NovelToon NovelToon
Terpaksa Menikahi Duda Tampan

Terpaksa Menikahi Duda Tampan

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Ibu Pengganti
Popularitas:31.8M
Nilai: 4.7
Nama Author: Nadziroh

Lintang Anastasya, gadis yang bekerja sebagai karyawan itu terpaksa menikah dengan Yudha Anggara atas desakan anak Yudha yang bernama Lion Anggara.

Yudha yang berstatus duda sangat mencintai Lintang yang mengurus anaknya dengan baik dan mau menjadi istrinya. Meskipun gadis itu terus mengutarakan kebenciannya pada sang suami, tak menyurutkan cinta Yudha yang sangat besar.

Kenapa Lintang sangat membenci Yudha?
Ada apa di masa lalu mereka?
Apakah Yudha mampu meluluhkan hati Lintang yang sekeras batu dengan cinta tulus yang ia miliki?

Simak selengkapnya hanya di sini!!!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nadziroh, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 26. Sarapan bersama

Lintang duduk di tepi ranjang. Menatap ke arah beberapa poto Lion yang terpajang di dinding. Mentari pagi yang menerobos masuk melalui sela-sela tirai mulai menghangatkan. Lintang merasakan lapar, namun ia tak berani keluar dari kamar. Keberadaannya di rumah keluarga Anggara hanya karena Lion. Ia tak mau dianggap sebagai parasit yang hanya memanfaatkan bocah itu saja. 

Meraih ponselnya yang ada di nakas lalu mencari nomor Yudha yang belum disimpan. Menoleh ke arah Lion yang masih terlelap. Entah kenapa, ia pun merasa nyaman saat tidur sambil memeluk tubuh kecil itu. 

"Apa aku bilang pak Yudha saja, mumpung Lion masih tidur."

Lintang melakukan panggilan suara. Menempelkan benda pipih di telinganya. 

Yudha yang ada di kamar menyiapkan baju kantornya itu langsung tersenyum saat melihat nama yang berkelip di layar. Tak menyangka ada sebuah pemandangan yang membuatnya bisa merasakan hembusan angin segar setelah beberapa bulan terpuruk dengan masalah rumah tangga. 

"Pagi, Lintang, apa kamu butuh sesuatu?" sapa Yudha dengan ramah. 

Meletakan jas yang baru diambil dari lemari. Sangat berhati-hati dalam bertutur sapa, takut Lintang akan tersinggung dengan ucapannya. 

"Saya mau berangkat ke kantor. Di mana motor saya?" tanya Lintang dengan suara khas ketus. 

"Motor kamu sudah diantar ke rumah. Nanti berangkat bareng aku saja," tawar Yudha.

Dari lubuk hati yang terdalam, ia ingin memulai hubungan baru. Hubungan yang seharausnya sudah terjalin sejak lama, namun harus tertunda dengan sikapnya yang arogan. 

"Nggak mau," jawab Lintang cepat. "Saya nggak mau orang kantor lihat," lanjutnya. 

Ia sudah terlalu lelah dengan masalah yang ada, dan tidak ingin menambah masalah baru yang lebih memusingkan. Apa kata orang jika dirinya naik mobil bersama Bos kantor, pasti hanya ada pikiran negatif dari mereka padanya. 

"Kita pikirkan nanti, mama udah nungguin kamu di ruang makan, cepatlah keluar!"

"Tapi, Pak __"

Suara Lintang terpotong saat Yudha dengan sengaja mematikan sambungannya. 

"Dasar keras kepala, sampai kapanpun tidak akan berubah," gerutu Lintang memaki ponselnya. 

"Tante marah sama siapa?"

Lion yang baru saja membuka mata langsung memeluk Lintang dari belakang. Seperti sang anak yang merindukan ibunya, ia tak ingin sedetikpun menjauh dari Lintang. 

"Tadi ada kecoa, Sayang. Mendingan Lion mandi setelah itu kita keluar."

Di luar kamar 

"Mbak Mimah mau ke mana?" tanya Yudha saat melihat Mimah berjalan menuju kamar Lion. 

"Mandiin Den Lion, Pak. Sudah waktunya sarapan."

"Nanti saja, lebih baik mbak Mimah bantuin di belakang, siapkan makanan  untuk Lion dan Lintang." 

Mbak Mimah langsung kembali tanpa membantah. 

Yudha melihat jam yang melingkar di tangannya. Merapikan rambutnya yang memang sudah rapi. Membuka pintu sedikit. Mengintip ke arah kamar Lion yang masih tertutup rapat. 

"Kenapa lama sekali? Apa Lintang tidak berani keluar, atau dia menunggu Lion bangun?"

Yudha kembali berdiri di belakang pintu seraya memasang telinga dengan baik. 

Hingga beberapa menit kemudian, terdengar suara pintu terbuka. Yudha segera membuka pintu kamarnya dan keluar. 

Benar saja, Lintang dengan penampilan yang khas itu sudah berdiri di depan pintu dengan Lion yang juga sudah rapi. 

"Papa…" teriak Lion, menatap Yudha yang pura-pura sibuk dengan layar ponselnya. 

"Wah, anak papa sudah ganteng." Menghampiri Lion yang nampak berseri. Melirik Lintang yang ada di samping putranya. 

"Tadi mandi sama siapa?" tanya Yudha basa-basi, mengulur waktu untuk bisa bersama dengan Lintang. 

"Mama," ucap Lion tanpa sengaja membuat Lintang membelalakkan matanya. 

Lion menutup mulutnya dengan kedua telapak tangan. Tertawa kecil sambil mendongak, menatap wajah Lintang yang bersemu. 

"Mama, Mama siapa?" tanya Yudha menyelidik. Meskipun ia sudah tahu maksud Lion, tetap saja ingin menggoda. 

Lion mendekatkan bibirnya di telinga Yudha. "Di Mandiin mama cantik," bisiknya. 

Yudha menggut-manggut mengerti. "Terimakasih karena kamu sudah mengurus Lion dengan baik." 

"Saya tidak butuh terima kasih dari bapak. Sekarang silahkan tunjukkan jalan keluar, saya lupa."

Yudha Berjalan lebih dulu, namun dengan sigap Lion meraih tangan pria itu hingga kini bergandengan tampak seperti keluarga kecil. 

Setelah menyusuri beberapa lorong dan ruangan yang berliku dengan berbagai hiasan mewah, Yudha dan Lintang tiba di ruang makan yang luas. Terdapat meja makan yang menjulur panjang dengan beberapa kursi yang berjejer rapi di sisi kiri dan kanan. 

Berbagai menu pun sudah siap di atas meja, mulai dari sayuran hingga masakan daging dan roti. Beberapa gelas susu putih sudah tersaji di sana. 

Yudha menarik kursi dan mendudukkan Lion. Setelah itu menarik kursi lagi yang ada di sisi Lion. 

"Silahkan duduk!" ucap Yudha, mempersilahkan Lintang yang masih  mematung di belakang pintu. Meskipun tak pernah ditanggapi dengan baik, tak menyurutkan niat Yudha yang ingin terus berbuat baik dan memperbaiki hubungannya. 

Tak seperti ucapan Yudha lewat telepon, di sana belum ada siapapun, termasuk Bu Indri dan Pak Radit. 

Tak ada pergerakan, Lintang hanya bisa menggenggam erat tas tangannya. Sedikit pun tak ingin menghampiri Yudha yang penuh harap padanya. 

"Lintang," sapa seorang wanita dari arah belakang. 

Lintang menoleh dan menatap wanita yang berjalan ke arahnya. 

Apa mamanya pak Yudha masih marah padaku karena kejadian yang menimpa Lion? 

Lintang menunduk, apapun yang akan terjadi ia siap menerimanya, termasuk hukuman. 

"Kenapa belum sarapan? Bukankah hari ini kamu mulai bekerja lagi?" 

Tak seperti ekspektasi Lintang yang akan kena marah seperti di rumah sakit, bu Indri menyapa nya dengan ramah, bahkan wanita itu terus mengulas senyum padanya. Menarik tangan Lintang hingga berada di samping Yudha. Menyiapkan piring dan mengambilkan nasi. 

"Kamu mau lauk yang mana?" tanya bu Indri yang siap melayani Lintang. 

Lintang mengabsen beberapa menu yang ada di dekatnya. Semua makanan yang ada di tempat itu ala masakan restoran yang menggugah selera. 

"Kalau kamu nggak mau nasi putih, biar aku ambilkan roti atau sandwich. Barangkali kamu mau nasi  goreng?" tawar Yudha yang semakin membuat Lintang bingung. 

"Terserah, Bapak," ucap Lintang menyerah. 

Membiarkan Yudha mengambilkan beberapa lauk di piringnya. 

Lion terus cekikikan saat wajah Lintang terlihat jengkel. Pemandangan yang sangat asing bagi Bu Indri bisa menyaksikan Lintang bergumul dengan keluarganya untuk yang pertama kali. 

Pak Radit datang dan menyapa semuanya. Ruang makan itu nampak tenang, hanya dentuman sendok dan piring yang terdengar. Sesekali Lion berbicara saat Lintang menyuapinya. 

"Lintang," Suara pak Radit mengakhiri keheningan. Menatap Lintang yang terlihat kikuk. 

"Bagaimana kalau kamu tinggal di sini? Selama ibu kamu di rawat, kami yang  akan bertanggung jawab atas diri kamu." Menunjuk sang istri yang duduk di sampingnya. Mengingat amanah almarhum sang ayah yang memintanya untuk menjaga cucu sahabatnya, yaitu Lintang. 

"Tidak usah, Pak. Saya bisa menjaga diri saya sendiri," bantah Lintang dengan tegas. Sebab, ia tak mau dikasihani dengan nasibnya. 

1
Sophia Aya
mampir Thor
M. Namikaze
meranalaaaaah... aku merana....
M. Namikaze
teriak aja reader juga pada tahu
M. Namikaze
tahu lantai 10, kan kemarin ikut nyari
🌹🪴eiv🪴🌹
astoge, apa ini
🤡 lawak kali kau thor
🌹🪴eiv🪴🌹
aku tidak pernah
🌹🪴eiv🪴🌹
sialan si Yudha, sudah kena pelet cinta mama e lion (kok lali aku karo jenenge) 😜
🌹🪴eiv🪴🌹
wah,,ada prahara di balik nama Anggara
Dinda Putri
Luar biasa
Mita Karolina
Tak kiro bilang gini “kamu siapa?”
Bunda Aish
🤦 astaga......
Bunda Aish
gila' si Claire ini,laki orang disembunyikan, segitu terobsesi nya sampai tega begitu😡
Hayati
sampai pembaca pun ikut nangis 🤭🤭🤭
Bunda Aish
ceroboh 🤦
Bunda Aish
capek lho Lin kayak gitu terus, mending jujur deh, kalau memang sahabat sejati gak mungkin mereka nuduh kamu yg bukan-bukan
Bunda Aish
wanita pilihan kakek mu malah jauh lebih baik dari pilihan mu sendiri ya Yudha
Bunda Aish
diatas langit masih ada langit pak jul..... sombong amat 😡
Bunda Aish
tidak semua wanita silau dengan harta
Bunda Aish
perlakuan Yudha setidaknya disadarkan lewat anaknya sendiri
Bunda Aish
sekarang berbalik ya Yudha....anak mu yang bergantung pada orang miskin yang pernah kamu hina
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!