10jt Dollar mengandung Bayi untuk Bos Mafia!!!??
Memutuskan untuk menjadi ibu pengganti ketika sebuah tawaran dari seseorang tak dikenalnya hingga iming-iming uang jutaan dollar, membuat Laila menerima tawaran itu dalam keadaan masih perawan dan terdesak?
Laila Aplebarry, wanita energik yang rela menjadi ibu pengganti untuk pasangan suami-istri. Namun naasnya, dia tidak tahu bahwa yang dia tolong adalah pasangan Mafia yang seharusnya dijauhi. Dan lebih parahnya lagi, mau tak mau Laila yang tidak tahu apa-apa malah memilih Parsial Surrogate Mother / Surrogasi Tradisional yang membuatnya one night stand dengan Donovan Stone-Brooks— si mafia bengis dan terkenal kejam yang berperan sebagai ayah adopsi.
Keadaan nya semakin rumit, saat Laila malah membawa kabur anaknya usai melahirkan karena tak tega bila harus memberikannya kepada orang lain dan itu membuat nyawanya hampir melayang.
°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°
Mohon Dukungannya ✧◝(⁰▿⁰)◜✧
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Four, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
ABftMB — BAB 16
SIKAP YANG BERBEDA ANTARA IBU & AYAH
Beberapa jam berlalu ketika menjelang tengah malam. Di saat semua orang tertidur dan hanya sebagian saja yang terbangun di Mansion termasuk para penjaga. Sebuah mobil hitam datang milik Quinn yang sama sekali tidak menimbulkan kecurigaan.
“Aku masih tidak percaya jika Roger meninggal karena bunuh diri, Donovan.”
“Tapi itu adalah kebenaran nya. Apa lagi yang ingin kau bahas, Paman.” Tegas Donovan yang terlihat santai-santai saja meski tatapannya tegas sembari menikmati rokoknya.
Sementara Marlon masih terlihat bingung dan yakin bahwa ada sesuatu permainan yang Donovan sembunyikan darinya.
JDUARRR!!!!
Seketika sebuah ledakan yang cukup keras langsung membuat Donovan dan Marlon sama-sama terkejut hingga bergegas tanpa banyak bicara sampai Stacey datang menghampirinya tergesa-gesa. “Mobil Quinn meledak!” ucapnya yang tentunya membuat kedua pria tadi langsung pergi keluar.
Dengan mengenakan jubah tidurnya berwarna hitam bergaris merah, Donovan keluar dan melihat kobaran api di mobil hitam milik istrinya yang tepat terparkir di depan rumah mewahnya di tengah-tengah halaman Mansion.
“AUSTIN!!!” panggil Donovan yang terlihat marah hingga suaranya meninggi.
“Ya, Tuan?”
“Suruh mereka memadamkan apinya dan periksa di dalam mobilnya.” Tegas Donovan yang langsung ditanggapi oleh Austin.
Pria itu segera menyuruh beberapa anak buah untuk memadamkan api ledakan tadi hingga benar-benar padam dan membuat asap mengepul ke udara.
“Oh, astaga... ” Gumam Connie tak percaya bahwa akan ada kematian bertahap setelah kepergian Roger, kini Quinn.
“Wanita arogan itu sudah mati?”
Seketika Stacey menoleh ke arah Connie dengan wajah garang. “Jaga mulutmu.” Gertaknya sehingga Connie menatapnya balik dengan kerutan di alisnya. “Memangnya kenapa?” balasnya yang masih saja memancing emosi seseorang.
Tak ingin berdebat, Stacey langsung bergerak ke arah mobil dan membantu memeriksanya hingga dia melihat beberapa potong pakaian yang Quinn kenakan terakhir kalinya hingga menyisakan bagian setengah badan bak dicabik-cabik akibat ledakan.
Stacey terdiam dengan wajah tegang melihat kondisi mengenaskan Quinn, lalu dia keluar dari mobil dan menatap ke arah Donovan, Marlon dan juga Connie yang memang berdiri bak sejajar.
“Quinn is dead. (Quinn sudah meninggal).” Ucap Stacey membuat ketiga orang tadi terdiam juga Austin yang memeriksanya sendiri ikut terdiam melihat kondisi istri dari bosnya itu.
Dengan tatapan ke depan tanpa kesedihan dan derai air mata. Donovan masih menunjukkan sikap tegas dan angkuhnya meski mendengar berita tersebut hingga Austin menatap ke arahnya seolah tengah mengisyaratkan sesuatu kepada sang asistennya itu.
“Sekarang apa Donovan? Apa Quinn juga membunuh dirinya sendiri atau ini perbuatan dari orang lain hah?” gertak Marlon menatap tajam ke keponakannya.
Sungguh keadaan mansion yang ricuh membuat si kecil Aurora mengintip bersama salah seorang pelayan. Tentu saja dia terbangun dan mendengar serta melihat semua itu, hanya wajah tegang saja yang Aurora tunjukkan bukan tangisan.
“Sebaiknya kita masuk Nona, ayo! Jika tidak tuan Donovan akan marah.” Ucap sang pelayan yang masih mengandeng tangan Aurora.
Anak itu menggeleng dan melepaskan gandengan tangan tersebut lalu berjalan cepat menuju ke para orang dewasa tadi.
“Bersihkan kekacauan ini.” Pinta Donovan kepada anak buahnya dan berbalik hendak masuk sampai Marlon menahan pundaknya dan membuat Donovan menatap tajam.
“Apa yang kau sembunyikan. Jika kau tidak bisa mencari tahu dan mengendalikan Stone-Brooks, maka aku yang akan mengendalikan nya sebagai yang tertua, Don!” sentak Marlon yang langsung dihadap langsung oleh Donovan saat itu juga, sehingga keadaan di sana semakin tegang.
“Sudah ku bilang ini adalah urusan ku. Kau sudah mendapatkan untuk mengatur perusahaan Paman. Biarkan aku bekerja dengan caraku sendiri atau tidak sama sekali.” Balas Donovan menahan semua amarahnya agar tetap terkendali.
Jika kalian bertanya tentang Donovan? Maka jawaban nya dia sudah tahu dan menebak permainan licik ini, namun yang dia ingin cari tahu adalah. Dalang di balik semua ini.
“Terakhir kali aku melihat kesalahan Charles hingga membuatnya terbunuh dan sekarang aku melihat lagi di dalam dirimu.” Ucap Marlon yang kini saling berhadapan dengan Donovan.
Mata yang terbuka lebar dan merah berair menunjukkan betapa marah dan kesalnya Marlon menahan semua itu.
“Dan hanya untuk terkahir kali itu saja, jangan pernah ikut campur jika tidak aku akan terbunuh karena mu.” Balas Donovan membuat Marlon mengepalkan tangannya.
Ya! Hampir semua mansion tahu tentang kematian Charles Stone-Brooks yang terbunuh di tangan musuh karena kesalahan langkah yang Marlon lakukan saat itu.
Dan kini Donovan mengingatkan sekali lagi kepada pamannya.
-‘Pertengkaran yang menarik!’ Pikir Connie menyeringai kecil nan licik membuat Stacey menatapnya tajam dan langsung membuat Connie sendiri terdiam dengan lirikan sinis.
Donovan melangkah masuk sampai di ambang pintu dia berpapasan dengan Aurora sehingga kontak mata mereka saling bertemu. “PELAYAN!!” sentak Donovan cukup lantang hingga anak itu tersentak kaget dan mulai berkaca-kaca mendengar suara Donovan yang terdengar sangat marah.
“Iya, Tuan!”
“Aku menyuruhmu untuk menjaganya. BAWA DIA KE KAMARNYA!” sentak Donovan di akhir kalimatnya sehingga pelayan tadi langsung bergegas menggendong Aurora yang nampak menangis karena kaget.
Dengan tatapan tajam Donovan melihat ke arah perginya putrinya bersama pelayan tadi.
“Kakak— ”
Belum selesai bicara Donovan langsung melangkah masuk dan pergi meninggalkan Stacey yang mencoba membujuknya. Tentu wanita itu juga merasa kasihan dengan Aurora, bagaimana pun dia adalah bagian keluarganya.
“Gadis yang malang!” ucap Connie menyeringai kecil dan melangkah masuk saat Stacey sudah mendengarnya tadi.
Tidak tahu sampai kapan Donovan akan bersikap seperti itu kepada putrinya dan kematian Quinn? Jelas itu ada sesuatu yang tidak beres seperti apa yang Donovan pikirkan dan rencanakan nanti.
...***...
2 Tahun Kemudian
Taman Chicago
Terlihat seorang wanita cantik dengan rambut terkuncir ekor kuda yang sangat indah berwarna cokelat. Laila masih terlihat sangat cantik dan menawan di usianya yang kini menginjak 30 tahun. Oh tentu, dia memang wanita cantik seperti namanya.
“Tolong bersabar, karena besok aku masih menjualnya!” ucap Laila kepada para pelanggan yang kini menggerumuni kios kecilnya saat ini.
Di saat anak-anak sekolah tadi sibuk memesan. Kefokusan Laila tertuju kepada sosok gadis berusia 4 tahun yang hanya duduk dan terus menatap ke arahnya.
Ya! Hampir setiap hari anak itu berkunjung di sana setiap pulang sekolah. -‘Gadis yang menarik!’ pikir Laila tersenyum tipis menatap wajah cantik anak itu.
Mata silver dan rambut pendeknya dengan bandana lucu.
.
.
.
Selesai melayani para pelanggan nya tadi. Kini Laila memberanikan diri menghampiri anak tadi yang masih duduk di kursi taman warna putih.
“Hai! Aku selalu melihatmu setiap hari, apa kau sedang memperhatikan ku?!” tanya Laila yang kini berdiri di depan gadis cantik tadi.
“Ya!” jawab jujur anak itu membuat Laila seperti melihat dirinya sendiri. Sangat berani!
“Aku boleh duduk?” tanya Laila.
Anak itu menggeleng kecil dan membuat Laila berkerut alis heran. “Why?”
“Karena kita tidak saling kenal!” balasnya membuat Laila menyeringai tak percaya.
“Kau benar. Em... Namaku Laila, dan nama mu?” tanya Laila mengulurkan tangannya tanpa ragu.
Tentu saja gadis kecil tadi meraih tangan Laila. “Aurora!” jawabnya.
“Nama yang bagus!”
“Terima kasih!” Aurora tersenyum lebar menatap wajah cantik Laila dan rambut indahnya yang membuatnya betah duduk di sini sambil memandangi nya. Sekaligus melihat keramahan dan senyuman lebar Laila membuat Aurora ingin menatap nya selalu.
Jangan jangan...
Laila adik Espascito (eh susah bener namanya 😅)
tetap semangat, ditunggu kelanjutannya kak.
penasaran apa yg akan terjadi selanjutnya...
kayaknya musuh nya mengincar keturunan Stone-Brooks..
...hanya kak othor yg tau.