Bagaimana jadinya jika seorang siswi dijodohkan dengan gurunya sendiri.
Faradilla Angelica, siswi kelas 12 yang terkenal dengan prestasinya keluar masuk ke ruang BK, bukan karena dia sering bolos atau yang lainnya, melainkan karena dia sering kepergok berpacaran di area sekolah dengan Arsyad.
Orang tuanya merasa geram, hingga mereka menjodohkan Fara dengan Aslan, guru baru di sekolahnya.
Fara jelas tidak terima dengan perjodohan itu. Dia sampai rela kabur dengan Arsyad demi menolak perjodohan itu.
Lalu bagaimana jika akhirnya Fara dan Aslan dinikahkan? Apakah akhirnya Fara bisa mencintai Aslan, sosok guru yang sangat galak itu?
"Dasar Pak Singa!" begitulah Fara menyebutnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Puput, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 26
Fara sudah tertidur dengan nyenyak, sedangkan Aslan dia harus ke kamar mandi terlebih dahulu untuk menenangkan dirinya. Menenangkan sebuah hasrat yang muncul hanya karena sebuah simulasi suara.
Dia kini merebahkan dirinya di sebelah Fara sambil menatap punggung Fara. Apakah suatu saat nanti dia bisa memiliki Fara seutuhnya. Seiring bergulirnya waktu, rasanya dia semakin tidak rela kehilangan Fara.
Dia berusaha memejamkan matanya, meski rasa kantuk itu menguar entah kemana.
Semoga kamu bisa mebalas perasaanku suatu saat nanti...
Aslan akhirnya bisa tertidur, hingga pagi hari dia dikejutkan dengan teriakan Fara.
"Aaaaa... Pak Aslan ngapain dekat-dekat?"
Aslan membuka matanya, dia melihat tubuhnya yang tetap berada di tempatnya. "Kenapa? Aku tetap di tepi nih."
Fara melihat dirinya sendiri, ternyata dirinya yang telah melewati batas tengah. Seketika Fara beranjak dari ranjang, dia segera menuju kamar mandi karena merasa malu.
Aslan hanya tersenyum menatap punggung Fara yang kian menghilang di balik pintu kamar mandi. "Gemesin banget sih." Aslan tersenyum kecil, kemudian dia bangun dan menata tempat tidur. Hal-hal kecil mulai terbiasa dia lakukan sejak menikah dengan Fara.
Setelah Fara keluar dari kamar mandi, kini berganti Aslan yang masuk ke dalam kamar mandi. "Tunggu aku sebentar, kita sholat berjamaah." kata Aslan sambil berlalu masuk ke dalam kamar mandi.
Fara tak menjawabnya tapi langsung dia tunjukkan dengan gerakan. Fara menggelar dua sajadah, kemudian dia memakai mukenanya dan duduk menunggu Aslan keluar dari kamar mandi.
Saat keluar dari kamar mandi, Aslan tersenyum melihat Fara yang tengah menunggunya. Dia segera memakai sarung dan baju kokonya yang dia siapkan semalam. Dia kini berdiri di depan Fara sebagai imam. Memulai sholat subuh itu dengan niat lalu takbir.
Terasa begitu damai melingkupi hati sepasang suami istri itu. Setiap do'a yang Aslan panjatkan adalah agar pintu hati Fara terbuka untuknya suatu hari nanti.
Setelah selesai berdo'a, seperti sebelumnya, Aslan memutar tubuhnya dan mengulurkan tangannya.
Meski sebenarnya kesal, Fara tetap mencium punggung tangan Aslan. Setelah itu Fara melepas mukenanya lalu melipatnya.
Kemudian dia keluar dari kamar yang diikuti oleh Aslan.
Berulang kali Fara berdengus kesal karena Aslan terus mengekorinya. Bahkan saat kini Fara memulai olahraga kecil, Aslan juga mengikutinya. "Pak Aslan gak usah ngikuti saya bisa gak sih?"
"Aku gak ngikuti kamu, aku juga lagi olahraga."
Fara semakin merasa kesal, akhirnya dia masuk kembali ke dalam rumah. Dia duduk di ruang makan dengan dua gelas susu hangat yang sudah terhidang di atas meja. Kemudian Fara meminum segelas susu itu.
Beberapa saat kemudian Aslan juga ikut duduk di dekat Fara. Dia juga meminum segelas susunya.
Fara hanya melirik Aslan. Dia hanya bisa menahan emosinya sambil mendumel dalam hatinya.
"Rajin sekali kalian, jam segini sudah bangun." kata Bu Lani yang kini ikut duduk bergabung dengan mereka.
Seketika Fara menundukkan pandangannya karena malu, pasti mertuanya itu semalam mendengar suara drama di kamarnya dan sudah berpikir yang tidak-tidak.
"Iya dong, Ma. Tiap pagi harus bersemangat." kata Aslan dengan senyum sumringahnya, seolah dia benar-benar telah melewati malam yang panas bersama Fara.
"Semangat membara seperti semalam ya." Bu Lani tersenyum kecil. "Maaf ya, Mama sempat tidak percaya sama kalian. Nanti Mama mau pulang sama Papa biar gak ganggu kalian berdua di sini."
Seketika senyum kecil mengembang di bibir Fara, itu berarti malam ini dia tidak perlu tidur sekamar lagi dengan Aslan.
"Gak sabar dapat cucu dari kalian. Semangat ya tiap malam." kemudian Bu Lani berdiri, "Mau titip pesan dulu sama Bi Sri agar masak makanan bergizi setiap hari buat kalian. Tak lupa juga bekal buat kalian berdua, kan tiap hari pulangnya hampir sore." cerocos Bu Lani sambil berlalu menuju dapur.
Fara kini merasa berdosa. Dia telah membohongi mertuanya itu. Dia kini saling tatap dengan Aslan. Aslan justru mendekatkan dirinya dan berbisik di telinga Fara. "Kalau gak mau terus-terusan bohong, makanya cepat mau jadi istri aku yang sebenarnya."
"Ih," Fara berdengus kesal, lalu dia berdiri dan berjalan menuju tangga. Dia naik ke lantai atas dan masuk ke dalam kamarnya.
...***...
Pagi itu seperti biasa, Arsyad selalu menunggu Fara di dekat gerbang. Melihat Fara yang baru saja melintasi gerbang, Arsyad tersenyum padanya.
"Udah sehat?" tanya Arsyad.
"Udah." Fara menggenggam tangannya sendiri. Dia merasakan cincin di jari manisnya yang lupa belum dia lepas. Buru-buru dia lepas cincin itu saat Arsyad tidak menatapnya. Kemudian dia masukkan cincin itu ke dalam sakunya.
"Tinggal 4 bulan lagi kita sudah UNBK ya. Gak terasa banget." kata Arsyad sambil mensejajari langkahnya dengan Fara.
"Iya, cepat banget, tapi sepertinya aku gak jadi kuliah di luar negeri. Aku gak boleh sama Ayahku." Fara sangat menyesali hal itu. Bahkan impiannya bersama Arsyad pun sepertinya akan kandas juga.
"Ya udah, gak papa. Aku juga bisa kuliah di sini. Kamu masih pengen jadi Dosen?"
Fara menganggukkan kepalanya. "Ya, kamu juga masih tetap ingin jadi Dokter kan?"
"Iya." mereka masih terus mengobrol sampai masuk ke dalam kelas.
"Kalau jadi dokter cinta bisa gak?" goda Fara.
"Bisa, khusus buat kamu."
"Uluh, uluh masih pagi udah pada gombal." kata Ayla yang sudah duduk di bangkunya. "Gue yang butuh dokter cinta nih. Pak Aslan udah nikah gitu aja, gak nungguin gue yang masih sekolah."
"Masih banyak cowok yang lebih-lebih dari Pak Aslan." kata Fara yang kini juga duduk di bangkunya.
"Lo mah gak pernah bela gue sama Pak Aslan. Jangan-jangan lo juga naksir lagi sama Pak Aslan?"
"Impossible. Gue udah punya Arsyad."
Arsyad terus menatap Fara. Benarkah rumor tentang Pak Aslan yang telah menikah itu benar adanya?
Apa Fara sudah membohongiku tentang statusnya dengan Pak Aslan?
💞💞💞
.
Like dan komen ya...
sayang ama papa aslan