Naiya adalah gadis miskin yang diabaikan ibunya. Karena ketidak mampuan sang kakek membuat Naiya harus terpaksa mengikuti ibunya untuk tinggal bersama dengan ibunya yang sudah menikah kembali.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon myranda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
episode 5
Keesokan harinya, Merry pun mengajak Naiya dan Enjel ke mall untuk membelikan beberapa pakaian baru untuk Naiya karena seminggu lagi Naiya akan masuk kuliah.
" Bagaimana dengan ini" Kata Merry menawarkan sebuah dress kepada Naiya akan tetapi Enjel pun langsung merebutnya dari Merry.
" Mah... Ini sangat cantik, aku menyukai nya " Kata Enjel
" Iya sudah jika kamu menyukainya buat kamu saja, kita cari yang lain untuk kakak kamu. " Kata Merry mencari pakaian yang lainnya.
" Bu.... Aku sudah memiliki beberapa pakaian, aku tidak menginginkan nya" Kata Naiya menolak karena dia melihat semua harga pakaian yang ada disana sangat mahal.
" Tidak boleh,,,, mas Indra sudah memberikan uang kepadaku untuk membelikan pakaian untuk kamu. " Kata Merry masih memilih pakaian untuk Naiya.
" Ini cantik " Kata Merry menawarkannya stelan rok.
" Kulit mu putih, badan mu sangat mungil jadi ini sangat cocok untuk mu. " Kata Merry
" Bu.... Aku tidak menyukainya, aku tidak suka modelnya. "
" Kita cari ke toko lain saja" Kata Naiya akan tetapi ponsel Merry pun berdering.
" Tunggu dulu, ibu akan angkat telepon. Naiya ibu titip Enjel pada Mu" Kata Merry pergi menjauh dari mereka berdua.
" Syukurlah kamu sadar diri, semua pakaian yang ada disini memang tidak cocok untuk kamu. "
" Kamu cocoknya memakai pakaian bekas. " Kata Enjel
"Terimakasih buat saran kamu. " Kata Naiya tidak ingin berdebat dengan Enjel.
" Kamu bawa ini" Kata Enjel memberikan pakaian nya kepada Naiya dengan rasa kesal karena Naiya tidak menanggapi perkataannya.
" Oh iya Naiya, kamu bagaikan pengemis. Tapi tidak apa-apa, lagi pula keluarga kami sangat kaya. Anggap saja kami membatu atau memberikan sedekah. " kata Enjel sebelum dia pergi.
" Da... Dah... " Kata Enjel meninggalkan Naiya. Mendengar itu Naiya tidak dapat berkata apapun karena saat ini dia tidak ingin ribut.
Enjel pun ingin pergi ke toilet, akan tetapi masih berjalan beberapa langkah kini tiga orang pria dewasa dan seorang gadis menghampiri Enjel. Sepertinya mereka preman yang sengaja disewa wanita itu.
" Kak ini dia "
" Kalian urus dia," Kata wanita itu setelah mengatakan hal itu wanita itupun pergi.
" Oh...jadi kamu yang selalu menganggu adikku di sekolah. " Kata pria itu.
" Aku tidak menganggu nya jika bukan dia lebih dulu mengganggu ku. " Kata Enjel
" Sepertinya dia anak orang kaya, ini sangat menguntungkan kita dan selain itu dia juga sangat cantik " Kata salah satunya
" Mari ikut kami" Kata pria itu menarik paksa tangan Enjel. Melihat itu Naiya pun menghampiri mereka lalu menendang tangan pria yang menarik Enjel. Karena kesakitan pria itupun melepaskan tangan Enjel.
" Kamu tidak apa-apa?" Kata Naiya berdiri dihadapan Enjel dan melindungi Enjel dibelakangnya.
" Tangan ku sakit karena mereka memaksa menarikku" Kata Enjel memegang pergelangan tangannya.
" Kalian beraninya hanya kepada anak kecil " Kata Naiya
" Siapa wanita cantik ini" kata pria satunya lagi.
" Yang dibelakang memang cantik, tapi lebih cantikan yang ini. "
" Ternyata kita mendapatkan dua bidadari sekali gus" Kata pria itu ingin menyentuh dagu Naiya akan tetapi Naiya langsung menahan tangan pria itu dan memutarnya kebelakang badan pria itu. Dengan sigap Naiya menendang bokong pria itu, pria tersebut pun terjatuh.
Melihat itu kedua pria yang lainnya pun maju, akan tetapi sebelum mereka menyerang Naiya kini Naiya menendang tulang kering salah satunya, dan pria yang satunya, Naiya memberikan tinjunya tepat dihidungnya.
Mereka bertiga pun berdiri bersamaan.
" Ternyata selain cantik kamu sangat berbakat, aku menginginkan wanita seperti kamu. " Kata pria itu mengusap darah di hidungnya. Sementara Naiya masih berdiri dan sambil melindungi Enjel.
" Darimana datangnya wanita cantik ini."
" Bagaimana jika kita bermain-main lagi" Kata pria satunya lagi.
"Apa kalian bertiga tidak merasa malu, ingin menyerang seorang wanita dengan bertiga sekaligus. " Kata Naiya karena dia merasa tidak akan mampu jika melawan ketiganya dengan sekali gus.
" Hahaha.... "
" Baik kami akan terima tawaran kamu, tapi jika kamu kalah kamu harus bersedia ikut dengan kami bagaimana? " Kata Pria itu.
" Baik.... " Kata Naiya dan mereka berdua pun memulai gerakan mereka akan tetapi dihentikan seseorang.
" Tunggu dulu,,, "
" Bagaimana jika kalian bertiga berhadapan denganku saja, jika kalian kalah jangan menganggu kedua wanita ini. " Kata Risky yang kini tiba disana.
" Kak Risky.... " Kata Enjel dengan ekspresi bahagia.
" Siapa kamu? " Kata preman itu.
" Siapa pun aku itu tidak penting" Kata Risky
"Baik" Kata pereman
Mereka berempat pun berkelahi dan tidak lama kini ketiga preman itu berhasil dilumpuhkan Risky, ketiga preman itu pun berlari meninggalkan tempat itu.
" Kamu tidak apa-apa " Kata Risky kepada Naiya, Risky oun memandang mata Naiya dengan dalam . Namun Enjel langsung mendorong Naiya dan mengambil tempat Naiya.
" Kak,,,,tanganku sakit banget, untung kak Risky segera tiba" Kata Enjel sambil memegang pergelangan tangan nya dan saat itu Merry juga baru tiba.
" Sayang,,,, tangan kamu kenapa? " Kata Merry meraih tangan Enjel. Kemudian melihat kearah Naiya.
" Naiya..... "
" Apa-apaan kamu, sebelum aku pergi aku sudah menitipkan adik kamu padamu. "
" Kamu sebagai kakak tidak becus menjag adik kamu "
" Kalau mas Indra tahu kita bisa dimarahi " Kata Merry memarahi Naiya. Naiya pun hanya terdiam menahan emosinya.
" Tante.... "
" Tante apa-apaan sih, dia sudah berusaha melindungi Enjel jika bukan karena Naiya mungkin saja, saat ini Enjel sudah terbaring dirumah sakit" Kata Risky
" Benarkah.... "
" Naiya,,,, terimakasih" Kata Merry
" Bu... Aku pergi dulu, aku tidak menginginkan pakaian disini, aku tidak menyukai semua pakaian disini" Kata Naiya pergi meninggalkan mereka.
" Tante... Aku pergi dulu, aku masih ada urusan " Kata Risky menyusul Naiya.
" Ksk Risky.... " Kata Enjel memanggil Risky namun Risky mengabaikan nya.
Naiya pun berlari ke halte, disana dia pun duduk sambil menunggu bus.
" Seandainya ayah tidak meninggal secepat itu mungkin aku tidak akan mengalami kesulitan ini. "
" Aku masih memiliki ibu kandung, akan tetapi hubungan kami seperti orang lain. "
" Mungkin karena aku terlahir dari pria miskin membuat ibuku tidak menyukai ku, seandainya saja dulu kami tidak bangkrut mungkin saja ibuku akan menyayangiku seperti menyayangi nya. " Kata Naiya berbicara didalam hatinya.
" Ayah..... Aku sangat merindukan mu" Kata Naiya menangis.
" Kamu sangat tidak sopan, aku membantumu tapi kamu pergi tanpa mengucapkan terimakasih " Kata Risky duduk disamping Naiya dan memberikan sebotol air minum kepada Naiya. Naiya pun langsung buru-buru menghapus air matanya.
" Terimakasih kak,,,, maaf aku bukan bermaksud kabur" Kata Naiya
" Sudahlah... "
" Nay..... "
" kenapa kamu masih tinggal dirumah itu, kamu pergilah dari sana. disana tidak ada orang yang menganggap kamu" kata Risky
" lalu kemana aku harus pergi " kata Naiya
" kamu bisa tinggal dirumah ku" kata Risky
" kita tidak sedekat itu kak untuk tinggal bersama " kata Naiya
" bukan tinggal bersama, maksud aku. aku memiliki sebuah rumah akan tetapi aku tidak tinggal disana karena aku tinggal bersama dengan keluarga ku. kamu bisa tinggal dirumah itu. " kata Risky
" tidak kak,,, pertama-tama aku tidak enak dengan paman Indra , apa yang dia katakan nanti jika dia tahu aku tinggal dirumah kakak, dan yang kedua kakak teman kak Ardin, karena kakak Membantu ku aku tidak ingin hubungan kalian berdua jadi bermasalah. "
" kakak juga tahu bahwa kak Ardin tidak menyukai ku. "
" yang ketiga aku tidak ingin berhutang budi pada kakak, untuk saat ini aku masih bisa menahan nya. "
" jadi lupakan saja" kata Naiya mendengar itu Risky oun terdiam sejenak.
" Mari aku antar kamu pulang " Kata Risky
" Terimakasih buat niat baiknya kakak, tapi aku belum ingin pulang. Aku masih ada beberapa urusan. " Kata Naiya
" Jika begitu aku temanin kamu. " Kata Risky
" Tidak kak,,,, aku ingin sendiri, pikiran ku saat ini sedang kacau jadi aku tidak ingin bersama siapa pun. " Kata Naiya
" Baiklah,,,, jika begitu aku pergi dulu. " Kata Risky dengan berat hati meninggalkan Naiya.