Bisakah aku memilih antara Pertarungan atau pelarian?ataukah jalan takdirku sudah harus memilih pelarian?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jmath, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
CHAPTER 25 CLOSER
Tiga bulan sejak kejadian itu, Aku dan Anya semakin akrab. Kami banyak menghabiskan waktu bersama, entah dikampus atau pun diluar kampus. Kami juga mengikuti pertandingan seperti biasa. Anya banyak membantu ku, banyak trik yang dia ajarkan agar motor ku bisa melaju dengan cepat dan tanpa membahayakan diriku. Sebagai timbal balik aku juga mengajari mata kuliah yang menurut nya sulit jika ia belajar sendiri. Padahal ia termasuk mahasiswi pintar dikelas kami.
Sebagian hari Anya dihabiskan di kostku. Tak jarang ia menginap ditempat ku. Alasan yang sama seperti pertama kali aku bertanya padanya. Dia berujar jika ibunya nya itu cerewet sekali, suka mengatur hal yang tidak disukai Anya untuk dikerjakan.
Anya termasuk tipekal anak yang tidak bisa diatur, dia tidak suka dikekang oleh orang lain.
Kami menjalani hari kami dengan perkuliahan yang padat. Jika tidak ada perkuliahan kami hanya sekedar berkeliling Dublin dan menghabiskan hari kami bersama. Ia juga yang membuat aku akrab dengan kakek. Seminggu sekali Anya pasti mengajakku bertemu dengan kakek. Anya selalu membuatku merasakan dicintai keluargaku lagi, meskipun Ayah angkat ku juga sangat menyayangi ku.
Dan Hari ini aku merencanakan untuk berlibur ditempat Ayah angkat ku, Pulau Valentia. Menurut cerita Anya dirinya pernah ingin ikut menemui ku saat aku ditemukan, tapi Ayahnya tidak mengijinkan takut Anya akrab denganku. Tapi nyatanya hingga detik Anya bukan hanya kenal dengan ku tapi malah akrab dengan ku.
Kini tiba hari dimana aku akan pulang ke pulau Valentia, Libur kali ini lumayan panjang, Dua bulan dapat kuhabiskan membantu Ayah angkatku. Dari kemarin Anya sudah berbeda, Dia lebih sering membututi aku dari sebelumnya. Segala hal ingin ia lakukan dengan ku.
Aku hanya membawa satu tas gendong, karena disana masih banyak baju yang ku punya. Aku menitipkan kunci kamar kost ku pada Anyam Karena Anya bilang jika ia butuh tempat jika ia bertengkar dengan ibunya.
Sesudah berpamitan dengan Anya, Aku pun membuat pesan digrup mengabarkan jika aku akan pulang ke kampung halaman ku.
Aku melajukan motor ku meninggalkan Anya didepan kost ku. Nampak Anya yang masih berdiri melihatku sampai dengan wajahnya hilang di spionku.
POV ANYA
Tidak tahu mengapa rasanya gelisah sekali hatiku. Liam baru mengabariku jika ia akan menghabiskan liburan semester ini dikampung halamannya.
Rasanya aku tidak terima dengan ucapan nya itu. Aku ingin protes dan mencegah nya pergi. mana berani aku melakukan ide gila itu.
Aku mencoba menghubungi kakek Murphy agar ia bisa menghentikan Liam berlibur dikampung halamannya nya. Kakek malah memarahiku karena aku mulai mengatur hidup Liam. Meskipun ia kecewa padaku kakek tetap menghubungi Liam dan mencoba membuat Liam tetap disini. Meskipun kakek tidak memaksa setidaknya kakek sudah berusaha melakukan nya.
Sampai Liam pulang ia tidak tahu bahwa akulah nya yang menyuruh kakek melakukan hal itu. Lucu sekali bukan sikap ku ini.
Tepat pagi tadi Liam berpamitan padaku. Ia menitipkan kunci kamarnya padaku. Aku bilang padanya jika aku membutuhkan tempat tinggal Jika aku bertengkar dengan Ibuku. Padahal ini hanya alasanku saja, karena aku memiliki sebuah rumah yang ku beli dari hasil pertandingan ku dan tabungan yang ku sisihkan dari Ayah.
Dan kali ini aku sendirian di kamar Liam. Bau parfumnya masih menempel di kasur dan handuknya. Segala hal dikamar ini mengingatkan ku padanya. Baru beberapa jam saja aku sudah merindukan nya.
Aku mulai membereskan sisa sarapan kami. Mencuci piring dan menyapu lantai dikamar ini. Karena aku merasa bosan ku putuskan untuk melihat-lihat kamar ini. Banyak buku yang Liam punyai.
Iya dia memang pintar. Terbukti dari buku-buku yang ia punyai. Liam pernah mengatakan bahwa ia ingin lulus secepat mungkin agar ia bisa bekerja di perusahaan besar. Ia ingin dirinya lah yang bekerja dan Ayah angkat nya hanya berdiam diri dirumah. Tipekal Laki-Laki penyayang kan dia.
Ada satu rahasia yang ku punya, pernah suatu ketika kami pulang terlalu pagi saat bertanding. Mungkin Liam sangat mengantuk sampai saat kami berdua pulang dia langsung menjatuhkan tubuhnya ke kasur tanpa melepaskan sepatu miliknya. Padahal Liam adalah laki-laki yang bersih.
Aku menutup pintu kamar, Karena kostan Liam ini termasuk kostan bebas, disini banyak pasangan muda mudi yang tinggal bersama. Aku berinisiatif untuk melepaskan sepatu dan kaos kaki di sepatu Liam. Liam hanya bergerak sebentar saat ku lepaskan mereka dari tubuhnya.
Kemudian aku diam memperhatikan nya. Wajahnya sungguh candu. Mungkin aku baru menyadari bahwa Liam sungguh sangat tampan dalam tidurnya. Itulah mengapa banyak mahasiswi yang terpikat olehnya. Bahkan di arena pertandingan aku sering mendapatkan permintaan dari perempuan lain untuk meminta nomor nya.
dari novel Alice Celestia Dalian, jngn lupa mampiirrr 😉