Keikhlasan Hati Anita

***

Di tempat lain

Semenjak kepergian Anita semenjak itu pula Jessi sering menginap di rumah Danil itupun atas isin Danil sendiri.

Hari hari Danil lalui menikmati kepergian Anita tanpa pernah sedikit pun terbesit di kepalanya bagaimanakah keadaan Anita saat ini.

Malam harinya saat tengah bergulat panas dengan Jessi, ia sedikit terusik dengan suara dering telepon.Panggilan pertama masih tidak membuatnya bergeming dari pergulatannya.

Beberapa kali telepon Danil berbunyi sepertinya sang penelpon tak akan berhenti sebelum mendapat jawaban.

"Yang handpone kamu bunyi terus tu..angkat aja dulu siapa tau penting".Pikir Jessi yg sedikit terusik dengan suara dering telepon yg tak kunjung berhenti.

Dengan terpaksa Danil beranjak segera meraih benda pipi yang ada di atas nakas.

*M*ama.Sungguh sang penelpon membuatnya kalang kabut dengan segera ia mengangkatnya.

"Halo ma".Danil berusaha menetralkan suaranya ia sangat yakin akan mendapat makian dari mamanya.

"Dasar kamu anak kurang ajar dari tadi mama menelpon mu tapi tak kau angkat...HAH".Dan benar dugaan Danil, Sandra terdengar sangat emosi.

"Maaf ma tadi Danil gak sengaja ninggalin handpone".Bohong Danil sambil menoleh menatap Jessi yang tengah memperhatikannya juga.

"Banyak alasan kamu..mama sudah jamuran disini nungguin kamu BODOHHHH".Maki Sandra lagi.

"Hah nungguin aku??..Emang mama di mana sekarang".Heran Danil.

"Mama di bandara sekarang".Ucapan Sandra berhasil membuat Danil kaget kepalang.

"APAAAA....BANDARA".Pekik Danil.

"Kamu kenapa sihh kaget gitu".Ucap Sandra heran menjauhkan telepon dari telinganya karena pekikan Danil seakan menembus gendang telinganya.

"Mmmm.. aa..anu ma..Danil gak kenapa napa cuman sedikit kaget aja karena mama tiba tiba sudah ada di bandara".Ucap Danil terbata bata.

"Kamu jemput mama..SEKARANGGG"..Tut. Sarkas Sandra sebelum memutuskan telepon tanpa mendengar jawaban dari Danil

Sedangkan di tempat Danil sedang kalang kabut karena mengingat Jessi masih berada di rumahnya dan mamanya juga belum mengetahui tentang perceraiannya dengan Anita.

"Yang kamu pulang dulu ke apartemen ya".Pinta Danil kepada Jessi sedikit tidak enak.

"Mama ada di bandara sekarang dan aku harus menjemputnya".Balas Danil.

"Bagus dong supaya aku bisa kenal sama mama kamu sekalian".Ucap Jessi

"Iyyaa aku tau tapi sekarang bukan waktu yang tepat yang..mama kan juga belum tau kalau aku sudah pisah dengan Anita..nanti ya setelah aku jelaskan semuanya ke mama baru aku akan mempertemukan kamu dengan mama".Jelas Danil berusaha memberi pengertian dengan kekasihnya itu.

Jessi yang mendengar itu dibuat kesal.

"Anita lagi Anita lagi..Emang sebaik apa sih dia".Gerutu Jessi

"Nanti aku akan susul kamu ke apartemen ya tapi kamu pulang dulu diantar supir..Mama sudah lama menunggu nih".Cemas Danil.

"Yaudah deh aku pulang...Tapi uang jajanku ditambah ya".Sebelum beranjak masih sempat meminta uang jajan.

"Iya iya nanti aku transfer".Akhirnya Jessi benar benar pergi, kini giliran Danil yang pergi menjemput sang mama yang sudah jamuran katanya.

Bandara Soekarno Hatta

"Ma".Panggil Danil

"Dari mana aja kamu".Geram Sandra harus lama menunggu.

"Maaf ma tadi macet".Ujarnya.

"Halahh alasan kamu".Timpal Sandra berlalu melewati Danil.

Danil hanya bisa mengekori mamanya yang hendak memasuki mobil.

"Kok Anita gak ikut Nil".Tanya Sandra saat tak mendapati menantunya dalam mobil.

Danil yang bingung harus jawab apa memilih diam.

"Danill".Teriak Sandra saat tak mendapat respon dari putranya.

"Aduhh ma kok sekarang mama hobi teriak sih sakit telinga Danil ma".Gerutu Danil.

"Lagian mama tanya kamu gak jawab".

"Nanti aja Danil jawabnya saat sampai di rumah".Jawabnya melaju meninggalkan bandara.

Menikmati suasana jakarta yang tak pernah lepas dari kemacetan dalam sunyi kedua insan sama sama larut dalam pikiran masing masing.

"Gimana keadaan perusahaan Nil".Ucap Sandra memecah keheningan.

Danil yang mendengar mamanya menoleh sebentar kemudian kembali fokus kedepan.

"Baik kok ma..sejauh ini belum ada masalah yang serius".Jawabnya sebelum kembali hening.

***

Sesampainya di rumah hal utama yang Sandra cari adalah menantu kesayangannya itu.

"Nil, kok mama gak lihat Anita...mana ya".Tanyanya.

"Nita udah pergi ma".Jawabnya masih santai

"APAAAA..PERGII??".Pekik Sandra tak percaya.

*H*uffffffffgg.Desah Danil menyiapkan diri untuk menjelaskan semuanya kepada sang mama.

"Ma sebenarnya aku dan Anita sudah cerai".Ujarnya dan berhasil membuat mamanya syok.

"APAAA..CERAIII".Pekik Sandra lagi.

"Bisa gak ma gak usah teriak teriak".Timpal Danil.

"Bagaimana mama gak syok mama baru datang sudah harus mendengar berita yang sama sekali tidak pernah terpikirkan oleh mama".Geram Sandra.

Akhirnya Danil meceritakan semua kejadian antara ia dan Anita mulai dari pernikahan yang sejak awal tak pernah baik baik saja dan itu berhasil membuat Sandra tak bisa berfikir jernih.

Air mata Sandra lolos begitu saja ia masih tak menyangka ternyata rumah tangga anaknya tak sesuai dengan apa yang ia lihat selama ini.

"Kamu membohongi mama Danil".

"Kamu menyakiti wanita yang tak bersalah".

"Kamu berhasil membuat mama kecewa".

Rentetan ucapan Sandra berhasil membuat Danil yang angkuh menunduk merasa bersalah kepada mamanya.

"Maafkan Danil ma".Hanya itu yang mampu lolos dari mulutnya.

Terlanjur kecewa dengan putra semata wayangnya memilih pergi dari sana menuju ke kamarnya.

Putra yang ia banggakan itu telah membuat hati wanita lain terluka.

Pikiran Sandra melayang entah kemana memikirkan di mana menantunya itu saat ini ia yakin Anita jauh dari kata baik baik saja.

.

.

.

.

Segitu dulu ya up nya, maaf kalau alurnya masih berantakan.

Happy reading.

Bersambung.