Seorang pria yang terdampar ditengah hutan dan mengalami luka parah akibat mobilnya masuk ke dalam jurang.
saat ia tersadar, ia sudah berada didapam sebuah bilik yang ditemani oleh wanita cantik.
Siapakah Wanita itu? dan apakah ia akan selamat, serta dapat kembali ke rumahnya dan mengungkap siapa yang telah membuatnya berada didalam jurang?
Ikuti kisah selanjutnya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siti H, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tiga Puluh
Melihat Kenzo memilih wanita itu dibanding dirinya, Mayang semakin kesal. Ia memilih untuk pergi, tetapi ia tidak akan melepaskan gadis itu begitu saja, ada dendam yang tertulis didalam hatinya.
"Dasar Kau, gadis sialan!" Mayang menggerutu. Ia ingin menghancurkan hubungan kedua insan tersebut, apapun caranya.
"Aku akan membuat kalian hancur, lihat saja nanti," ucap Mayang dengan tatapan yang tajam dan penuh kebencian.
Dengan langkah yang tertatih, gadis itu berjalan menyusuri koridor gedung kantor. Ia menghubungi sesorang, "Hallo, maaf. Aku tidak terpilih dalam audisi tersebut, dan sepertinya kita akan menjalankan rencana B," ucap Mayang, kemudian beranjak pergi dan meninggalkan ruang parkir.
Sementara itu, Kenzo yang sedang dilanda kasmaran, terlihat tak.mengacuhkan Mayang yang sudah pergi dari ruangannya.
Ia menggenggam jemari tangan Adhisti, seolah tak ingin kehilangan sang wanita untuk kedua kalinya.
"Aku akan memperkenalkanmu pada kedua orangtuaku," ucapnya dengan penuh semangat.
Adhisti hanya mengulas senyuman tipis yang membuat wajahnya semakin terlihat sangat cantik.
"Kau jangan pergi lagi. Tetaplah bersamaku, aku janji akan membahagiakanmu," pria itu meyakinkan sang gadis.
"Bukankah kau mencari seorang bodyguard? Lalu mengapa kau mengajakku menikah?" cecar Adhisti dengan tatapan penuh selidik.
Kenzo tergagap. Namun ia tidak kehabisan akalnya. "Ya, Bodyguard merangkap sebagai istri," jawab Kenzo cepat dengan senyum cengir kuda.
"Kau sangat licik sekali ternyata. Berani berapa kau membayarku?" tantang Adhisti.
Kenzo mengerutkan kedua alisnya. "Kau ingin ku bayar berapa?" tanya Kenzo balik sembari mendekati sang gadis dengan kedua tangannya yang mengamit pinggang ramping tersebut hingga membuat keduanya tak berjarak.
"Heeemm, aku ingin sebuah rumah mewah, dan juga kapal pesiar, apakah kau sanggup?" tiba-tiba gadis itu tersenyum menyeringai.
"Kau ingin memerasku?" ucap Kenzo dengan tatapan penuh tanya dan kedua matanya membeliak mendengar ucapan sang gadis.
"Katakan saja jika kau tak punya banyak uang!" Gadis itu melepaskan dekapan sang pemuda, lalu mendorongnya hingga membuat pria itu terhuyung kebelakang.
Sedangkan Adhisti berjalan menuju keluar pintu. "Tunggu," cegah pemuda itu. "Jika hanya itu sebagai bayarannya, ikutlah denganku. Aku masih sanggup untuk membelinya," Kenzo menatap gadis itu dengan serius.
"Terserah kau saja," jawab Adhisti tanpa menoleh ke lawan bicaranya.
"Mama yang akan menyelesaikannya untuk menjadikanmu sebagai menantunya, dan ini akan menjadi pernikahan kita yang paling bahagia," ucap Kenzo ditengah rasa suka citanya.
Gadis misterius itu menoleh ke arah sang pemuda, lalu tersenyum dengan tipis. Ia terlihat sangat berbeda dan entah mengapa ia merasakan sesuatu yang begitu sangat gelap sedang mengawasinya.
****
Kenzo berjalan memasuki rumah mereka yang terlihat bak istana. Disisi kirinya, seorang gadis berjalan dengan begitu anggun, dan pemuda itu seolah tak sabar untuk segera menikahinya.
Entah mengapa ia merasakan perkututnya selalu bangun jika berada disisi sang gadis.
Pemuda itu menggandeng tangan Adhisti yang seolah tak lagi ingin kehilangan sang gadis untuk kedua kalinya.
"Ayo, aku tak sabar mengenalkanmu pada Papa dan Mama," Pemuda itu menarik tangan sang gadis agar lebih cepat berjalannya. Ia tidak tahu saja jika Adhisti sudah melesat, mungkin ia akan tertinggal.dalam jarak ratusan kilometer dalam sekejap mata.
Setelah melewati ruang tamu, ia memanggil sang mama dengan rasa tak sabar. "Ma, mama, kemarilah" panggil Kenzo dengan semangat, "Lihatlah apa yang ku bawakan untuk mama," ucap pria itu seperti seorang bocah kecil yang mendapatkan sebuah hadiah mainan mobil-mobilan.
Endah Yulia yang berada didalam kamar merasa penasaran dengan teriakan sang anak lelakinya. Tak biasanya puteranya itu bersikap aneh. Hatinya semakin cemas jika Kenzo mengalami halusinasi dan membuatnya harus bertindak cepat sebelum semuanya terlambat.q.
"Puteraku tak pernah berteriak seperti ini? Mengapa ia bersikap seperti orang lain?" gumamnya dengan hati yang tak nyaman.
Wanita paruh baya dengan garis kecantikan yang masih terlihat jelas diwajahnya itu bergegas keluar untuk melihatnya.
Setibanya diruang keluarga, ia tercengang melihat sang putera berdiri membawa sosok gadis cantik, tetapi menggunakan pakaian yang mirip dengan milik puteranya, hanya saja dalam ukuran yang sesuai tubuhnya yang terbilang cukup imut.
Tetapi wanita itu mencoba mengabaikannya, sebab ada banyak orang dapat membeli pakaian tersebut, meski harganya cukup mahal, mungkin saja ia orang kaya.
Endah Yulia menghampirinya, kemudian mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan. Ia mencoba menghargai tamunya, apalagi gadis ini mungkin saja kekasih puteranya.
"Ini mamaku, ayo salim," Kenzo memperkenalkan mamanya.
Adhisti menyambut uluran tangan calon sang mertua. Ia memberikan senyum termanisnya, dan Endah Yulia membalas senyuman itu dengan tipis.
"Ayo, duduk," ucap Endah Yulia, dan ia meletakkan bokongnya disofa, "Bik Tarni, tolong buatkan minuman," titah wanita paruh baya itu kepada asisten rumah tangganya yang berusia hampir 60 tahun.
Wanita bertubuh tambun itu terlihat tergesa-gesa, sebab ia baru saja menjemur pakaian.
"Iya, nyonya," sahut Bik Tarni. Kemudian ia berjalan menuju dapur untuk membuatkan tiga gelas teh untuk tamu dan majikannya.
Ia membawa nampan berisi tiga gelas berisi teh panas. Ia meletakkannya diatas meja, perlahan hidungnya mengendus aroma amis yang tak biasa.
Ujung hidungnya bergerak-gerak dan ia mencoba menajamkan indera penciumannya.
"Aku merasakan ada kehadiran ular disini," ucap Mbok Tarni tiba-tiba.
"Hah, ular? Dimana?" Endah Yulia terlonjak dari duduknya. Tentu saja ia sangat takut dengan hewan melata satu itu. Ia tak ingin melihat hewan itu berkeliaran dirumahnya.
"Panggil tukang kebun, Bi. Atau telfon pemadam kebakaran untuk memberitahu jika dirumah kita ada ular yang masuk ke dalam rumah," titah wanita itu dengan wajah pucatnya. Ia tidak dapat membayangkan bagaiamana jika hewan itu benar berada didalam rumah.
Kenzo tercengang, sedangkan Adhisti menatap Mbok Tarni dengan penuh misterius.
Seketika ingatannya tertuju pada ular kobra kuning yang sering datang dan pergi ke dalam kamarnya. Sejujurnya ia tak ingin ular itu tidur bersamanya, namun entah mengapa hatinya sangat berat untuk memberikannya kepada pihak konservasi, bagaimanapun ular itu pernah menyelamatkannya.
"Segera hubungi pihak Damkar, Mbok. Jangan sampai ada ular dirumah ini, apalagi ular berbisa, dan itu sangat membahayakan," ujar Endah Yulia dengan titahnya.
Wanita bertubuh tambun itu menganggukkan kepalanya ia sepertinya setuju dengan sang majikan.
Namun tidak bagi Kenzo, ia tak ingin wanita tambun itu menghubungi Damkar, sebab hal ini akan membuat ular kobra kuning itu tertangkap dan mereka akan terpisah.
Terlihat Mbok Tarni berbalik arah untuk kembali le dapur mengantarkan nampan kosongnya.
"Mbok, sepertinya tidak perlu memanggil Damkar," cegah Kenzo dengan cepat.
Endah Yulia mengerutkan keningnya. Ia tak mengerti dengan jalan fikiran puteranya yang mencoba mencegah tindakan mereka.
itu Usman di bacain Yasin aja pak yai.... dan liat reaksinya kayak gimana.. itu Usman jadi-jadian deh....
jangan-jangan tubuh nya si Kusman yg sdh di telan itu di lepeh lg tuh trs di sambungin dg kepalanya dn di hidup kan kembali ,,, dh kaya zombie donk yaa 😱😱🤣
di saat menunjukan siapa senernya lgsg ngacir dan itu membuat sang wanita jd memilih yg lain krn saat melihat penampakan wanita setwngah buaya dia g takut
nahhh tau kan kisah asih buhul gaib
masak Kusman dikeluarin lagi dari perut Sobo...?? biasanya juga kalau ada yang tertelan ular, perut ularnya yang di bedah.