Dijual oleh Ayah kandungnya sendiri sebagai pengganti taruhan berjudi, Zena gadis berusia 21 tahun yang pergi dari rumah, dia meminta pertolongan dari ibu kandungnya, tidak disangka, ditempat ibu kandungnya dia hampir dilecehkan oleh Ayah tirinya,
Depresi, trauma sempat mengguncang jiwa Zena, lalu tidak disengaja dewa penyelamat datang, Steven Fernando, pria berusia 35tahun yang sudah 3 tahun bertahan dengan statusnya yang Duda,
Setelah diselamatkan oleh Steven, siapa sangka hidup Zena semakin hancur, Steven meminta Zena menjadi partner ranjangnya,
Ancaman akan dikembalikan pada rentenir paruh baya itu dan keselamatan keluarga ibunya mengakibatkan Zena menurut patuh menyetujui semua syarat dan peraturan yang diberikan Steven
Hari demi hari Zena menjadi partner ranjang dari seorang Steven yang mempunyai libido akut,
Akankah Zena bisa bertahan dan mencintai Steven
Jika berjalan maju membuat Zena menelan kepahitan, dan jika berjalan mundur Zena akan membuat keluarga ibunya hancur.
Seperti apa kisahnya, ayok kita simak cerita Zena dan Steven
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon gustikhafida, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 26_Penyadap
Keadaan hening, tak ada yang berbicara, Zena larut dalam lamunannya, foto Steve yang menggunakan handuk membuat Zena berfikir yang tidak-tidak, apalagi Zena melihat background foto itu di dalam kamar yang dia yakini seperti kamar Steven atau hotel berbintang, melihat Nyonya mudanya melamun, sekertaris Nanda memberanikan diri untuk bertanya.
"Nyonya"
"Hemm? " Zena menatap sekertaris Nanda
"Apa ada masalah? " Tanya sekertaris Nanda sambil melihat kaca spion belakang
"Tidak"
"Ceritakan saja Nyonya, apa ada yang menganggu pikiran Nyonya"
"Tidak, aku bilang tidak ya tidak! " Gerutu Zena kesal
Hening
Rasa penasaran tak bisa ditahan lagi, Zena berusaha memberanikan dirinya untuk bertanya pada sekertaris suaminya
"Sekertaris Nanda" Panggil Zena lirih lalu sekertaris Nanda menganggukan kepalanya
"Kalau boleh tahu Steven pergi ke negaranya dengan siapa? " Tanya Zena serius
Kening sekertaris Nanda mengerut, "Memangnya kenapa Nyonya"
"Tinggal jawab saja, apa susahnya sih" Gerutu Zena
"Tuan muda pergi sendirian Nyonya" Bohong sekertaris Nanda
"Hei kau berbohong!!"
"Dibayar berapa kau menutupi kebusukan Tuan mudamu itu ha! , aku tahu dia pergi dengan kekasihnya Sheila, selebgram yang sedang hits itu kan? yang cantiknya pake banget,
"Ets, tapi aku tidak mempermasalahkan itu, aku cuma heran, kenapa dia selalu meminta anak dariku, padahal dia sudah memiliki kekasih yang sangat cantik, kenapa tidak minta dengan kekasihnya saja!!!" Ketus Zena kesal
Sekertaris Nanda tersenyum "Nyonya cemburu? " Tanya sekertaris Nanda yang melihat ekspresi kesal Zena
Zena gelagapan, dia berfikir sejenak lalu berkata "Mana ada! Jangan membuat berita hoax, aku tidak mungkin cemburu pada seekor singa"
"Singa yang membuat Nyonya setiap malam terbang ke surga dunia, haha"
"Biar, nanti saya bicarakan pada Tuan Muda tentang masalah anak, anda jangan khawatir"
"Eh!! ucapanmu sungguh tak berakhlaq, sekertaris Nanda!!!"
"Awas aja kalau kamu ngadu!! aku akan mutilasimu"
"Gunakan ini untuk memutilasi saya" Sekertaris Nanda melemparkan pistol kepada Zena, membuat Zena reflek dan menangkap pistol itu
"Hei, Kenapa barang bawaanmu seperti ini sih!!! sangat menyeramkan!! tapi sejujurnya aku bisa menembak,
"Baiklah jangan khawatir, biar aku saja yang menyimpannya" Ucap Zena sambil menyimpan pistol itu kedalam tasnya,
"Eh Nyonya jangan, bagaimana jika Tuan tahu, dia akan memarahi saya"
"Dia tidak akan tahu, dia sedang bersenang-senang dengan kekasihnya!! "
"Lupakan dia, bukankah seharusnya kita senang, jika singa itu tidak ada disini, kita bebas melakukan apapun yang kita suka tanpa ada yang melarangnya"
"Nyonya, jangan bicarakan sesuatu yang menyinggung Tuan Muda, kar-"
"Karna apa! bukannya setiap ucapanku selalu benar? biarlah singa itu bahagia,
"Bagaimana kalau kita juga bahagia, kita rayakan kepergiannya, mungkin sedikit pesta untuk merayakannya?"
"Nyonya," Sekertaris Nanda memperingatkan Zena dengan sorot mata tajam
"Hemm"
"Sekertaris Nanda, aku tak menyangka hidupku akan berakhir mengenaskan seperti ini, menjadi istri simpanan om-om, hanya dianggap istri jika di ranjang, dihina oleh semua orang,
" Aku juga ingin bahagia sehari saja, aku akan mencari pacar, atau aku terima lamaran boss Riski saja ya? setiap malam dia selalu mengirim pesan romantis, tapi berhubung ada singa yang selalu memantauku aku tidak bisa membalas pesan itu "
"Jangan adukan ini pada Tuanmu, aku tahu kau setia tapi untuk kali ini saja kita berteman, okeh"
"Nyonya, bisakah anda diam! " Ucap sekertaris Nanda yang menghentikan mobilnya di pinggir jalan
"Kenapa berhenti? kita belum sampai? "
"Nyonya, saya harap anda bisa bekerjasama dengan saya,
"Dan Tuan pasti sudah mendengar perkataan Nyonya barusan"
"Maksudmu apa! " Tanya Zena bingung
"Di mobil ini sudah ada penyadapnya Nyonya, jadi semua ucapan Nyonya secara otomatis langsung terekam"
Deg..
"Kenapa kau tidak bilang dari tadi hah!
" Bagaimana kalau dia marah dan menghabisiku di ranjang, Ah kau jahat!! "
"Sekertaris sialan, apa dia mendengar ucapanku tentang keinginanku mencari pacar? jika iya tamatlah aku, "
"Semua ucapan anda sudah terekam, dan Tuan kapan saja bisa mendengar rekaman itu, saya harap anda hati-hati dalam berbicara" Sekertaris Nanda menancapkan gas lalu mengendarai mobilnya lagi
"Apa Nyonya ingin menghubungi Tuan untuk mengklarifikasi semuanya? " Sambungnya lagi
"Tidak!, kita tidak boleh mengganggu waktu berliburnya, biarkan saja, suruh dia berlibur panjang, bila perlu jangan pernah kembali! " Bisik Zena
"Nyonya jaga ucapan anda"
"Ekhemm"
"Apa anda tidak merindukan Tuan Muda, maksud saya merindukan permainan ranjang Tuan muda" Goda sekertaris Nanda dengan mengeraskan suaranya, tak terasa wajah Zena memerah malu, lalu semenit kemudian Zena menggelengkan kepalanya "Jaga ucapanmu, aku justru senang jika dia tidak kembali, dan aku tidak merindukan sentuhan singa gila itu"
"Justru aku bahagia karna aku terbebas dari singa itu" Bisik Zena di dekat sekertaris suaminya, agar suaranya tak bisa terdengar direkaman itu
***
"Baiklah Nyonya, sekarang Nyonya turun, saya harus kembali ke kantor karna ada pekerjaan yang belum selesai" Ucap sekertaris Nanda yang sudah memarkirkan mobilnya di halaman rumah Stevena
"Selamat malam" Ucap Zena lalu membuka pintu dan masuk kedalam rumahnya
Setelah mengunci kamarnya, Zena duduk ditepi ranjang dengan beberapa pikiran, diletakan tasnya lalu berdiri berjalan menuju kamar mandinya
Setelah selesai mandi, Zena berjalan menuju walk in closetnya, dibuka lemarinya
"Haha hari ini aku seharusnya senang, aku bisa memakai pakaian ini tanpa ada yang merobeknya," Gumam Zena sambil memilih lingerie trus memakainya
***
Ke esokan harinya Zena menggeliat, pinggangnya terasa berat, perlahan Zena mengerjapkan matanya
"Siapa kamu! " Teriak Zena saat melihat tangan yang melingkar di perutnya, sgera dia tepis tangan itu membuat pemilik tangan terbangun dari tidurnya
"Bodoh! " Pekik Steven yang terbangun
"Dia, kenapa dia ada disini, seharusnya dia sedang bersama kekasihnya di luar negri" Batin Zena yang ketakutan karna sudah membangun singa tidur
Melihat Zena yang terkejut, Steven justru tersenyum puas, tak sengaja Steven melihat dua benda yang menyembul ingin keluar, membuat libidonya kambuh,
"Kau berusaha menggodaku dengan penampilanmu yang seperti ini? " Ucap Steven sambil menarik tubuh Zena agar jatuh di sampingnya lalu tangannya menyelusup masuk kedalam lingerie Zena, diremasnya dua benda kenyal favoritnya
"Setelah puas bermain dengan kekasihnya di luar negri, sekarang dia menyerangku, pantas jika pernikahan ini tidak ada yang boleh tahu, jadi ini penyebabnya" Gumam Zena dalam hati, dia merubah posisinya agar membelakangi suaminya
Steven tersenyum puas saat Zena membelakanginya, ucapan semalam sekertaris Nanda membuat hati Steven bahagia
"Kau cemburu aku pergi dengan wanita itu? " Bisik Steven saat Zena memunggunginya
Tak ada jawaban dari Zena, kini dia berpura-pura memejamkan matanya, dia tidak ingin hari liburnya dirusak oleh suaminya
"Kenapa disaat aku libur, dia datang" Gumam Zena dalam hatinya
Merasa ucapannya tidak dijawab, Steven langsung meremas erat benda itu, sehingga Zena meringis kesakitan
"Sakit, lepas" Ringis Zena berusaha melepaskan tangan suaminya yang nakal
"Kau cemburu?" Ulang Steven lagi
Bersambung😘