Setelah memenangkan perang di perbatasan, Qin Chen, Pangeran ketiga Kerajaan Chu segera kembali ke istana Kerajaan untuk secepatnya meresmikan hubungan dengan salah satu putri pejabat Kerajaan yang telah lama menjadi kekasih hatinya.
Kembali ke istana saat Raja sedang menggelar pesta pernikahan, Qin Chen terkejut melihat Li Wei, wanita yang dia cinta duduk bersandingan dengan Ayahnya, dan mendapatkan gelar Selir Agung. Gelar di Kerajaan yang hanya berada satu tingkat di bawah Ratu.
Mendapatkan sambutan yang begitu menyakitkan setelah memenangkan peperangan, Qin Chen begitu saja melepas gelar Pangeran miliknya, dan tanpa pamit dia pergi meninggalkan Kerajaan Chu.
Dua tahun berlalu, Qin Chen yang sudah merubah identitasnya kembali ke Kerajaan Chu. Bukan kembali untuk mengambil gelarnya, dia justru kembali sebagai pengawal Putri Liu Yao, Putri Mahkota Kerajaan Shu, yang merupakan calon istri Putra Mahkota Kerajaan Chu.
Dari sinilah dimulainya kisah Qin Chen menjadi seorang legenda.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SiPemula, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Serangan Kerajaan Ming (1)
Jangan lupa like dan komentarnya, terimakasih...
°°°
Dua hari berlalu Putri Liu Yao, Qin Chen dan yang lainnya telah sampai di perbatasan Kerajaan Shu dan Kerajaan Ming. Berdiri di atas benteng yang membentang di sepanjang garis perbatasan, Putri Liu Yao dan Qin Chen dapat melihat perkemahan besar yang didirikan Kerajaan Ming.
“Bukannya jumlah mereka terlalu sedikit?” tanya Putri Liu Yao pada Qin Chen.
Membandingkan jumlah musuh dan jumlah prajurit yang menjaga benteng perbatasan, jumlah musuh memang terlalu sedikit, “Putri, apa mungkin mereka menyembunyikan kekuatan utama, dan hanya menunjukkan sebagian kekuatan pada kita?” tanya balik Qin Chen pada Putri Liu Yao.
“Ada kemungkinan mereka menyembunyikan kekuatan utama, tapi kira-kira dimana mereka berada?...” Putri Liu Yao tidak tahu dimana Kerajaan Ming menyembunyikan kekuatan utama mereka.
“Putri, apa perlu aku menyusup ke tempat musuh untuk mencari tahu keberadaan kekuatan utama mereka?” tanya Qin Chen.
“Pergilah, tapi ingat untuk jangan pernah memaksakan diri kalau kamu tidak bisa melakukannya,” kata Putri Liu Yao memberi izin pada Qin Chen.
“Putri tenang saja, aku pasti kembali dengan selamat, dan membawa banyak informasi untuk Putri,” ujar Qin Chen yang langsung saja pergi meninggalkan Putri Liu Yao.
°°°
Raja Ming Kang dan seluruh Jenderalnya berkumpul di tenda utama yang letaknya cukup jauh dari perkemahan yang dilihat oleh Putri Liu Yao dan Qin Chen. Raja Ming Kang sengaja membagi kekuatan menjadi dua, untuk memperdaya musuh. Akan tetapi dia tidak tau kalau rencananya sudah diketahui musuh.
Di dalam tenda utama Raja Ming Kang membahas kembali strategi penyerangan bersama kedelapan Jenderalnya. Kebetulan prajurit yang dia kirim untuk melihat keadaan perbatasan Kerajaan Shu telah kembali dan sudah melaporkan apa yang mereka dapatkan. Jadi, kali ini Raja Ming Kang ingin mematangkan strategi penyerangan yang sebelumnya telah mereka susun.
“Yang Mulia, saat ini jumlah prajurit kita lebih banyak dari prajurit yang mereka miliki,” ujar salah satu Jenderal.
“Terakhir kali aku pergi ke tempat itu, jumlah penjaga di tempat itu setidaknya empat kali lebih banyak dari sekarang. Dari kabar yang kita dengan, kekuatan Kerajaan Shu sepertinya benar-benar telah melemah,” ungkap Raja Ming Kang mengingat kali terakhir dia mengunjungi perbatasan Kerajaan Shu.
Dari hasil pengamatan mata-mata dan keterangan yang baru disampaikan Raja Ming Kang, semua orang meyakini kalau kekuatan Kerajaan Shu memang sedang melemah.
“Yang Mulia, dengan memanfaatkan jumlah prajurit yang kita miliki, bagaimana kalau kita menyerang benteng mereka dari dua arah yang berbeda?” tanya salah satu Jenderal, yang terlihat sangat yakin dengan strategi penyerangan dari dua arah yang berbeda.
Raja Ming Kang sebenarnya juga terpikirkan akan strategi penyerangan dari dua arah yang berbeda. Akan tetapi, entah kenapa dia merasa tidak percaya diri seandainya membagi kekuatan, dan menyerang dari dua arah yang berbeda.
Hati kecilnya mengatakan kalau masih ada yang disembunyikan pihak musuh, dan apapun itu yang disembunyikan. Semua itu akan merugikan dirinya kalau melakukan penyerangan dari dua arah yang berbeda.
“Yang Mulia, melemahnya kekuatan Kerajaan Shu adalah kesempatan baik untuk kita, dan dengan melakukan serangan dari dua arah yang berbeda dapat mempercepat kita menguasai benteng pertahanan mereka,” ujar Jenderal yang berdiri tepat di sebelah Raja Ming Kang.
Belum juga Raja Ming Kang memberi keputusan, semua orang yang berada di dalam tenda utama merasa ada seseorang yang sedang mencuri dengar pembicaraan mereka.
“Siapapun kamu, aku pasti berhasil menangkap orang sepertimu hidup atau mati!...” Salah satu Jenderal tiba-tiba saja menyerang bagian atap tenda.
“Hanya seorang diri ingin menangkapku? Sekalipun dalam mimpi indahmu, orang sepertimu tidak memiliki kesempatan untuk menangkapku...” Tiba-tiba saja sekelebat bayangan muncul, menyerang Jenderal yang melakukan serangan ke bagian atap tenda.
“Siapa dia sebenarnya? Kenapa gerakannya jauh lebih cepat dari gerakanku?...” Jenderal yang masih saja menyerang atap tenda, dia dibuat kewalahan menghadapi sosok yang bergerak jauh lebih cepat darinya.
“Saudaraku, kami datang membantu...” Datang dua Jenderal lainnya, menyerang sosok bayangan yang terus saja bergerak, menghindari setiap serangan yang mereka lakukan.
Ketiganya yang terus bergerak melakukan serangan kesana-kemari, ketiganya mulai kelelahan, tapi sosok bayangan yang mereka kejar sama sekali tidak menunjukkan tanda-tanda kelelahan.
“Apa cuma segini kekuatan Jenderal Kerajaan Ming? Kalau cuma ini kekuatan kalian, sebelum turun ke medan perang, dengan mudah aku dapat membunuh kalian semua yang berada di tempat ini...” Sosok bayangan berhenti bergerak, menunjukkan wujudnya yang memakai pakaian serba hitam, dengan sebagian wajah tertutup topeng.
“Karena kalian sudah kelelahan, sekarang giliranku menyerang kalian...” Sosok yang semula terlihat nyata, tiba-tiba sosok itu kembali bergerak selayaknya bayangan, menyerang tiga Jenderal yang sama sekali tidak bisa menghindar dari serangannya.
Tiga Jenderal jatuh terkapar di atas lantai tenda, setelah menjadi bulan-bulanan sosok yang tidak mereka kenal, “Aku cuma datang mengumpulkan informasi. Untuk mengakhiri hidup kalian, aku dapat melakukannya saat kita bertemu di medan perang...” Sosok bayangan itu menghilang, setelah selesai mengatakan apa yang ingin dikatakan olehnya.
Raja Ming Kang segera memanggil tabib Kerajaan yang dibawanya ke medan perang untuk merawat ketiga Jenderalnya yang mengalami luka. Meski bukan luka serius, mereka tetap memerlukan perawatan.
“Apa diantara kalian ada yang tau identitas dari sosok yang baru kita lihat? Apa mungkin dia bagian dari kekuatan yang dimiliki Kerajaan Shu?...” Raja Ming Kang dibuat bingung dengan kemunculan sosok yang sebelumnya tidak pernah dia prediksi keberadaannya.
Dari ketujuh Jenderalnya, semua menggelengkan kepala, tak mengenali sosok yang tiba-tiba muncul, dan berhasil mengalahkan tiga Jenderal Kerajaan Ming.
“Keberadaannya, bisa menjadi hambatan utama kita dalam memenangkan peperangan,” gumam Raja Ming Kang, lalu dia segera mengganti susunan rencana penyerangan, yang sebelumnya sudah tersusun rapi.
°°°
Tak lama waktu yang dibutuhkan Qin Chen untuk kembali ke tempat Putri Liu Yao, setelah dia mengumpulkan banyak informasi di tempat perkemahan musuh, yang ternyata dibagi dalam dua tempat berbeda.
“Dengan kekuatan seperti itu, medan peperangan hanya akan menjadi tempat pembantaian untuk mereka,” gumam Qin Chen setelah dia mencoba kekuatan tiga dari sepuluh Jenderal yang dibawa Raja Ming Kang ke medan perang.
Sampai di benteng milik Kerajaan Shu, kedatangannya langsung disambut Qiao Bao dan Jenderal Shang Hong, lalu ketiganya bersama-sama pergi ke tempat Putri Liu Yao.
Putri Liu Yao dan keempat pelayannya tinggal di tempat khusus, yang dijaga ketat oleh puluhan prajurit Jenderal Shang Hong, dan puluhan prajurit yang dilatih langsung oleh Qin Chen.
“Duduk, dan katakan padaku apa saja yang kamu dapatkan!” kata tegas Putri Liu Yao.
Qin Chen segera duduk di kursi yang sudah tersedia, dan mulai mengatakan apa saja yang dia dapatkan setelah menyusup ke tempat musuh, “Putri, musuh telah membagi kekuatan menjadi dua kelompok untuk mengecoh kita tentang kekuatan mereka yang sebenarnya. Akan tetapi, meski dua kelompok itu digabungkan, kekuatan mereka tidaklah lebih kuat dari kekuatan yang kita miliki...”
“Akan tetapi, aku sempat mencuri dengar dari obrolan para prajurit, kalau malam ini akan ada prajurit tambahan yang dipimpin langsung oleh Pangeran Ming Lang, dan katanya dalam rombongan Pangeran Ming Lang ada dua sosok kuat yang kekuatannya hampir setara dengan pendekar tingkat Raja. Kalau tidak salah dengar, kedua pendekar itu adalah murid kesayangan pendekar tangan iblis, pendekar penguasa aliran hitam...”
Putri Liu Yao tidak terkejut dengan keberadaan murid pendekar tangan iblis diantara anggota rombongan Pangeran Ming Lang.
“Pangeran Ming Lang adalah murid pendekar tangan iblis. Jadi, wajar saja kalau orang itu memberi bantuan pada muridnya, apalagi selama ini aku mendengar adanya hubungan baik antara Kerajaan Ming dan Kerajaan Gui yang merupakan Kerajaan dibawah kekuasaan pendekar tangan iblis,” ujar Putri Liu Yao.
“Putri, apa kamu tidak takut kita akan berurusan dengan pendekar tangan iblis seandainya kita membunuh murid-muridnya?” tanya Qin Chen.
“Apa yang harus aku takutkan darinya, selama ada kalian yang senantiasa melindungiku? Meski sebenarnya tanpa kalian sekalipun aku tidak akan pernah takut menghadapi orang itu,” kata Putri Liu Yao menjawab pertanyaan Qin Chen.
Qin Chen tidak tahu kekuatan sebenarnya yang dimiliki Putri Liu Yao, tapi melihat dia tidak takut dengan sosok pendekar tangan iblis, bisa dipastikan Putri Liu Yao memiliki kekuatan setara dengan orang itu.
“Qiao Chen, bukannya kamu pernah melihat wajahku, tapi kenapa kamu tidak kunjung mengenali identitasku di dunia persilatan?” tanya Putri Liu Yao yang segera saja membuat Qiao Bao, Jenderal Shang Hong, dan keempat pelayan pribadi Putri Liu Yao mengarahkan pandangan mereka kepada Qin Chen.
Mereka tidak menyangka hubungan Putri Liu Yao dan Qin Chen sudah sejauh itu, bahkan Putri Liu Yao mau menunjukkan wajahnya secara langsung pada Qin Chen.
“Putri, aku masih awam dalam dunia persilatan. Jadi, wajar saja aku tidak mengenal siapa saja sosok berpengaruh di dunia persilatan,” ujar Qin Chen penuh ketenangan, meski seluruh pandangan sedang tertuju padanya.
°°°
Bersambung...