Yang Qing Xia di bunuh secara kejam oleh ibu tiri dan kakak tirinya. Belum puas melihat kematian adiknya, sang kakak melempar tubuh Qing Xia ke sebuah hutan yang terkenal sebagai sarang serigala.
Sebuah jiwa dari alam lain tiba-tiba terbawa dan masuk ke dalam tubuh Qing Xia. Jiwa itu menyadari keberadaannya di dalam hutan dan saat ini dia di kelilingi oleh kawanan serigala yang sedang kelaparan.
"Haruskah ku bunuh kalian semua?"
"Wanita yang benar-benar menarik!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Win, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 5. Kediaman Huang
Lee menyiapkan kereta kuda untuk berangkat ke kediaman Huang. Jenderal Yang memerintahkan seorang pelayan untuk membawakan pakaian baru. Pelayan itu juga membantu Qing Xia untuk membersihkan diri dari bekas-bekas darah yang sudah mengering.
Luka-luka di sekujur tubuh Qing Xia membuat pelayan bergidik ngeri, dia merasa iba dan kasihan terhadap Nona Muda yang sedang dia layani. Selama ini Qing Xia tidak memiliki satu pun pelayan pribadi, sebab Mo You Li mengusir mereka yang bekerja untuk Qing Xia.
"Nona, tolong beritahu saya jika terasa sakit. Saya akan lebih berhati-hati agar tidak menyentuh luka Nona." ucap pelayan sambil membasuh tubuh Qing Xia.
"Pelayan ini sepertinya bukan orang suruhan Mo You Li." benak Qing Xia.
"Siapa nama mu?"
"Nama saya Xiao Yen." jawab pelayan itu.
"Xiao Yen, sudah berapa lama kamu bekerja di kediaman Yang?"
"Saya baru bekerja 1 tahun, ibu saya juga bekerja di sini." jawab Xiao Yen.
"Lalu di mana ayahmu?" tanya Qing Xia penasaran, mendengar suara Xiao Yen yang masih belia, membuat dia bertanya-tanya. "Kenapa gadis sekecil ini sudah bekerja sebagai pelayan?"
Xiao Yen terdiam sesaat, dia lalu menceritakan tentang hidup kelam yang di jalani oleh ibunya. "Sebenarnya, ibu saya di paksa untuk melayani seorang pria tua. Setelah malam itu, ibu tidak lagi bertemu dengan pria tua tersebut. Tapi beberapa bulan kemudian ibu baru tau jika dirinya sedang hamil. Jadi ibu melahirkan dan membesarkan saya seorang diri."
"Di manapun sama saja, pria hidung belang selalu ada di mana-mana." benak Qing Xia.
"Maaf karena aku sudah membuatmu mengungkit hal buruk yang ingin kamu lupakan."
"Tidak apa-apa, Nona! Saya sudah terbiasa dengan cemoohan dari orang-orang di sekitar." jawab Xiao Yen sambil memakaikan pakaian Qing Xia.
Sementara Xiao Yen merias rambutnya, Qing Xia tenggelam dalam pikiran.
"Nona, anda terlihat sangat cantik dengan pakaian ini." puji Xiao Yen sambil tersenyum.
"Terima kasih, sayang sekali aku tidak bisa melihatnya."
Xiao Yen kembali merasa kasihan terhadap Nona Mudanya. "Meskipun aku tumbuh tanpa sosok seorang ayah, aku tidak pernah di pukuli. Mataku juga baik-baik saja. Nona benar-benar kasihan sekali."
"Ayo kita pergi, Ayah pasti sudah menunggu di luar!" ajak Qing Xia.
Xiao Yen memgangguk, dia segera membantu Qing Xia berdiri lalu berjalan menuju ke halaman depan. Jenderal Yang sudah menunggu di sana, dia berdiri di sebelah kereta kuda.
"Putriku cantik sekali!" puji Jenderal Yang begitu melihat Qing Xia.
"Terima kasih Ayah!" jawab Qing Xia sambil tersenyum.
Jenderal Yang menggendong tubuh kecil Qing Xia ke atas kereta kuda. "Kamu ikut saja!" perintahnya kepada Xiao Yen. Lee menjadi kusir kereta, dia duduk di depan bersama Xiao Yen.
Kereta kuda pun berangkat, Jenderal Yang meminta Lee untuk berjalan pelan agar luka di tubuh Qing Xia tidak terasa sakit akibat benturan dan goncangan. Setelah beberapa jam perjalanan, akhirnya mereka tiba di kediaman Huang.
"Permisi, kami dari kediaman Yang. Bisakah kami menemui Tabib di sini?" tanya Lee kepada penjaga di depan gerbang.
"Tentu saja, silahkan masuk, Tuan!" jawab penjaga gerbang yang langsung membukakan pintu gerbang untuk dilewati kereta kuda.
Sesampainya di dalam, Jenderal Yang kembali menggendong tubuh kecil Qing Xia. Dia menurunkan anak gadisnya ketika mereka sudah tiba di dalam sebuah paviliun.
"Silahkan tunggu sebentar, saya akan memanggil Tabib untuk menemui anda." ucap seorang pelayan.
"Tuan, keluarga Huang sudah terkenal selama ratusan tahun. Mereka melayani kekaisaran, kakek buyut dan bahkan keturunan terakhir mereka semua menjabat sebagai Menteri dan Panglima besar. Tapi, bukankah sikap ramah ini sungguh aneh?" ucap Lee merasa curiga.
"Jangan berprasangka buruk dulu, bukankah mereka juga terkenal karena putri Huang Se Se yang menjadi Permaisuri Raja Wei dulunya? Kau mengingat apa kata orang-orang tentang Permaisuri?" sahut Jenderal Yang.
"Wanita yang baik hati, lembut dan selalu membantu orang tanpa membedakan status mereka." jawab Lee.
Jenderal Yang mengangguk, "Benar, mungkin keluarga Huang memang dipenuhi oleh orang-orang baik seperti Permaisuri." ucap Jenderal Yang.
Qing Xia hanya mendengar percakapan kedua orang itu, dia bahkan tidak tahu siapa itu Permaisuri Raja Wei dan Kediaman Huang juga pertama kalinya dia mendengar tentang nama keluarga ini. Dia yang berasal dari masa depan sama sekali tidak tau apa-apa mengenai sejarah.
Seorang laki-laki datang bersama seorang pelayan. Laki-laki itu memakai topeng di wajahnya, sementara pelayan itu adalah Yu yang menyamar sebagai seorang pelayan biasa.
"Maaf karena terlambat menyambut kedatangan anda, Jenderal Yang!" ucap pria yang mengenakan topeng.
"Anda adalah Tabib dari kediaman Huang?" tanya Jenderal Yang penasaran, sebab dia merasa laki-laki di depannya masih seorang pria muda yang berusia 20an.
"Benar, saya adalah tabib di sini." jawab laki-laki itu.
"Tuan Tabib, bisakah anda mengobati mata putri saya?" tanya Jenderal Yang sedikit berharap.
"Saya akan memeriksanya lebih dulu." Laki-laki itu lalu mendekat ke Qing Xia. "Nona, maaf jika saya sedikit tidak sopan." ucapnya yang lalu membuka perban yang melilit di mata Qing Xia.
Tabib muda itu langsung tersenyum begitu melihat wajah Qing Xia yang berubah dingin. "Ternyata dia mengenaliku!" benak Han Ze Xin.
Tabib muda yang mrngenakan topeng itu adalah Han Ze Xin, dia sudah meminta penjaga untuk membukakan pintu apabila tamu dari keluarga Yang datang berkunjung. Betul saja tebakannya, mereka tiba lebih cepat dari perkiraan.
"Nona, apakah kau sudah siap menyerahkan tubuh mu?" tanya Han Ze Xin sambil berbisik.
Qing Xia hanya bisa menahan emosinya karena dia tidak bisa menyerang Han Ze Xin di depan umum. Sementara Laki-laki itu kini senang kegirangan setelah berhasil menggoda Qing Xia.
"Saya akan menggobati mata Nona Yang, tapi sepertinya perlu waktu yang lama hingga dia bisa sembuh total." ucap Han Ze Xin kepada Jenderal Yang.
"Benarkah? Mata Qing Xia bisa disembuhkan?" tanya Jenderal Yang antusias mendengar pernyataan dari Han Ze Xin.
Han Ze Xin mengangguk dengan yakin, membuat hati Jenderal Yang lega dan senang. "Akhirnya mata Qing Xia bisa diobati." pikirnya.
"Saya akan memberikan perawatan dua kali dalam seminggu. Mungkin perlu waktu satu tahun untuk bisa sembuh total. Tapi untuk sementara, Nona Yang bisa melihat meskipun masih belum begitu jelas."
Han Ze Xin meminta Yu untuk memberikan jarum akupuntur. Dia nenusukkan ratusan jarum di atas kepala Qing Xia. Jenderal Yang, Lee dan Xiao Yen tampak bergidik ngeri melihat semua jarum itu berada di atas kepala Qing Xia.
"Saya akan mengeluarkan semua jarum ini secara cepat, tolong jangan bergerak dan tahanlah sedikit rasa sakitnya." ucap Han Ze Xin yang di jawab dengan anggukan dari Qing Xia.
Dalam beberapa gerakan saja semua jarum itu sudah selesai di cabut semua. Membuat mata orang-orang hang menyaksikan merasa takjub dan kagum.
"Coba buka mata anda!" pinta Han Ze Xin.
Qing Xia membuka matanya secara perlahan, dia merasa begitu silau ketika cahaya masuk ke dalam matanya yang berkilau indah. Matanya berkedip beberapa kali, dia menatap ke arah Jenderal Yang, Lee, Xiao Yen. Terakhir dia menatap wajah laki-laki yang berdiri di sampingnya.
"Ckkkk! Memangnya ini jaman apa sih masih pakai topeng-topengan!" keluhnya dalam hati.
"Anda bisa melihat saya, Nona?" tanya Han Ze Xin.
"Ya, saya melihat seorang laki-laki yang memakai topeng. Sepertinya anda terlalu malu untuk menunjukkan wajah anda. Apakah wajah anda sejelek itu Tuan Tabib?" sindir Qing Xia dengan wajah datar.
"Hahaha...!"
Mendengar ejekan dari Qing Xia, Yu tanpa sadar tertawa, membuat semua mata tertuju kepadanya.
^^^BERSAMBUNG...^^^