Kisah ini bercerita mengenai sepasang suami istri yang di satukan dalam pernikahan karena perjodohan semata, Dafa... tidak pernah menerima pernikahannya dengan zila, karena di hati Dafa ada anak perempuan lain yang bertakhta di sana, sedangkan zila sangat bahagia dengan perjodohan itu, karena zila sudah lama mencintai Dafa, sampai satu tahun pernikahan mereka dafa tidak berubah juga, sampai akhirnya zila mengandung, perlahan Dafa berubah dan mulai memerhatikan zila, tapi kehadiran masa lalu Dafa kembali mengguncang rumah tangga mereka
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Daisha.Gw, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ketakutan zila
Prang
Bunyi pecahan membuat Daffa melepaskan pelukannya, keduanya berbalik.salah tingkah, ternyata di belakang mereka Zidan sedang berdiri dengan tangan terlipat di dada.
"Kalian nih yah, ga ingat tempat, sana sini nemplok"
Zidan berucap sambil memungut kembali piring yang ia jatuhkan Karena tidak sengaja.
Keduanya salah tingkah seperti kedapatan mencuri di rumah sendiri.Daffa menggaruk tengkuknya yang tidak gatal .
Zidan membawa piring yang ia jatuhkan ke tempat pencucian, di sana Zidan menyenggol bahu zila yang masih salah tingkah karena kedapatan di peluk Daffa.
"Apa sih bang" dengan nada kesal
"Kalo mau uwwu uwuu an di kamar aja , mata Abang jadi ternodai" ejek Zidan
"ga lucu bang" Zila meletakkan nasi yang sudah masak di atas piring, kemudian piring itu ia bawa ke atas meja
"Ga usah cengengesan bang,mau makan bang?"
"ga lah, Abang masih kenyang"
"Mbak Kiya mana?" zila menoleh ke kiri dan ke kanan mencari keberadaan kiya
"Kiya lagi tidur" Jawab zidan singkat dan berlalu meninggalkan mereka berdua
zila ikut duduk di samping Daffa, Zila meletakkan satu potong ayam yang baru ia goreng ke piring Daffa,zila memotong ayam dari potongan besar menjadi bagian bagian kecil
"Jangan cemberut terus dong"
Tidak menjawab, zila menggeser piring ke depan Daffa, zila menuang air putih ke gelas.
"nih makan" Zila menggeser gelas yang penuh juga ke depan Daffa dengan wajah tertekuk
Langkah zila terhenti karena daffa mencekal pergelangan tangan nya
" aku mau istirahat daf , lepas"
"di sini aja temani mas makan"
Zila membuang nafas kasar dan kembali duduk di samping daffa, zila menyenderkan tubuhnya di punggung kursi, mengusap lembut perutnya.
"Kamu ga makan"
"enggak"
"kenapa"
"Masing kenyang__ Daffa"
"Ya udah aku makan dulu,nanti kita lanjutin di kamar ya"
Zila menatap Daffa sinis, sedangkan Daffa hanya tersenyum jahil
"Kamu jago banget masak, sejak kapan bisa masak"
qaqq
"Emm, sejak menikah"
Daffa menoleh ke arah zila, zila mengarah kan tangannya ke arah bibir Daffa, mengusap lembut permukiman bibir Daffa
"makan ko kaya anak kecil, cemong Kemana mana"
Daffa menggenggam pergelangan tangan zila, yang masih mengambang di udara
Daffa mencium telapak tangan zila, kemudian mengusap lembut rambut zila yang tertutup Khimar instan, andai Daffa tau perbuatan nya barusan hampir membuat zila terkena serangan jantung mendadak
zila menegakkan duduknya, berdehem, menghilang kan kegugupan di hatinya
"kenapa wajahmu merah"
Blus
zila menyentuh kedua pipinya,lebih tepatnya menutupi pipinya dengan kedua tangan.
"jangan di tutup, saya suka lihatnya" Daffa menurunkan tangan zila dari wajahnya
"isss, saya mau ke kamar, kalo makan nya selesai, letakkan saja di sana, nanti saya cuci"
Zila tidak tahan berlama-lama di sana, Daffa selalu bisa membuat nya bersemu merah.
Daffa menggeleng Kan kepalanya, melihat tingkah sang istri yang menggemaskan di matanya.
.....
Selesai makan__Daffa mencuci piring nya, kemudian Daffa mengambil buku bacaan untuk ia baca di kamar nanti.
Ceklek
bunyi pintu membuat zila mengalihkan fokus nya ke pintu
Zila tidak tidur , melainkan asik menonton drama di kasurnya.
Daffa masuk , dan mengunci pintunya, zila kembali fokus dengan drama nya , tidak peduli dengan Daffa yang sudah duduk bersandar di dasbor ranjang.
"Nonton apa__istri ku yang menggemaskan"
"jangan mulai daf"
"Jangan marah-marah"
"kamu juga yang mulai , makanya jangan bikin saya kesal"
"iya__iya, nonton apa sih serius banget"
"drama"
"emm"
Daffa melorotkan tubuhnya agar sejajar dengan zila, Daffa mendekap zila dan meletakkan kepalanya di dada zila, sesekali Daffa menggesek kan wajahnya ke dada zila, Daffa juga mengelus perut buncit zila, zila menyunggingkan senyum, dan mengusap usap punggung Daffa yang masih memeluknya seperti seorang anak kecil yang bermanja-manja dengan ibunya
"Drama nya bercerita tentang apa"
"ada perempuan yang jatuh cinta dengan seorang pria, ternyata si pria juga suka sama si cewe, terus si pria memberanikan diri untuk meminang si cewe "
"Mereka akhirnya menikah, pernikahan mereka di penuhi kebahagiaan si pria begitu mencintai istrinya"
Setelah berucap demikian, zila mengehentikan ucapannya, merasa ada kalimat yang salah, usapnya juga terhenti di baju Daffa,
Daffa paham betul apa yang sekarang ada di pikiran zila.
Zila mencoba mencari topik lain untuk mengalihkan pembicaraan
"Daffa, saya takut"
"takut apa"
'saya takut melahirkan"
"kenapa"
"saya pernah belajar tentang proses melahirkan dan itu sakit luar biasa"
"ya udah kamu lahiran Cesar aja"
"Ga__saya akan tetap melahirkan normal"
"ya udah jangan takut lagi__mas akan terus ada di samping kamu"
zila mencengkeram kuat baju kaos yang di gunakan Daffa, cengkeramannya menandakan kalo zila benar benar se takut itu
"Zil, teman teman aku mau bertamu ke rumah boleh ngga"
zila mengerutkan keningnya, bingung kenapa Daffa bertanya seperti itu, ini rumahnya !
"Ini rumah kamu daf, kamu bebas mengajak siapapun ke sini"
"Kamu ga marah, kaya waktu itu"
"jangan ingat kan saya dengan kejadian yang bukan hanya menyakiti perasaan saya tapi hari itu anda juga menyakiti fisik saya"
Daffa menatap lekat wajah zila yang juga memandangi nya
Daffa mengeratkan pelukannya di pinggang zila
lisannya ya tidak mampu lagi berucap maaf untuk zila, seberapapun banyak kata maaf yang ia ucapkan tidak akan pernah menyembuhkan luka yang pernah ia beri untuk zila.
"Jangan berhenti saya suka" Daffa kembali meletakkan tangan zila di atas kepalanya,
"Daf, kalo aku pergi , aku ingin mbak Zahra yang menggantikan posisi saya"
"Kamu ngomong apa sih Zil" Daffa merubah posisinya menjadi duduk, dengan sorot mata tajam Daffa memandangi zila, Daffa tidak suka dengan apa yang di ucapkan zila
"Yah__ kita ga tau daf kedepannya akan jadi seperti apa"
" Zil berapa kali lagi mas harus bilang ke kamu, kita berdua akan Sama sama menjaganya, kita akan terus bersama , ga akan ada yang bisa menggantikan posisi mu ga akan ada yang bisa"
Daffa menggenggam kedua tangan zila, sorot matanya menandakan ketulusan dari setiap ucapannya
"jadi mas mohon, Berhenti mengucapkan hal omong kosong Zil"
zila mengangguk, entah arti anggukan itu untuk apa,
"daf, bayi kita menendang" zila sumringah memberitahu Daffa mengenai bayinya
dengan cepat Daffa kembali berbaring dengan posisi yang sama sebelumnya
"Zil, dia menendang"
"iya"
Daffa yang biasanya hanya mengelus perut zila dari balik bajunya, sekarang__Daffa memasukkan tangan ke baju kaos yang di kenakan zila.
zila sempat menghentikan tangan Daffa, tapi Daffa menatapnya dengan tatapan memohon, akhirnya zila mengijinkan
"Kalo seperti ini lebih terasa"
"emm, terserah kamu aja"
"zila"
"Hem"
"maaf mas ga ada saat awal awal kehamilan kamu, pasti susah banget ya"
tidak ada jawaban , Hening sesaat , setelah nya entah apa yang ada di pikiran Daffa , Daffa duduk menghadap zila dan mencuri satu ciuman di bibir zila,
...Maaf ya masih banyak typo...
Alhamdulillah..
Maaf mbak author, sedikit masukan dalam penulisan :
Biasanya, bukan biyasanya
Siapa, bukan siyapa
Semangat dalam berkarya mbak author..
Dan terimakasih atas karyanya yang sangat menghibur..
🙏💖
Tetap semangat mbak...
Selamat buat karya-karyanya ya..
sebenarnya tuh aku masih bingung sama alur ceritanya..apa lagi sama masa lalu daffa