NovelToon NovelToon
SIANIDA (Siap Nikah Sama Duda)

SIANIDA (Siap Nikah Sama Duda)

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat
Popularitas:891.3k
Nilai: 4.9
Nama Author: desih nurani

Punya tetangga tukang gosip sih sudah biasa bagi semua orang. Terus gimana ceritanya kalau punya tetangga duda ganteng mana tajir melintir lagi. Bukan cuma itu, duda yang satu ini punya seorang anak yang lucu dan gak kalah ganteng dari Bapaknya. Siapa sih yang gak merasa beruntung bisa bertetanggaan dengan duda yang satu ini?

Dan orang beruntung itu tak lain adalah Lisa. Anak kepala desa yang baru saja menyelesaikan kuliahnya di Ibu Kota. Pas pulang ke rumah, eh malah ketemu duda ganteng yang teryata tetangga barunya di desa. Tentu saja jiwa kewanitaannya meronta untuk bisa memiliki si tampan.

Penasaran gak sih apa yang bakal Lisa lakuin buat narik perhatian si duda tampan? Kalau penasaran, yuk simak ceritanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon desih nurani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kencan (2)

"Kenapa Bapak teh bawa saya ke sini?" Lisa terlihat gugup.

"Bantu saya ganti baju, Lisa." Tegas Erkan yang langsung memberikan beskap tadi pada Lisa.

Erkan tersenyum penuh kemenangan, memang ini tujuaannya membawa Lisa ke kota. Ia ingin menghabiskan waktu berdua dengan kekasihnya itu. Kapan lagi ia bisa mencuri kesempatan seperti ini? Anggap saja ini kencan pertama mereka.

Dengan tangan gemetar Lisa membuka kemaja Erkan. Kemudian menggantinya dengan beskap tadi. "Udah."

"Ganteng gak?" Tanya Erkan yang berhasil mencuri perhatian Lisa. Pandangan keduanya pun beradu.

Dengan malu-malu Lisa mengangguk.

"Berbalik," pinta Erkan yang lagi-lagi berhasil membuat Lisa bingung bercampur kaget.

Ih, Pak Erkan teh mau apain saya? Duh... kok jadi takut ya?

"Berbalik, Lisa." Ulang Erkan merasa gemas.

Dan dengan sangat ragu Lisa pun berbalik. Seketika wajahnya merona karena ia bisa melihat pantulan mereka di cermin besar.

Erkan tersenyum dan memeluk gadisnya itu dari belakang, membuat Lisa menegang seketika. "Kita kelihatan serasi."

Lisa menelan air liurnya. "I_iya."

"Senyum." Titah Erkan yang entah sejak kapan sudah mengeluarkan ponselnya dan siap memotret pantulan mereka di cermin.

Dengan malu-malu Lisa tersenyum. Dan Erkan pun berhasil mengabadikan momen itu.

"Apa kita perlu foto prewed?" Tanya Erkan masih setia menatap wajah cantik Lisa.

"Terserah Bapak aja, saya mah ikut aja."

Erkan tersenyum, ia tahu semua gadis pasti menginginkan hal itu.

"Kapan? Besok?"

Lisa mengangguk kecil. "Tapi kita belum persiapan."

"Saya yang akan urus semuanya."

Lisa tersenyum sambil mengangguk kecil. "Tapi saya maunya di desa aja, di sana ada spot bagus buat foto prewedding."

"Boleh, itu bisa kita atur."

Lisa membalas tatapan calon suaminya. "Kenapa Bapak teh mau aja jadi suami saya? Saya kan gak secantik gadis di kota."

"Sayangnya saya lebih suka gadis desa, lebih alami." Balas Erkan sekenanya.

"Ck, saya yakin kalau ada yang lebih cantik dari saya pasti Bapak teh berpaling."

"Kalau mau, dari dulu saya udah nikah lagi, Sa."

"Iya juga sih. Tapi kan, saya teh kadang heran sama Bapak. Sebelum ketemu saya kan Bapak udah lama tuh tinggal di desa. Kan banyak gadis-gadis desa yang cantik. Contohnya ada Neng Ayu, Neng Desi, Neng Sri...."

"Saya gak tahu mereka, Sa. Saya sibuk kerja."

Lisa terdiam sejenak. "Oh, jadi teh kita kebetulan aja ya ketemu karena rumahnya hadep-hadepan. Emang kalau jodoh mah gak bisa jauh-jauh ya? Hehe."

"Itu kamu tahu."

"Terus, mau sampe kapan kita kayak gini? Di luar masih ada Kak Clara loh, Pak."

Erkan pun tersentak kaget, ia baru sadar dirinya sudah jauh ini.

Lisa tertawa kecil melihat ekspresi lucu Erkan.

"Sabar atuh Pak. Nanti kalau kita udah sah, Bapak bebas mau meluk saya sampe pagi pun. Saya ikhlas."

Erkan berdeham kecil. "Saya cuma mau latihan aja tadi, buat prewed besok."

Dih, sok jual mahal si Bapak mah. Padahal mah emang cari kesempatan aja. Lisa tertawa dalam hati. Dan keduanya keluar dari ruang ganti.

Setelah memilih beberapa gaun akad dan pesta, Erkan pun membawa Lisa ke toko perhiasan.

"Selamat datang, ada yang bisa kami bantu?" Tanya sang pegawai.

"Tolong perlihatkan cincin nikah terbaru dan terbaik." Pinta Erkan.

"Baik, tunggu sebentar."

Erkan pun langsung membawa Lisa ke sofa. "Duduk." Titah Erkan pada Lisa.

Lisa pun mengangguk dan langsung duduk. Keduanya menunggu dengan sabar.

"Ini semua model terbaru toko kami, Pak. Silakan di pilih." Kata sang pegawai menunjukkan beberapa model cincin nikah.

"Duh... bagus-bagus semua. Jadi bingung, takutnya dapat yang mahal." Tanya Lisa mulai bingung mau milih yang mana. Sang pegawai cuma tersenyum mendengarnya.

"Pilih aja sesuai selera kamu, jangan permasalahin soal harga." Kata Erkan menatap Lisa lekat. Menunggu jawaban dari calon istrinya itu.

Lisa menggigit ujung bibirnya sambil meneliti satu per satu cincin yang sudah pasti harganya di atas rata-rata.

"Emm... kayaknya yang ini aja deh. Lebih sederhana." Lisa menujuk sebuah cincin dengan satu mata yang lebih kecil dibanding yang lainnya.

Huh, semoga pilihan aku teh gak salah.

"Wah, Mbaknya tahu aja kalau yang ini itu barang limited edition. Ini cincin berlian yang baru aja masuk tadi."

Lisa terkejut mendengarnya. Lah, cincin berlian limited edition katanya? Mampus, pasti harganya selangit. Duh... jadi gak enak sama Pak Erkan.

"Kalau gitu...."

"Ambil yang itu aja, Mbak." Potong Erkan.

"Eh? Tapi...."

"Sudah saya bilang jangan lihat harganya."

"Boleh, Pak. Kebetulan toko kami sedang ada promo. Jadi setiap pasangan yang membeli cincin berlian couple di toko kami dapat bonus spesial. Yaitu dapat voucher hotel bulan madu eksklusif selama tiga hari."

Wah... pinter juga dia milihnya. Kalau gini sih aku gak perlu pusing mikirin gimana cara ngajak dia bulan madu. Erkan terlihat bahagia sekali.

"Loh, emang bisa gitu ya, Mbak?" Tanya Lisa yang masih gak percaya dapat hadiah voucher bulan madu. Bahkan ia tidak terbanyang akan pergi bulan madu bersama Erkan. Menurut Lisa di rumah aja udah syukur.

"Bisa, Mbak. Memang sudah kebijakan dari toko kami. Maaf, Mbak. Boleh saya ukur dulu jarinnya?"

Lisa pun mengangguk dan langsung mengulurkan tangannya.

"Duh... kayaknya memang jodoh ya? Cincinnya pas banget di jari Mbaknya."

Lisa cuma bisa tersenyum kikuk. Padahal ia berharap cincinnya tidak muat dan bisa milih yang biasa aja.

Ck, kok jadi gini sih? Gak enak banget sama Pak Erkan.

"Ini mau ditulis nama?"

"Boleh." Jawab Erkan dengan cepat. Sontak Lisa pun menoleh.

"Tolong tulis namanya di sini ya?" Pegawai itu memberikan kertas dan puplen pada Erkan. Lalu Erkan pun langsung menulis namanya dan Lisa di sana.

"Baik, tunggu sebentar ya?"

"Ya."

Pegawai itu pun beranjak ke belakang membawa semua cincin tadi.

"Kenapa?" Tanya Erkan saat Lisa terus menatapnya.

"Pasti harganya mahal kan? Saya teh jadi gak enak."

"Ck, kan saya udah bilang jangan permasalahin harganya. Kamu ragu saya punya banyak uang? Mau lihat sendiri?"

Erkan memang tidak peduli soal harganya. Ia cuma tertarik dengan hadiahnya yang sangat menggiurkan. Lagian uang Erkan gak akan habis kalau cuma buat beli berlian.

Lisa pun langsung menggeleng pelan. "Saya percaya kok sama, Bapak."

"Hm." Erkan pun mengalihkan perhatian pada berbagai kalung super cantik yang ada di sana. Tidak lama pegawai itu sudah kembali. Dan cincin tadi pun sudah dibungkus rapi di dalam paper bag.

"Ini cincin dan tiket bulan madunya sudah ada di dalam ya, Pak. Untuk pembayarannya di kasir."

"Saya juga mau minta lihat kalung terbaiknya dong, Mbak." Pinta Erkan.

Eh? Pak Erkan teh beli kalung buat siapa?

Dengan sigap sang pegawai pun mengambilnya. Tidak perlu lama ia sudah kembali dengan beberapa sampel kalung super cantik.

"Suka yang mana?" Tanya Erkan.

"Eh?"

Erkan menghela napas pendek. "Pilih satu yang kamu suka."

"Jadi Bapak mau beliin kalung buat saya?"

"Iya, Lisa sayang."

Wajah Lisa pun langsung bersemu mendengar panggilan sayang yang Erkan berikan.

"Bapak aja lah yang pilih, saya takut salah pilih lagi." Kata Lisa yang trauma karena cincin tadi.

"Beneran saya yang pilih?"

Lisa mengangguk pasti.

"Mbak, mana yang paling mahal?"

Aduh?

1
Julia Juliawati
adek ipar kynya. mgkn dia suka sm erkan tp erkan g suka sm dia
Julia Juliawati
eh paduda nanya dtg bln? 🤣🤣
Julia Juliawati
dasar paduda haha
Julia Juliawati
mending setengah jam. ada yg mandi smpe dua jam. ntah apa aj yg di gosok
Julia Juliawati
peda na peda beureum tabah peuteuy jeung jengkol muda muatap.mantan lewat di belakang aj g tau🤣🤣
Julia Juliawati
mantap kesukaan akoh itu
Julia Juliawati
hadiah semua🤣🤣
Luh Nanik
di bikin rendang aja Thor...😁😁😁😁
Saeni Bae
Kecewa
Nur Adam
smgt untuk krya mu thoor
ahmad irwan
bagus
iecha fathir
lanjut ah..seru banget liat neng lisa n kang erkan ...🥰🥰🥰😍😍
iecha fathir
🤣🤣🤣
iecha fathir
🤣🤣🤣😂😂...polos banget rey
iecha fathir
🤣🤣🤣
iecha fathir
seru banget...😂😂🤣🤣🤣
Witri Yanti
mantap Thor Suko Wak carito nyo
Lisa Virgiyanti
👍👍👍
Rizki Surya
seru ceritanya aku suka
Wid
bagus banget ceritanya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!