melati adalah seorang wanita cantik dari kampung yang ikut merantau suaminya ke Surabaya, dengan berbekal ijazah SMA ia pun di terima kerja di sebuah perusahaan dengan posisi hanya sebagai karyawan produksi biasa, tapi di saat itulah anak dari bosnya jatuh cinta pada nya, akankah melati bisa sepenuhnya setia atau malah jatuh cinta pada bos nya, ikuti terus kisahnya ya guys.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Seindah Permata, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 26
Setelah tenang melati melepaskan pelukannya.
"Maafin mas ya, nggak pernah coba tanya atau cari tau masalah kamu" ujar Athar mengusap lembut rambut melati.
"Nggak kok mas, itu cuma masalah biasa, aja" jawab melati sambil mengangguk dan memaksakan senyumnya.
"Biasa aja tapi bikin kamu nangis gini"jawab athar sambil mengusap pipi melati yang sedikit basah.
"Udah nggak usah dipikirin" kata melati mencoba tersenyum.
"Kamu kalo nggak bahagia sama dia pisah aja ya sayang, kamu sama mas aja" ujar Athar tiba-tiba, melati membulatkan matanya tidak suka dengan ucapan Athar.
"Ngomong apa sih, udah yuk tidur" melati bangkit dari duduknya. Athar segera menarik tangan melati agar tidak beranjak.
"Kamu cinta banget sama dia? Sampek kamu di gituin diem aja?" Tanya Athar menahan emosi dan rasa cemburu nya.
"Apasih mas, kamu nggak ngerti posisiku, orang tua ku udah berumur mas, kalo mereka tau aku mau pisah gimana perasaan mereka" kata melati.
"Daripada kamu dibuat sedih kayak gini?" tanya Athar.
"Udah biarin aja, belum mikir ke arah situ aku mas" melati beranjak dari sofa menuju kamar mandi, Athar juga ikut beranjak, hendak mencegah melati, tapi melati sudah lebih dulu menutup pintunya dan menguncinya dari dalam.
"melati sayang, maafin mas ya, mas bukan maksud gitu, buka pintunya ya" Athar mengetuk pintu kamar mandi tersebut.
"Aku buang air kecil dulu mas" melati menjawab dari dalam, Athar pun berhenti mengetuk.
melati sebenarnya tidak ingin buang air, ia hanya ingin menghindari obrolannya dengan Athar barusan, bukannya ia egois atau bagaimana, posisinya serba salah, ia tidak bisa menyalahkan arif yang kesalahannya menurutnya tidak seberapa ini, yang salah disini dirinya sendiri, dia selingkuh, bukankah itu hal yang yang paling hina dan memalukan dalam sebuah rumah tangga apalagi Dimata tetangganya di kampung, kedua orang tuanya pasti akan jadi bulan-bulanan warga, membayangkan nya saja melati ngeri sendiri.
melati hanya mencuci mukanya, membersihkan sisa-sisa tangisannya tadi. menata hati nya terlebih dahulu sebelum bertemu Athar, berharap Athar tidak mengungkit obrolan barusan.
Setelah tenang melati baru menyadari bahwa kamar mandi pun dihias, bathub nya diisi dengan taburan mawar merah di kelilingi lilin-lilin kecil bernuansa sangat romantis. Tanpa sadar melati tersenyum kecil, tak terasa hati nya sedikit menghangat dan bahagia, bukan karena perlakuan romantis dengan biaya tidak murah ini, tapi Athar yang selalu berusaha membahagiakan nya. Sedetik kemudian pikirannya beralih pada suaminya, arif juga dulu selalu berusaha membuatnya bahagia, kenapa ia harus membandingkan dengan Athar.
melati bingung dengan hatinya, seperti nya ia sangat egois, separuh hatinya sangat nyaman dengan Athar, tapi hati kecilnya sangat sadar arif masih suaminya, meskipun tidak ia tau apakah suaminya masih setia atau selingkuh juga sepertinya, entahlah, semakin memikirkannya sangat membuat kepala melati pusing tujuh keliling, lamunannya buyar seketika mendengar ketukan pintu kamar mandi.
"melati, kamu lagi ngapain sayang?? Kok lama??" Athar dengan suara agak keras dengan mengetuk pintu kamar mandi.
"Iya mas, ini udah selesai kok" sahut melati dari dalam, segera ia beranjak dari tempatnya dan membuka pintu.
"Kamu nggak apa-apa kan sayang??" Tanya Athar panik, kedua tangannya menyentuh bahu melati.
"Apaan sih mas, aku nggak papa kok" jawab melati menenangkan Athar. Athar memeluk melati dan berkali-kali meminta maaf.
"Sayang, maafin mas ya, kamu sakit hati ya sama omongan mas tadi, maaf maaf maaaaff banget"
"Nggak mas, aku nggak sakit hati kok, aku nggak papa" melati menampilkan senyum termanis nya agar Athar tidak membahas itu lagi.
"Serius??" tanya Athar menatap melati lembut,
"Maafin mas sekali lagi ya" tambah Athar tulus, melati hanya mengangguk menjawab pertanyaan athar.
Athar lalu mencium pipi melati lama.
"Love you melati sayang" bisik Athar lembut di telinga melati, melati yang mendengar bisikan Athar hatinya seketika menghangat, hatinya yang tadi galau sekarang seakan terobati.
"Love you to" balas melati berbisik juga lalu tersenyum menatap mata Athar yang ia rasa semakin bertambah tampan dan berkharisma, belum apa-apa kupu-kupu di hatinya beterbangan dengan indah di angan-angannya.
Athar pun tak kalah terpesonanya dengan kecantikan melati yang menurutnya sangat natural, bahkan tidak kalah jika di bandingkan dengan wanita-wanita diluar sana yang rutin perawatan ke klinik kecantikan sekalipun.
"Mas, aku laper lagi" bisik melati memecahkan lamunan keduanya.
"Iya, maaf ya mas lupa kita belum makan dari tadi, mau makan di bawah apa disini aja yang??"
"Nggak papa mas, kita kan juga baru nyampek, disini aja nggak papa kan mas? "
"Yaudah mas pesen dulu" Athar menuju telfon yang sudah tersedia di meja sebelah ranjangnya yang memang sudah di siapkan oleh Leo, ia pun segera menelfon pihak vila yang nomor nya sudah tertera disana dan meminta pelayan mengantarkan makanan ke kamarnya.
melati menuju kopernya dan mengambil piyama tidurnya yang tipis dan menuju kamar mandi lagi untuk segera mengganti disana tanpa memakai dal*m*n agar lebih nyaman, setelah selesai ia mengganti bajunya melati duduk di sofa sambil memainkan hp nya, Athar pun juga ikut mengganti kaosnya dan hanya menggunakan boxer.
Sepuluh menit kemudian Athar menghampiri melati dengan sudah segar, melati menidurkan dirinya di sofa sambil main hp.
" Kok nggak tidur di ranjang aja sih sayang?" Tanya Athar mengangkat kepala melati dan menaruh di pahanya, melati menaruh hp nya di sela sofa.
"Nggak papa mas, nunggu kamu" jawab melati tersenyum, Athar mengelus rambut indah melati dengan lembut.
"Ngapain di tungguin sih, nggak sabar ya??" Athar tersenyum jahil dan menaik turunkan alisnya.
" Nggak dong, sayang aja kalo bunganya aku rusakin sendiri" melati memeluk pinggang Athar erat, wajahnya menghadap perut Athar, menghirup aroma tubuh Athar yang sangat candu baginya.
" sayang geli tau nafas kamu ke perut, takut bangunin yang lain Lo, musti tanggung jawab ya" ujar Athar memejamkan matanya bersandar di sofa dengan tangan masih mengelus rambut melati lembut.
"Biarin " jawab melati kurang jelas sebenarnya karena seluruh wajahnya menempel dengan perut Athar yang terbungkus kaos putih tipis.
melati sekarang malah memainkan nafasnya seolah menggoda Athar. Athar yang imannya memang sangat tipis ini pun tidak bisa tidak tegang kalau sudah di goda oleh melati.
Athar menggelitik perut melati agar segera bangun dari perutnya, melati yang memang tidak tahan geli pun akhirnya kalah, ia pun bangun dan tertawa hingga perutnya sakit.
"Hahaha... Ampun mas... ampun.. hahaha" ujar melati yang masih tertawa memegangi perutnya, Athar pun berhenti.
"Jahat banget, perutku sakit tau" cemberut melati lalu bangkit duduk di sebelah Athar.
"Maaf ya, habisnya mas gemes banget" ujar Athar yang langsung menci*m bibir melati lembut, melati pun menahan kepala Athar dan membalas ciuman Athar.
Mereka berpang*tan agak lama hingga bunyi bel menghentikan kegiatan asik melati dan Athar.
"Kayak nya pelayanh villa nya dateng nganter makanannya mas" ujar melati membetulkan kancing piyama atas nya yang barusan sudah di buka Athar.
"Iya sayang, mas ambil dulu ya" Athar bangkit menuju pintu untuk membukanya, ia pun membuka pintu dan mempersilahkan orang masuk membawa beberapa makanan. Athar mengikuti nya dari belakang lalu duduk di samping melati, Athar memperhatikan pelayan tersebut, laki-laki yang sepertinya masih muda menyiapkan piring dan sendok, sesekali orang itu curi-curi pandang pada melati yang memakai piyama warna putih transparan.
Athar menyadari itu iapun berpindah duduk di tempat melati lalu memeluk tubuh melati erat, melati bingung melihat tingkah Athar yang menurutnya aneh, Athar bermesraan didepan orang lain yang tidak biasanya bagi melati.
Staf villa tersebut merasa tidak nyaman mempercepat pekerjaan nya dan setelah selesai segera ia pergi dengan berpamitan pada tamunya.
"Mas nggak mau makan nih, mau pelukan gini terus??" Tanya melati
"Iya sayang, maaf ya" Athar pun melepaskan pelukannya, lalu keduanya menikmati makan malam berdua dengan mesra, kadang Athar menyuapi melati dan sebaliknya untuk saling mencoba makanan di piring nya, padahal dengan menu yang sama tapi berbeda rasanya ketika di suapi orang yang di sayang;(uhuuuyyyy).
Selesai makan melati dan Athar menuju kamar mandi bersama untuk sikat gigi dan cuci muka, melati duduk di samping wastafel dan Athar di depannya menghadap cermin.
"Bagus banget ya kamar mandinya mas" ujar melati yang masih dengan kegiatan sikat gigi. Athar hanya menjawab anggukan karena ia juga masih sikat gigi. Setelah selesai mereka pun berkumur, melati turun dan berdiri di depan Athar untuk berkumur lalu cuci muka begitupun Athar, kegiatan yang mereka lakukan saat ini memang sangatlah terlihat sederhana tapi menurut melati sangat membahagiakan saat melakukan kegiatan bersama orang yang disayangi nya.
"Mau disini apa dikasur??" Tanya Athar berbisik-bisik ke telinga melati.
"Apanya mas??" Tanya melati pura-pura bodoh
"Kelamaan " gumam Athar dan menggendong melati keluar dari kamar mandi ala bridal style,
"Aww masss... Jangan ..." teriak melati saat Athar menggendongnya lalu berlari menuju kasur dan agak melempar nya ke kasur.
"Kamu mau jadi penurut atau jadi yang nggak nurut sayang??" Tanya Athar menggoda melati.
melati berfikir sebentar, "kalo aku nggak mau nurut gimana mas ???" Tanya melati.
"Terserah, kamu mau gimana aja, mau kasar atau lembut, kalo kamu berontak, mas bakalan sedikit kasar" Athar membelai pipi melati lembut lalu mencium pipi melati sangat lama, mengungkung tubuh melati berada di bawahnya.
"Aku mau sedikit kasar mas" bisik melati.
"Serius ?" Tanya Athar agak ragu, tapi melati mengangguk mantap.
"Ayo mas" Athar bangkit melepaskan Kungkungan melati, melati segera mencium bibir Athar dengan lembut dan li*r, awalnya Athar sempat kewalahan menghadapi cium*n melati tapi sekarang ia bisa mengimbangi melati dengan baik juga.
Keduanya saling membalas seakan berlomba saling memu*skan satu sama lain.
""Ahhh. .. mass..." D*s*h melati saat Athar mer*m*s kasar dad*nya yang sudah sangat menant*ng.
Segera Athar menyibakkan baju melati ke atas tanpa membuka kancing nya, tanpa berfikir panjang Athar dengan cepat m*lum*t ujung pink yang sudah terpampang di depannya.
"Ahhh.. mas.. terus... Ahh.. en*k mas..." Racau melati yang sudah diliputi gairah karena Athar memainkan titik sensitif melati dengan lumayan kasar tapi nikm*t, dan terkesan buru-buru, karena tangannya pun sudah berhasil meloloskan celana pendek melati, sekarang, melati sudah tel*nj*ng di depanya.
"Kamu basah banget sayang" melati merasakan jari-jari Athar sudah memainkan inti tubuh nya.
"Mas .. pelan dikit.." ujar melati karena jari Athar keluar masuk dengan gerakan cepat dan kasar.
melati pun berbaring, karena tadi Athar melepaskan ******* ujung dadanya, dan sekarang beralih menuju anggota tubuh melati yang lainnya yang sedang di mainkan dengan jarinya.
"Ahh.. mass....enak banget mas, ahhh" d*s*h melati tanpa bisa di tahan, saat sedang menikmati kepala melati ke kiri dan ke kanan, sekilas ia melihat bayangan manusia di luar kamarnya, di pintu menuju kolam renang, segera melati mengalihkan penglihatannya menuju yang lain, karena takut itu makhluk halus, tapi fokusnya Terganggu oleh ulah Athar yang semakin menggila di bawah.
.
.