Ternyata, Aku Bukan Istri Pertama.

🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂

"Mas, bisa kita pergi sekarang?"

Suara sang istri tentu mengagetkan Leo yang melamun sambil memejamkan mata. Pria itu sedang pusing pasalnya ada janji yang tak harus istrinya tahu. Tapi ia juga merasa kasihan dan tak tega jika harus menolak keinginan Aurora. Cukup ia tak memberi hati tapi bukan berarti tak memberi kesenangan meski dari hal hal kecil seperti ini.

"Hem, ayo. Tapi kurasa kamu akan jauh lebih bosan jika ikut denganku," ucap Leo masih berharap Aurora mengurung kan niatnya untuk ikut.

"Tidak, Mas. Mungkin bagimu aku berlebihan tapi aku hanya ingin mengenalmu lebih jauh. Dengan aku ikut bersama mu hari ini, ku harap aku bisa lebih memahami pekerjaanmu dan keseharianmu, " jawab Aurora dengan suara yang mampu meneduhkan hati siapa pun yang mendengar.

Leo hanya mengangguk sekali, lalu berjalan lebih dulu kearah pintu tanpa ada sedikit pun niatan untuk mengulurkan tangan pada istrinya.

Aurora hanya bisa tertawa kecil dibalik cadar. bodoh rasanya jika terus berharap suami tampannya itu mau menyentuhnya meski hanya sekedar bergandengan tangan sampai mobil bahkan untuk berjalan saja jarang sekali mereka sejajar.

.

.

.

Menempuh perjalanan kurang Lebih empat puluh lima menit, akhirnya mobil mewah Leo sampai di lobby sebuah resto yang sebenarnya sering di lewati Aurora.

"Ini punya mu, Mas?"

"Iya, pernah kesini?" tanya Leo.

"Belum, tapi sering lewat sih. Aku jarang keluar rumah," jawab Aurora.

Ia yang tak pandai bergaul tentu jarang bepergian kecuali dengan keluarga atau sepupunya, jadi tak aneh jika Aurora beralasan seperti itu.

"Keluarga mu juga banyak Resto, pasti kamu selalu berkunjung ke Resto milik Rahardian Group saja, kan?"

Aurora hanya mengangguk karna Leo langsung keluar dari mobilnya.

Mereka disambut oleh beberapa pelayanan dan juga staf seperti manager dan supervisor. Tapi Aurora diminta langsung untuk segera masuk ke ruang kerja sang suami yang berada di lantai 4, ia diantar oleh salah satu pelayan perempuan sampai kesana.

"Terima kasih," ucap Aurora saat ia sudah dibukakan pintu.

"Sama-sama, Nyonya. Saya permisi," ucapnya sopan seraya menundukan sedikit kepalanya.

"Iya, silahkan."

Aurora melangkah masuk setelah ia menutup pintu. Tak ada yang aneh dan mencurigakan di ruangan tersebut, semua nampak seperti ruang kerja pada umumnya. Hanya ada beberapa foto Resto yang diyakini Aurora itu milik Leo di berbagai daerah dan kota. Dan satu foto orang tuanya diatas meja. Selebihnya hanya lukisan, jam dan TV yang menggantung didinding padahal jauh didasar hatinya ia ingin menemukan sesuatu yang sama seperti di kamar suaminya.

Hampir lima belas menit berlalu, Aurora yang bosan akhirnya memilih ke kamar mandi untuk mencuci wajahnya agar tak mengantuk tapi baru saja ia ingin keluar, ia justru mendengar suara dua orang pria sedang berbincang yang salah satunya tentu suara Leo.

.

.

"Terus gimana? Lo gak jadi dong ke luar kota buat liat Ameena?!"

🌻🌻🌻🌻🌻

Hai, assalamu'alaikum...

Wah, yang komen pada nanyain Gajah semua ya 🤣

Pas Ola nikah Gajahnya lagi ngumpet dibalik batu 😌 jadi masih rada oleng, di tambah tuh Gajah belom pesen baskom ajaib lagi diCHOPEE, soalnya baskom lama gak sengaja ke injek kaki Gajah 😂

Novel ini babnya dikit, jadi jangan di tinggal tengah jalan ya 😇

lope-lope buat kalian semua, haturnuhun buat yang selalu sabar dan ikut disana sini. sehat-sehat dan jaga kewarasan kalian ya.😇😇