Roy laki laki berusia 23 tahun yang baru saja terkena PHK, mencoba mencari pekerjaan baru namun tidak kunjung dia dapatkan. Kerasnya ibu kota membuat Roy harus bertahan dengan segala cara. Apa lagi dia adalah seorang perantauan. Apakah Roy bisa bertahan??
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cy_Ud, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Maafin Mama Kak
Setelah isi nampan itu pindah keatas meja dan Art itu pamit Roy dipersilahkan mencicipi hidangan dan minuman yang disediakan. Sedangkan Yulia berdiri disamping Baskoro yang duduk dan sudah tentu mencuri pandang pada Roy yang duduk di hadapan tuannya.
Setelah meneguk minuman hangat yang disediakan, Norman berucap yang membuat Roy membulatkan matanya.
"Jadi berapa yang kamu minta setelah menyelamatkan ayah saya", ucap Norman tanpa melihat pemuda disampingnya dan fokus menorehkan tinta diatas kertas dimeja.
Seketika Roy terdiam untung saja air yang baru di teguknya telah lolos ke dalam kerongkongannya. Suasana yang awalnya hangat seketika menjadi lain bagi Roy.
"Apa orang kaya seperti ini, semua mereka ukur dengan uang", monolog Roy berkata.
"Maaf tuan sepertinya anda salah mengartikan. Saya tidak pernah mengharapkan imbalan dari apa yang telah terjadi. Mungkin kalau bukan saya yang kebetulan disana, orang lain juga akan melakukan hal yang sama", ucap Roy santai.
"Sudah Norman kamu tidak perlu begitu",ucap Baskoro.
"Ayah tenang saja bukankah kita sudah membahasnya tadi", balas Norman dan merobek kertas yang tadi dia tulis.
"Segini cukup", kembali Norman berucap meletakkan kertas yang dia tulis tadi di hadapan pria yang telah menyelamatkan nyawa ayahnya itu.
Roy melihat isi kertas tersebut yang tertera angka dengan nol sembilan buah. Satu miliar, segitu angka yang tertulis di kertas cek tunai itu. Melihat kertas yang bisa berubah menjadi uang itu Roy mengambilnya.
Seumur umur dirinya belum pernah melihat uang sebanyak itu, walau sekarang masih berupa selembar kertas namun bila dicairkan ke Bank dia akan menjadi orang kaya. Siapa yang tidak tergiur, semua hutang akan lunas seketika dan dia bisa menikmati hidup dengan uang sebanyak itu.
"Maaf tuan, saya kira tadi pertemuan ini akan menambah rasa kekeluargaan kita. Tapi rupanya saya salah. Silahkan anda simpan saja uang anda kembali saya tidak pernah mengharapkan imbalan ini", ucap Roy tegas sambil meletakkan kembali kertas cek tunai itu di hadapan Norman.
Kemudian Roy bangkit dari duduknya. "Ada dua hal di dunia ini yang tidak bisa dibeli dengan uang tuan, pertama nyawa dan yang kedua kebahagiaan hati. Mungkin anda sudah punya segalanya tapi suatu saat anda akan sadari bahwa kebahagian hati tidak akan cukup dengan uang yang anda miliki. Saya permisi tuan", ucap Roy tegas kemudian beranjak meninggalkan ayah dan anak itu serta Yulia yang berdiri mematung.
Kata kata Roy begitu tajam membuat Norman hanya bisa diam seolah meresapi ucapan pemuda yang menjadi tamunya itu. Sedangkan Baskoro tersenyum yang sulit di artikan.
"Kamu lihat, dari awal ayah sudah katakan kecurigaan mu tidak terbukti. Dia bukan tipe orang yang mudah tergoda dengan uang. Sekarang kamu ambil makna dari apa yang Roy katakan", ucap Baskoro yang kemudian juga meninggalkan anaknya diikuti oleh Yulia.
Norman terpaku disana seakan ucapan Roy bagai anak panah yang langsung menusuk kedadanya. "Ternyata aku salah menilai pemuda itu", monolog Norman.
Kini Roy telah sampai di halaman depan rumah megah itu dan melangkahkan kaki untuk segera pergi dari sana. Karena perlakuan Norman padanya membuatnya seolah terhina.
"Kenapa ngak aku terima saja, kan kalau dengan uang segitu aku bisa kaya. Kembali kekampung buka usaha dan membayar semua hutang hutang ku. Aduh Roy apa yang kamu pikirkan. Tidak.... tidak.... harga diri ku tidak semurah itu. Kalau aku terima berarti hanya segitu harga ku", monolog Roy antara batin dan pikirannya berperang.
Roy ingin mempercepat langkahnya tapi tidak bisa karena di bagian perutnya masih terasa sakit.
"Mas.. Mas Roy tunggu..", sebuah suara yang dikenal menghentikan langkah Roy. Terlihat seorang gadis cantik menghampirinya dengan sedikit berlari.
"Mas atas nama Pak Baskoro beliau minta maaf sama kamu Mas atas apa yang dilakukan anaknya tadi. Beliau juga mengembalikan ini, mobil mas yang tertinggal di lokasi kejadian waktu itu", ucap Yulia yang dibarengi dengan datangnya kendaraan yang dipakai Roy untuk taksi online kini dikendarai oleh seseorang yang tidak dikenal Roy namun berpakaian safari.
"Syukur alhamdulillah akhirnya mobil ini ketemu. Saya tadinya memang mau menanyakan akan mobil ini tadi keburu saya dihina oleh anak tuan Baskoro", ucap Roy penuh kegembiraan karena mobil yang diduga hilang kini telah didepan mata.
Terimakasih ya....", ucapan Roy lagi namun terhenti karena lupa akan nama wanita cantik didepannya.
"Yulia Mas.. nama saya Yulia. Terima kasihnya pada Pak Baskoro bukan kesaya kan saya cuma menyampaikan", balas Yulia yang tau kenapa Roy menghentikan ucapannya.
"Yulia.... Ya terimakasih Yulia, sampaikan rasa terimakasih saya pada tuan Baskoro. Dan sampaikan juga permintaan maaf saya jika dipertemuan tadi saya bersikap kurang sopan" balas Roy pada wanita cantik dihadapannya.
"Eh ya atas nama pribadi apa saya boleh meminta nomor kontak Mas, siapa tau kita nanti akan bertemu lagi", ucap Yulia malu malu namun dia tidak mau melewatkan kesempatan untuk bisa mengenal pria berahang kokoh itu lebih jauh karena walau baru pertama kali bertemu dengan keadaan sadar telah membuat jantungnya berdebar tak menentu.
Roy dan Yulia saling bertukar nomor kontak. Roy pamit untuk meninggalkan pekarangan rumah megah itu dengan membawa kembali mobil yang diamanatkan padanya untuk dijadikan taksi online itu dengan hati yang sangat bahagia. "Satu masalah selesai, tinggal hadapi yang punya lagi", monolog Roy begitu keluat gerbang pagar rumah mewah yang baru dia singgahi.
Mobil yang dikendarai Roy kini sudah tidak terlihat setelah pintu pagar tinggi kokoh rumah tersebut tertutup namun Yulia masih berdiri ditempatnya semula dengan senyum kebahagian. Dirinya merasakan sesuatu yang aneh dalam hatinya dan wajah Roy terus terbayang di pelupuk matanya.
******
Kini Roy telah sampai ditempat si pemilik mobil yang dia gunakan. Sudah tentu si juragan marah besar, berbagai kata yang tidak enak didengar diterima Roy. Namun, Roy menyikapinya dengan tenang. Walau telah menjelaskan persoalannya si pemilik mobil tidak mau tau. Dan Roy diminta mengembalikan kunci mobil tersebut yang artinya Roy jadi pengangguran lagi.
Ditempat lain
"Ma sebenarnya beberapa malam ini mama kemana aja sih?? Tidak biasa biasanya mama tidak pulang", cerca Sinta begitu tante Tati memasuki kediamannya.
"Sayang kamu ngak kuliah hari ini???", jawab tante Tati melihat anak sulung bercakak pinggang didepannya dan heran melihat anak gadisnya itu yang biasa tidak peduli dengan sekitarnya dan irit bicara kini langsung mencercanya.
"Aku ngak ada kelas hari ini Ma, tapi mama belum jawab pertanyaan aku", kembali Sinta berucap dengan nada bicara lebih rendah.
"Sini duduk sama mama disini", ajak ibu single parent dengan dua anak itu pada putri sulungnya yang diikuti dengan patuh.
Ibu dan anak itu mengobrol berdua. Tante Tati menjelaskan kenapa dia selalu sibuk belakangan ini dan sering tidak pulang kerumah pada malam hari dengan alasan pekerjaan dan masuk ke logita anak gadisnya itu.
Meski penjelasan dari ibunya masuk logika bagi Sinta tapi kecurigaan sang adik disampaikannya juga pada sang ibu dan hanya dibalas dengan candaan oleh janda beranak dua itu.
"Maafin mama ya Kak, mama terpaksa membohongi kamu, karena mama tidak mungkin menceritakan yang sebenarnya", batin tante Tati karena berbohong pada anak gadis pertamanya hal yang tidak pernah dia lakukan sebelumnya.
akan terus diusakan kak.../Smile//Smile//Smile/