Apakah masih ada cinta sejati di dunia ini?
Mengingat hidup itu tak cuma butuh modal cinta saja. Tapi juga butuh harta.
Lalu apa jadinya, jika ternyata harta justru mengalahkan rasa cinta yang telah dibangun cukup lama?
Memilih bertahan atau berpisah?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ipah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
26. Omelan security
"Mahes, apakah kondisiku terlihat menyedihkan dan terlihat begitu miskin, hingga rumah sakit saja menggratiskan seluruh biaya berobat untukku." ucap Mala ketika keduanya berjalan menuju apotik untuk menebus obat.
Rumah sakit itu memang yang paling besar di kota tempat mereka tinggal. Dengan segudang fasilitas yang begitu lengkap.
Mahes hanya dengan menunjukkan kartu eksklusif miliknya, semua urusan di rumah sakit itu beres.
Namun sengaja ia tak mau berterus terang pada Mala. Agar tetap bisa melanjutkan niatnya untuk selalu melindungi dan menjaga wanita cantik itu. Sesuai dengan janjinya saat sama-sama keduanya kehilangan kedua orang tua.
"Menurut saya tidak nona. Mungkin rumah sakit ini punya program-program tertentu untuk menyenangkan hati pasiennya. Sehingga membangkitkan semangat para pasien untuk sembuh."
"Benar juga sih. Sejak dulu rumah sakit ini memang nomor satu. Menjadi rujukan dari berbagai rumah sakit daerah. Pasti direkturnya adalah orang yang sangat baik. Semoga saja rumah sakit ini terus berkembang dan memberikan pelayanan yang semakin baik dari hari ke hari."
"Aamiin ya rabbal aalamiin. Doa yang baik pasti juga akan kembali ke yang mendoakan."
Kini mereka telah sampai di apotik. Mahes menyodorkan dua lembar kertas yang tadi diberikan, pada petugas.
Tak lama kemudian, dua bungkus plastik yang berisi obat, ia terima. Keduanya segera meninggalkan tempat itu.
**
Sementara itu di kediaman Doni, laki-laki itu tengah bersiap-siap untuk ke rumah Mala.
"Mas, mau pergi kemana? Rapi dan wangi banget?" Siska memeluk Doni dari belakang, saat suaminya sedang bercermin.
Doni pun membalikkan tubuhnya dan menatap istri tercintanya.
"Aku mau ada acara penting dulu sayang."
"Aku ikut dong. Masa cuma di rumah terus, bosen tahu." Siska mengerucutkan bibirnya. Doni menangkup kedua pipi wanita itu sambil tersenyum.
"Aku cuma sebentar sayang. Ini urusan laki-laki dengan laki-laki. Kalau aku mengajak kamu, takutnya temanku malah naksir kamu. Jadinya kan bahaya."
"Ah, kamu terlalu posesif sayang. Bikin aku semakin jatuh cinta sama kamu." Siska memeluk Doni, dan laki-laki itu membalas dengan hal yang sama.
Doni sengaja berbohong pada Siska, karena tak ingin rahasia tentang istri pertama dan hutangnya di ketahui wanita cantik itu.
"Ya sudah, aku berangkat dulu ya. Kamu di rumah saja. Kalau aku sudah pulang dan tiba-tiba pengen itu, ngga perlu susah nyariin kamu." Doni menowel dagu Siska, dan wanita itu pun tersenyum genit.
"Siap sayang ku." balas Siska dengan suara yang mendayu-dayu dan terdengar sangat manja. Membuat jiwa kelaki-lakian Doni muncul. Tapi laki-laki itu berusaha menahannya, karena ingin segera menemui Mala.
Siska mengantar Doni sampai ambang pintu, lalu melambaikan tangannya dan saat suaminya mulai melajukan mobilnya.
**
Tin...Tin...
Doni membunyikan klakson mobilnya, ketika telah sampai di depan rumah megah Mala. Dengan tergopoh-gopoh, security mendekat ke arahnya.
"Ada apa mas?"
"Pakai tanya ada apa ada apa. Ya mau masuk lah. Cepat bukain pintunya."
"Maaf mas, saya tidak bisa bukain pintu, karena non Mala baru check up, belum pulang." ucap security tanpa membuka pintu gerbangnya.
"Apa! Kamu tahu kan saya ini suami Mala. Yang berarti juga pemilik rumah ini. Berani-beraninya kamu bicara itu padaku. Mau aku pecat kamu, hah!" sentak Doni dengan kasar. Matanya melotot dan wajahnya merah padam.
"Saya tahu mas Doni suami non Mala. Tapi setelah mas Doni menikah lagi, saya tidak menganggap mas Doni suami non Mala lagi. Lagian yang berhak memecat saya itu cuma non Mala. Bukan mas Doni."
Doni membulatkan matanya mendengar jawaban security yang dianggapnya terlalu berani.
"Heh, kamu itu disini cuma satpam. Gaji mu juga tak seberapa dibanding dengan ku. Gayamu sok."
"Terserah." security itu pun balik ke pos nya.
Doni mendengus kesal, lalu keluar mobil dan nekad membuka gerbang sendiri.
"Hei mas, kamu nekad sekali sih." security kembali menghampiri Doni.
Kedua lelaki itu pun bersitegang di depan gerbang. Hingga akhirnya bunyi klakson terdengar nyaring mengalihkan perhatian keduanya.
Dengan buru-buru security membuka gerbang untuk majikannya. Doni pun memanfaatkan kesempatan itu. Ia kembali masuk mobil dan melajukan kendaraan roda empat itu ke dalam.
"Hei, tidak punya sopan santun kamu ya." teriak security dengan berkacak pinggang saat mobil Doni melintas.
Doni lebih dulu sampai di teras rumah. Ia segera keluar dari mobil dan menyambut istri cacatnya dengan suka cita.
Tapi senyumnya memudar saat melihat seorang pemuda tampan keluar dari mobil Mala. Lalu bergerak mengitari mobil itu dan membukakan pintu untuk Mala.
Ternyata tidak berhenti sampai disitu, laki-laki itu juga mengangkat tubuh Mala, dan meletakkannya di kursi roda dengan penuh hati-hati.
. y.. benar si kata Mahes klo pun hamidun lg kan ada suami yg tanggung jawab,... 😀😀😀
alhmdulilah akhirnya, Doni dan Siska bisa bersatu, nie berkat mbak ipah jg Doni dan Siska menyatu... d tunggu hari bahagianya... 🥰🥰🥰👍👍👍
tebar terus kebaikanmu... Siska, bu Mirna dan Doni syng padamu, apalagi Allah yg menyukai hambanya selalu bersyukur... 😘😘😘😘
nie yg akhirnya d tunggu, masya Allah kamu benar 2 sudah beetaubat nasuha, dan kini kamu bahkan membiayai perobatan bu Mirna dan jg menjaganya... tetaplah istiqomah Siska... 👍👍👍😘😘😘