Warning : Tolong jangan Boom Like ya
Kimberly adalah seorang gadis berusia 25 thn, dia adalah seorang juara bela diri tingkat dunia, Kimberly berhasil menjadi juara bela diri tingkat dunia selama 5 tahun berturut turut, selain hebat dalam bela diri Kimberly juga seorang hacker yang sangat handal.Dimasa kekayaannya Kimberly tiba-tiba dinyatakan mati tanpa alasan, tapi hal aneh terjadi saat dia membuka mata Kimberly dia terbangun di sebuah kelas dan terlihat seorang guru perempuan memarahinya tanpa alasan jelas
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon @hartati_tati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kebakaran
Kini vanessa sedang menyantap makanan yang dibelikan oleh felix, vanessa menyantap makanan tersebut dengan lahapnya membuat felix yang berada di sampingnya menatap heran.
"kenapa melihat gue seperti itu", Vanessa yang tidak tahan dengan tatapan felix yang terus memperhatikannya yang sedang makan membuatnya tidak tahan untuk tidak bertanya.
"lo cewek unik"
"maksud lo"
"biasanya cewek menjaga porsi makannya, mereka nggak mau keliatan gemuk"
"itu mereka bukan gue"
"tapi"
"shuutt diam, gue udah kenyang sekarang kita lanjutkan tour yang tertunda"
"sekarang lo mau kemana"
"terserah lo aja"
"akhirnya kata kata sakral para cewek keluar"
"kata kata sakral cewek?, apa tuh"
"lo cewek masa nggak tau sih"
"sudah lupakan saja, kita lanjutkan sekarang", Vanessa mempersilahkan felix untuk memandunya melihat lihat ruangan yang berada di club tersebut.
Vanessa terus memperhatikan sekelilingnya, sesekali mereka akan berhenti dan menyapa para anggota club tersebut.
Tangan vanessa masuk kedalam saku celananya, vanessa menguluarkan sebuah petasan dan mengeluarkan pematik api kecil, melihat situasi yang aman vanessa langsung menyalakan petasan tersebut lalu melemparnya ke luar jendela.
DUARRR
semua orang mengalihkan perhatian mereka pada suara ledakan tersebut, begitu juga dengan vanessa dan felix mereka menoleh ke arah suara petasan tersebut secara bersamaan, vanessa mengerenyitkan alisnya dan menatap bingung.
"apa tadi itu suara petasan", Vanessa bertanya dengan nada bingung.
"ya, tapi ini aneh, siapa yang main petasan di taman club"
"apa ada anggota club yang sedang bermain"
"tidak mungkin"
"apa kita perlu memeriksanya"
"tidak usah, ada orang lain yang akan melakukan hal tersebut"
"ohh" gagal batin vanessa, Vanessa melirik sebentar ke arah taman dan benar saja seseorang murid laki-laki sedang memeriksa area tersebut.
Vanessa diam mematung selama beberapa detik hingga suara felix memanggilnya beberapa kali.
"oh maaf gue nggak fokus"
"hmm tidak apa-apa, kita lanjutkan lagi"
"ya"
Vanessa mengeluarkan sebuah pisau kecil dari saku kemejanya, mata vanessa terus saja memperhatikan laki-laki yang berada berada ditaman tersebut, mata vanessa menyipit lalu tangannya melempar pisau kecil tersebut dengan kencang.
"AARRGGHHH"
Laki-laki tersebut berteriak kesakitan, pisau yang di lempar oleh vanessa menancap tepat di kaki laki-laki tersebut.
"felix tuh cowok kenapa berteriak gitu"
"lo tunggu di sini gue cek kesana sebentar"
"oke"
Felix bergegas pergi menghampiri teman satu clubnya tersebut, dia langsung menanyakan apa yang terjadi pada laki-laki tersebut, mata felix membola kaget saat melihat sebuah pisau kecil menancap di kaki temanya tersebut.
Melihat felix pergi tanpa pikir panjang vanessa mengambil kesempatan tersebut untuk kabur, vanessa membuka pintu tangga darurat dengan langkah cepat vanessa menaiki tangga tersebut, vanessa berhenti di tangga lantai 3.
Dilantai 3 vanessa menghampiri jendela yang menghadap tempat pada taman tempat vanessa melempar pentasan, Vanessa mengeluarkan pisau kecilnya lagi lalu dia melempar pisau tersebut kearah felix.
"Aarrgghhh"
Felix menjerit kesakitan saat sebuah pisau menancap tepat di kakinya, melihat hal tersebut semua murid anggota club tersebut berlari menghampiri felix dan temanya yang terluka.
Vanessa yang berada di lantai 3 tersenyum puas, rencananya untuk mengalihkan perhatian semua orang berhasil, sekarang dia bisa mencari bukti lebih mudah.
Vanessa turun dari lantai 3 kakinya berjalan menuju belakang gedung club tersebut, di belakang club terdapat sebuah gudang kecil tempat penyimpan barang barang bekas, vanessa menaruh tasnya ketanah dan membukanya, dari dalam tas vanessa mengeluarkan sebuah botol kecil yang berisi bensin, kemudian dia menuangkan bensin tersebut di sekitar area gudang tersebut, setelah selesai vanessa menyalakan pematik api lalu melemparnya ketanah.
Dengan sangat cepat api tersebut menjalar ke gudang, saat api sudah mulai membesar vanessa masuk kedalam gedung club tersebut, sekarang tujuannya andalah keruang kerja arganto dan mencari bukti kejahatannya.
Asap hitam mulai terlihat, para murid menatap kepulan asap tersebut selama beberapa detik hingga mereka mendengar teriakan kebakaran yang sangat kencang dan membuyarakan lamunan mereka, semua orang panik melihat kepulan asap tersebut, para murid berlarian panik menghampiri asal asap tersebut, wajah mereka syok saat melihat gudang yang berada di belakang club mereka terbakar, dengan panik mereka mengambil air dan berusaha untuk memadamkan api tersebut.
*****
Sekarang vanessa sudah berada di ruang kerja arganto, tangan vanessa dengan lihainya bergerak di atas papan keyboard, jari jari vanessa dengan sangat cepat menghampus dan memanipulasi rekaman cctv yang berada di club tersebut, setelah selesai vanessa meletakkan cctv kecil yang mengarah pada maja kerja arganto, kemudian dia mengambil memory card dari cctv yang berada di ruang kerja arganto dan menyalin video dari memory card tersebut ke handphone nya.
Satu demi satu vanessa membuka laci dan lemari yang berada di dalam ruang tersebut untuk mencari bukti tambahan, saat vanessa membuka sebuah lemari tanpa sengaja vanessa menemukan sebuah cek dengan nominal yang sangat besar, vanessa juga menemukan beberapa berkas berkas yang mencurigakan.
Vanessa mengedarkan pandangan ke sekeliling ruang tersebut dan menemukan mesin fotocopy, vanessa langsung menghampiri mesin fotocopy lalu menyalakan nya, vanessa mencopy semua berkas berkas yang di anggapnya mencurigakan, setelah selesai vanessa langsung mengembalikannya ketempat semula dengan rapi.
Video cctv di ruang kerja arganto sudah selesai di salin, setelah urusannya selesai vanessa langsung keluar dari ruang kerja arganto menuju gudang belakang yang dia bakar tadi.
Vanessa melihat felix yang sedang berteriak memberi instruksi pada murid disana untuk memadamkan api lebih.
Setelah 25 menit akhirnya api tersebut berhasil dipadamkan, semua orang merasa lega, wajah panik mereka berubah menjadi wajah bahagia dan lelah secara bersamaan.
Vanessa melangkahkan kakinya menghampiri felix kemudian bertanya seolah olah tidak mengerti dengan situasi yang terjadi, ekor mata vanessa tidak sengaja melihat arganto yang berlari tergesa gesa dengan ekspresi wajah yang buruk, melihat hal itu vanessa tersenyum tipis, ini hanyalah pembalasan kecil darinya untuk arganto.