Karena penghianatan sang ibu di masa lalunya, membuat seorang Zayyan Erik Mahesa (30) menutup dirinya pada semua wanita dan menjadikannya pria dingin dan anti wanita.
Namun ia terpaksa menikah dengan Mia Azzura (26) demi memenuhi permintaan terakhir sang ayah.
Mia tak keberatan dengan hal itu karena sudah lama sekali Mia menaruh hatinya pada Erik, namun mampukah Mia meluluhkan hati dan mendapatkan cinta Erik? bagaimana kisah mereka berlanjut?
"Aku tidak pernah percaya pada cinta dan wanita." Erik.
"Menaklukan hatinya adalah sebuah tantangan bagiku!'' Mia.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon QueenMama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 26
Mia merasa sangat bosan karena sejak pagi ia tidak melakukan aktifitas apapun dan terus berdiam diri tanpa berniat keluar dari dalam kamarnya. Karna ia masih kesal pada para pengawal suaminya yang terlihat begitu membenci nya tanpa alasan yang jelas.
Yang Mia lakukan hanya menggambar beberapa desain terbaru untuk mengalihkan rasa bosanan nya. ''Aku ini nyonya di rumah ini. Tapi mereka membuatku merasa seperti tawanan saja!'' kesal Mia yang kini merebahkan tubuhnya di atas ranjang.
"Erik kenapa dia belum pulang padahal harusnya dia sudah sampai di rumah setengah jam yang lalu, apakah dia lembur malam ini?'' Mia mendengus kesal. Saat ini ia benar-benar merasa sangat bosan ingin melakukan sesuatu yang membuatnya sedikit terhibur.
Bukan Mia nama nya jika ia tidak bisa membuat kehebohan. Mia tersenyum penuh arti saat sebuah ide konyol terlintas di pikirannya.
"Aku akan mencoba chalange untuk melihat seberapa pedulinya manusia es kesayangan ku itu datang.'' Mia terkekeh geli dan langsung menekan nomor ponsel Erik untuk menghubungi nya.
Lama menunggu, namun Erik tak kunjung mengangkat sambungan telepon Mia. "Ck.. Kemana dia, apa sesibuk itu tidak menjawab panggilan dariku?'' Mia merasa kesal saat bunyi operator yang terdengar di telinganya. Ia pun terus mencoba hingga akhirnya ia tersenyum saat mendengar suara yang selalu ia rindukan.
"Ada apa, apa kau membutuhkan sesuatu?'' tanya Erik dengan nada yang di buat selembut mungkin untuk bertanya pada istrinya. Ia mulai belajar untuk membuka hatinya untuk Mia dan berusaha untuk menjadi seorang suami yang Mia inginkan, walau pun masih terlihat kaku dan aneh bagi Erik yang tak terbiasa dengan hal-hal semacam itu.
Namun janji yang begitu kuat pada sang istri untuk berusaha menjalani pernikahan ini dengan normal layaknya pasangan suami istri pada umum nya, membuat Erik mengharuskan untuk berusaha sekeras mungkin untuk menjadi sosok suami ideal, romantis dan penuh cinta meski kenyataan nya Erik tak mengerti apa itu cinta dalam hidupnya.
"Erik tolong aku, Aaa......'' Mia berteriak dan menutup sambungan telepon nya lalu menyalakan waktu untuk melihat seberapa cepat suaminya datang untuk menghampiri nya.
''Perjalanan dari kantor ke rumah kurang lebih dua puluh menit, kita lihat apakah kau bisa datang sebelum dua puluh menit atau bahkan tidak sama sekali.'' Mia mengunci pintu kamarnya agar tidak ada siapapun yang menggagalkan kejutan romantis nya untuk sang suami.
Ia tersenyum saat melihat beberapa lilin aroma terapi yang di hias sedemikian rupa kini menerangi kamarnya, tidak lupa Mia pun mulai menabur kelopak bunga mawar merah yang jadi kontroversi dalam hatinya yang menjadi tanda tanya siapa yang sudah mengirim nya.
"Selesai." Mia memakai bathrobe untuk menutupi gaun lingerie yang ia pakai saat ini.
"Ckk... Lama sekali.'' Mia duduk di pinggir ranjangnya tak memperdulikan suara Jhon yang terus memanggilnya.
''Biarkan saja, sampai tenggorokan nya kering pun aku tidak perduli. Siapa suruh kalian tidak menghormati aku dan menganggap aku seperti angin lewat dan tunggu sampai suami tersayang ku datang lalu lihat saja langkah selanjutnya yang akan aku buat untuk kalian.'' Mia tersenyum penuh arti.
Di luar kamar. Jhon dan para pengawal lain sedang merasa sangat kebingungan mencari kunci cadangan yang tiba-tiba menghilang begitu saja, mereka mencari dan berusaha keras untuk membuka pintu kamar pribadi bos nya setelah mendapatkan panggilan dari Erik yang terlihat begitu marah padanya.
"Sial kamar ini tidak mudah untuk di buka!'' seru Jhon dengan raut wajah frustasi.
Sedangkan di balik pintu kamar. Mia menempelkan telinganya di daun pintu dan terkekeh geli saat mendengar berbagai macam umpatan yang Jhon ucapkan. ''Rasakan pembalasan ku, ini belum seberapa kau belum tahu saja siapa Mia sebenar nya.'' Mia terkikik duduk santai di atas sofa yang ia simpan untuk menjaga pintu kamarnya agar Jhon tidak bisa masuk dengan mudah.
Kini suara deru mobil pun terdengar sampai di telinga Mia, ia berjalan dengan cepat ke arah balkon dan mendengar suara teriakan suaminya sudah sampai di ruang tamu. Mia melihat waktu yang menunjukan Erik datang padanya hanya dengan empat belas menit saja.
Mia tersenyum bangga dan membuang ponselnya begitu saja. Kini ia berjalan kembali ke dalam kamarnya dan mendorong sofa kembali ke tempatnya.
"Mia! istri, sayang! apa kau mendengar ku? cepat buka pintunya.'' Teriak Erik yang kini mulai mencoba mendobrak pintu kamarnya sekuat tenaga.
Mia menepuk kening nya saat mendengar Erik yang terus meralat panggilan nya. ''Untung sayang kalau tidak sudah aku pecat dia jadi suami." Gumam Mia yang kini mulai bersiap-siap menyambut kedatangan suaminya.
''Mia, apa kau mendengar ku?" tanya Erik kembali sambil terus berusaha mendorong pintu kamarnya agar bisa terbuka.
''Ya, aku akan membuka pintunya. Tapi kau berhentilah mendorong pintu ini jika tidak aku akan terluka nanti.'' Jawab Mia yang sedikit berteriak agar Erik mendengar nya. Namun ia tidak tahu jika ruangan itu kedap suara hingga bisa meredam suara yang keluar dari ruangan tersebut.
Brakk
Mia terkejut saat ia hampir terkena pintu yang berhasil terbuka saat Erik dan Jhon berhasil membuka nya. Mia mematung di tempatnya, ia merasa begitu syok dan terkejut yang membuatnya hampir terjatuh jika Erik tidak menangkap nya dengan cepat.
"Apa kau baik-baik saja, aku sangat khawatir dengan keadaan mu." Ucap Erik penuh ketakutan dan langsung membawa Mia ke dalam pelulannya.
"Aku baik-baik saja tapi aku hampir mati Karena serangan jantung.'' Sahut Mia dengan cepat membuat Erik langsung menganggap perkataan Mia benar adanya.
''Dimana yang sakit, ayo aku akan membawamu ke rumah sakit sekarang juga." Erik langsung menggendong istrinya ala bridal style untuk pergi ke rumah sakit. Namun kini langkahnya terhenti saat Mia berteriak minta di turunkan.
"Ada apa? bukankah kau sedang sakit jadi ayo kita periksa ke dokter sekarang juga. Aku tidak ingin terjadi sesuatu hal yang buruk lagi padamu.'' Ucap Erik yang kembali melangkahkan kakinya keluar dari dalam rumah dan masuk ke dalam mobil.
"Ya ampun Erik, kenapa kau sangat polos sekali. Sekarang berhenti dan lihat aku dengan seksama.''
''Kenapa?'' sahut Erik dengan wajah bingungnya, membuat Mia kembali menepuk kening nya dengan sedikit kencang.
"Apa yang sedang kau lakuka Mia?" teriak Erik yang terkejut dengan ulah istrinya yang begitu ceroboh.
Mia mendengus kesal dan menatap ke arah pria beberapa bulan sudah menjadi suaminya. ''Erik tenanglah aku baik-baik saja! maaf sudah membuatmu merasa sangat khawatir. Aku,'' Mia tak meneruskan kata-kata nya lagi saat bibirnya di bungkam oleh suaminya yang menyalurkan segala rasa yang ada di dalam hatinya.
Kini Erik menempelkan keningnya di kening sang istri dengan mata terpejam dan nafas yang memburu.
Bersambung...