Nada sedang kurang sehat, sehingga kalau ikut, khawatir tambah parah sakitnya," lanjut Bu Gina, mengungkit kembali Elyana dan Nada yang tidak ikut atau diajak, sembari mengunyah bolu ketan yang diambilnya tadi.

     Bu Elis dan Pak Arman saling lempar tatap, lalu dengan cepat beralih pada besannya. Namun, Pak Arman tersenyum kecut sebelum melanjutkan obrolannya.

     "Silahkan. Kalian cicipi. Mumpung ada di sini. Ayo, Nak Excel, cicipi bolu buatan mertuamu. Nanti, setelah ini, Nak Excel tidak bisa mencicip lagi bolu ini, lho," ucap Pak Arman mempersilahkan, diimbuhi kalimat akhiran yang sedikit janggal.

     "Pasti masih bisa menikmatinya Pak Arman. Anakku tentu saja akan kembali ke sini, setidaknya enam bulan sekali. Iya, kan, Cel?" tukas Bu Gina sembari menatap ke arah Excel.

     "Maksud aku, kalau sudah kembali ke kota, Nak Excel tentu saja tidak akan pernah merasakan kembali kue bolu buatan istriku," sambungl Pak Arman menyergah dengan cepat. Padahal di dalam hatinya hanya ingin tahu seperti apa reaksi Excel diberikan sindiran-sindiran seperti itu.

     "Iya betul sekali, setelah ke kota, Excel tidak akan menemukan bolu buatanmu," sambung Bu Gina.

     "Tidak apa-apa. Di kota juga masih banyak bolu-bolu sejenis seperti ini. Excel tidak akan merasa kehilangan rasa bolu seperti ini. Kalau bolu buatan istriku, hanya bolu kampung." Pak Erik merendah. Sesungguhnya lagi-lagi dia hanya menyindir Excel, dia ingin tahu sikap Excel.

     "Iya, Pak. Tapi, bolu buatan Ibu, bagi Excel sangat enak, tidak ada yang lebih enak dari buatan Ibu. Kalau yang dijual di toko-toko di kota, rasanya beda dan bahannya kurang." Excel menanggapi serius, dia benar-benar membahas tentang bolu.

     Pak Arman tersenyum simpul. Dia merasa Excel bodoh, tidak bisa mengartikan bahasa sindirannya.

     "Bagaimana pekerjaannya Nak Excel. Apakah lancar saja?" Pak Arman mengalihkan topik pembicaraan.

     "Alhamdulillah, Pak."

     "Bagus itu. Kalau pekerjaan baik-baik saja. Bapak yakin kehidupan yang lain-lainpun baik-baik saja. Namanya orang tua, selalu berharap segala aspek kehidupan anak dan menantu, selalu dalam keadaan baik-baik saja, betul bukan Erik?" Pak Arman mengalihkan tatap pada Pak Erik.

     "Tentu saja, Arman. Itu benar sekali."

     "Assalamualaikum." Suara salam sejenak mengejutkan semua termasuk Excel. Pintu yang sudah sejak tadi terbuka, langsung dimasuki dua orang perempuan dan satu bocah kecil yang dipangku. Mereka Elyana dan adiknya yang baru pulang dari pasar malam.

     Tadi, saat di depan, Elyana sudah melihat mobil Excel dan mertuanya. Sebentar dia terkejut, bahkan ingin sekali berlari. Namun Elida segera memberi saran supaya dihadapi saja dengan elegan.

     "Tapi, gimana dengan Nada, mbak tidak mau papanya Nada merebut Nada dari mbak?" risau Nada.

     "Tenang saja Mbak, kami, aku dan orang tua kita, tidak akan membiarkan Nada diambil suami Mbak. Aku akan bertaruh nyawa jika Mas Excel memaksa membawa Nada," balas Elida peduli.

     Itulah beberapa obrolan antara Elyana dan Elida tadi di depan, setelah mengetahui mertua dan suami Elyana datang ke rumah.

     "Waalaikumsalam." Kompak mereka menjawab.

     "Elyana, Nada, kalian di sini? Kalian menyusul? Ya ampun, kenapa kalian menyusul, bukankah kata Excel, Nada sedang tidak enak badan?" kejut Bu Gina menatap Elyana lalu menghampirinya.

     "Nada sakit?" seru Elyana sembari menjauh, matanya menatap tajam pada Excel yang bangkit dari duduknya dengan wajah kaget lalu perlahan pias.

     "Elyana, kalian di sini?" ucap Excel tidak percaya.

     "Papaaaaa. Nda pengen Papaaaa," teriak Nada sembari berontak ingin turun, tapi Elyana menahannya karena ia takut Nada diambil Excel.

     "Papaaaaa." Nada menjerit lagi, dia ingin segera merangkul Excel. Tapi, lagi-lagi Elyana menahannya.

     Pak Arman menoleh ke arah Elyana, memberi kode supaya Elyana membiarkan Nada turun dan menghampiri papanya. Awalnya Elyana ragu, tapi karena desakan kedua orang tuanya, Elyana melepaskan Nada.

     Sementara Bu Gina kembali ke samping suaminya yang masih bengong dan bingung dengan apa yang dilihatnya saat ini.

     "Papaaaa." Nada meraih tangan Excel lalu merangkulnya. Excel pun demikian, dia begitu kangen dengan Nada. Bagaimanapun dia sangat menyayangi gadis kecilnya.

     "Excel, katakan, apa sebenarnya yang terjadi?" sentak Bu Gina sembari menatap Excel tajam.

     "Apakah kamu berbohong, kamu katakan Nada sedang tidak sehat, tapi ternyata mereka di sini? Katakan, kenapa kamu tidak jujur?" Kini giliran Pak Erik yang mencecar Excel. Excel hanya diam, sebagai suami dan anak saat ini dia benar-benar tidak berkutik.

     "El, katakan, apa yang sebenarnya terjadi? Mama mohon, ceritalah. Kenapa kamu tidak bicara terus terang sama mama?" Bu Gina menghampiri Elyana, meskipun Elyana sempat menghindar.

     "Elya, hanya ingin pergi, Ma. Karena Mas Excel tidak mengharapkan Elya. Dan kenapa Elya pergi lalu tidak memberitahu Mama atau Papa Erik, karena Mama dan Papa Erik tidak percaya kalau pernikahan kami memang tidak tercatat di kedinasan," tutur Elyana.

     "Ya Allah. Excel. Kamu buat keluargamu sendiri bercerai berai seperti ini? Mama tidak terima, kurang ajar kamu," geram Bu Gina beralih pada Excel dan marah.

     "Mama, tahan. Ada Nada, tolong amarahnya ditahan," bujuk Pak Erik. Bu Elis dan Pak Arman terkejut, karena mereka baru yakin kalau besannya tidak tahu kalau Excel ternyata sudah berbohong dan tidak mendaftarkan pernikahannya ke kedinasan.

     "Elida, ambil Nada. Bujuk dia," suruh Pak Arman. Elida menghampiri Excel dan merayu Nada agar mau dibujuk dan dibawanya.

     "Mas, aku bawa dulu Nada," ucap Elida seraya meraih tangan Nada.

     "Nada Sayang, ayo kita buka belanjaan Nada tadi. Ada boneka kesukaan Nada yang belum dibuka. Ayo," bujuk Elida sebisa mungkin.

     "Nda pengen sama Papaaa." Nada menolak.

     "Sebentar, Sayang. Papanya Nada masih di sini, malah akan tidur di sini. Benar, kan?" Elida menoleh ke arah Excel.

     "Tentu saja, Excel akan menginap di sini," timpal Pak Erik. Elyana terhenyak, hatinya menolak. Dia tidak mau Excel menginap. Jangankan menginap, melihat Excel di sini saja sudah jengah.

1
Ariesta 💜
Bukan mertua perempuan thor tapi ibu mertua... Itu kata2 nya lebih tepat...
Nasir: Heheheh.... iya Kak, nanti sy revisi ya. Mksh lho koreksinya.
total 1 replies
Olive Ova Ambitan
Wahh kerenn ceritanya, tapi koq cepet End nya
Nasir: Iya Kak. Klo kepanjangan takut byk yg bosen Kak. Kadang ada juga pembaca yg bilang bertele2. Tapi sy usahain endingnya bahagia. semga Kakak suka.
total 1 replies
Camera Gaming
jeng jeng ,,,jgn shock y xel
Ceye Mut
maaf bukan GK bagus cerita nya, tapi aku malah salah fokus ke Rafka juga Excel yg terlalu gampang melupakan .
Nasir: Iya Kak gpp. Heheh... maaf, ceritanya kadang kurang bikin pemnaca greget.
total 1 replies
LS
Lelaki sepertimu tidak layak di pertahankan. Semangat Elyana💪
LS
Baru awal ja dah sakit hatiku, Semoga bawangnya gak banyak 🥺
Eriani
lanjuuuuuut
MOMMY
inda suka rafka suka suka peluk wanita padahal blum halal
Dessy Lisberita
harus. move on lah masa lalu biarlah berlalu
Dessy Lisberita
biar datang terus lamar
Dessy Lisberita
lanjut
Dessy Lisberita
hannya waktu yg membuat nada tidak terlalu kangen ke papa nya sering"aja bawa jln"makan es kerim bawa ke tempat permainan anak pasti tu anak hepi
alfanovfa
iiiihhh, aku sebel kl pakek cara2 licik gini. pdhl udh mau dukung davira, eh, koq sama ajh kelakuannya, minuw juga 🙄
Nasir: Heheh iya Kak.... lanjut dulu ya.
total 2 replies
alfanovfa
kl ukuran jalan harusnya "sepanjang" Kak, bukan sebanyak ☺
Nasir: Hehehe.... wahh, iya ya. Nanti sy perbaiki ya. Mksh byk lho koreksinya. Klo gak ada yg koreksi, sy gak tahu di mana kesalahannya.
total 1 replies
alfanovfa
harusnya di bab ini menyebutnya sudah bukan paman lagi ya, kn udh jd ayahnya 😌
Nasir: Iya Kak...
total 1 replies
Dessy Lisberita
larinya ga jauh di seputran itu"lah ya coba lari tu langsung jauh dasar
Dessy Lisberita
lanjut
alfanovfa
tulisannya "menarik lembut"
aku bacanya "menarik rambut" 😌
Nasir: Wkwkkwkw..... hampir persis ya Kak...
total 1 replies
alfanovfa
surabaya apa magelang si? ☺
Nasir: Ohhh ya, Magelang yg bnr Kak. Berarti paragraf atas hrs sy revisi. Maaf ya, Author salah. 🙏🙏🙏🙏
total 2 replies
alfanovfa
emg elu beeeegooooo, Elya 😠
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!