Dikira Pembantu, Ternyata Istri Mafia

Setelah melakukan USG ulang pada rahim Nabilla ternyata peluru itu tidak mengenai rahimnya dan rahimnya tetap aman jika Nabilla suatu saat nanti bakalan hamil. Dokter Nella sebenarnya heran dan bingung juga dengan kondisi rahim Nabilla yang hampir mereka angkat namun mereka tidak berani melakukannya karena tahu siapa sebenarnya Amran, orang punya pengaruh besar dalam dunia retas meretas. Bisa jadi rekening mereka akan beralih ke pusat dana sosial untuk kemaslahatan umat.

"Kenapa rahimnya tampak baik-baik saja padahal sebelumnya sudah tertembus peluru, apalagi jarak tembak cukup dekat, gadis ini akan mati, koma atau rahimnya akan rusak permanen," batin dokter Nella yang tidak percaya apa yang di lihatnya dari hasil USG itu.

"Apakah semuanya baik-baik saja, dokter?" tanya Nabilla penasaran.

"Alhamdulillah nona Nabilla. Tidak ada yang perlu di kuatirkan. Anda bisa hamil kapan saja. Sepertinya anda masih...-" dokter tidak mau melanjutkan kata-katanya karena ini berhubungan dengan private Nabilla.

"Masih apa dokter?" tanya Nabilla.

"Masih aman melakukan hubungan intim dengan suami," imbuh dokter Nella yang sebenarnya dokter Nella ingin mengatakan Nabilla masih virgin.

Nabilla tersenyum walaupun ia tahu dokter Nella sedang membohonginya.

Dokter Nella membersihkan jell pada perutnya Nabilla. Nabilla sudah siap dibawa pulang oleh suaminya.

"Amal apa yang dilakukan gadis itu hingga rahimnya terlihat aman yang sebelumnya terluka?" batin dokter Nella penasaran.

Setibanya di apartemen baru, Nabilla mengernyitkan dahinya karena mereka tidak berada di apartemen yang lama.

"Apakah kamu sudah pindah ke unit baru di apartemen baru?" tanya Nabilla.

"Aku ingin memulai hari baru denganmu, baby. Jadi, semuanya harus serba baru dan apartemen ini terdapat empat kamar dan memiliki dua lantai. Ada dua kamar di bawah dan dua kamar di atas. Kita bisa bercinta di mana saja sayang," ucap Amran saat masuk ke unit apartemen mereka.

"Aku ingin melihat dapurku," pinta Nabilla yang sangat hobi memasak.

"Baik yang mulia ratu. Hamba siap mengantarmu ," Amran menggendong tubuh istrinya menuju dapur yang sangat mewah dengan perabotan mahal. Namun sayang isi kulkas masih sedikit karena ia tidak mau membebani Nabilla dengan acara masak memasak sebelum Nabilla benar-benar kuat.

Puas melihat urusan dapur sekarang mereka menuju kamar utama yang akan mereka tempati bersama. Aroma terapi yang tercium oleh Nabilla mampu menenangkan jiwanya. Betapa Amran sangat memanjakan dirinya saat ini dengan kemewahan yang ia berikan kepada bidadari nya.

Amran juga menyediakan baju gamis atau abaya untuk Nabilla dan juga baju mewah yang biasa dipakai wanita berupa dress selutut tanpa lengan dengan potongan leher rendah sengaja Amran siapkan untuk dipakai Nabilla jika gadisnya itu bersamanya di dalam rumah saja.

"Kamu mau mandi sayang? biarkan aku yang memandikan mu," ucap Arman membuat Nabilla menggeleng.

"Aku bisa mandi sendiri," tolak Nabilla yang belum siap terima pelayanan Amran.

"Kenapa sayang? apakah kamu malu? bukankah kita ini adalah suami istri? Aku hanya ingin melihat kekayaan yang aku miliki yang ada pada tubuhmu," ucap Amran frontal membuat tubuh Nabilla sekejap gemetar.

Amran menarik nafasnya dalam. Tidak mudah bagi seorang Nabilla menghadapi Amran yang nota Bene biasa wanita liar yang sering menggodanya dengan nekat membuka baju mereka saat ini mengunjungi diskotik dan itu sangat membuatnya muak. Tapi dengan Nabilla, gadis ini begitu takut dan gemetar padahal Amran sudah pernah melihat bentuk tubuhnya walaupun belum menjamahnya.

Amran memeluk lagi Nabilla untuk memberikan kenyamanan pada istrinya." Kalau kamu tidak mau, tidak apa sayang. Jangan takut seperti itu. Nanti aku malah trauma menyentuh kamu, hmm? Apakah kamu tidak terpesona dengan ketampananku?" ucap Amran mulai narsis.

Rasanya Nabilla ingin ngakak tapi dia tidak mau suaminya nanti malu padanya." Tertawa saja sayang! tidak usah ditahan, nanti kamu malah sakit perut.

Nabilla hanya tersenyum melihat tingkah suaminya yang kocak." Baiklah mas. Tolong mandikan aku!" ucap Nabilla membuat Amran seakan di taburi banyak mawar indah.

"Kamu mau mas mandikan?" tanya Amran takut salah dengar apa yang baru saja Nabilla minta.

"Hmm!"

Amran segera membuka gamis Nabilla hingga memperlihatkan bera hitam yang gadis ini pakai. Kemudian leging serta terakhir pakaian dalam milik Nabilla hingga memperlihatkan bongkahan melon impor itu menantangnya untuk dihisap.

Jika tadi Nabilla yang gemetar karena ucapan Amran, kini giliran Amran yang tidak bisa mengendalikan tubuhnya yang gemetar sambil menelan salivanya dengan gugup.

"Masya Allah. Nikmat Tuhan ku mana lagi yang aku dustakan?" batin Amran yang menempelkan kedua tangannya pada benda kenyal nan padat itu.

Merasakan lebih dalam dengan meremasnya kuat. Nabilla mengerang nikmat merasakan sentuhan suami nya dan Amran memagut bibir Nabilla dengan lembut.

Kalau tidak ingat Nabilla masih sakit, ingin rasanya ia memasukkan juniornya yang sudah berontak di bawah sana untuk bertemu dengan sarangnya yang belum sempat ditempati.

"Mas... Akkhh!" lenguh Nabilla saat Amran sudah mengisap melon import miliknya secara bergantian.

"Nabilla ...Kau menyembunyikan aset berhargamu bahkan aku pemiliknya mengabaikan harta yang tak ternilai ini," ucap yang duduk di punggung Nabilla sambil meremas dada Nabilla dan mencium punggung dan leher jenjang istrinya sambil memberikan cap merah sebagai karya pertamanya.

Tubuh Nabilla yang sudah polos kemudian di baringkan dan kedua paha Nabilla dibentangkan selebar bahunya dan lagi-lagi Amran menatapnya lebih dalam pintu surgawi yang memanjakan matanya hanya saja tidak bisa ia jamah dengan bird nya rapi dengan lidahnya yang bisa ia masuki tempat lembab dan sempit itu.

Tubuh Nabilla menggeliat kala permainan lidah itu menyapu pusat gairahnya berulang kali dan Nabilla bisa menikmati itu hingga tubuhnya melenting ke atas saking nikmatnya.

"Mas...Aku mau pipis!" keluh Nabilla manja.

Amran yang baru menyadari kalau perut Nabilla akan kejang jika memberikan gadis itu rangsangan hebat, segera menghentikan aksi gilanya.

"Sayang. Apakah perutmu sakit? maafkan aku. Kita mandi ya!" ucap Amran yang langsung menggendong tubuh istrinya ke dalam kamar mandi.

Nabilla merasa sangat bersalah karena sakitnya ia tidak bisa melayani suaminya. Amran menduduki Nabilla di bangku dan menyalakan shower untuk membasahi tubuh Nabilla. Ia menyabuni tubuh istrinya sambil menahan nafasnya saat menggapai tempat-tempat yang membuat birahinya terbakar. Kulit Nabilla yang sangat lembut dan putih seperti kulit bayi. Apa lagi area terlarang Nabilla yang sangat bersih putih tanpa rumput halus apapun yang terdapat di sana hingga memperlihatkan warna pink menggoda untuk Amran sesuai lagi saat kedua pahanya Nabilla terbuka memperlihatkan lagi miliknya di depan sang suami.

"Sayang. Habiskan obatmu dan makan yang banyak supaya kamu cepat sembuh atau milikku akan berkarat duluan sebelum memasukimu. Perlu senjata yang tajam untuk bisa belah duren bukan?" Tutur Amran makin gemas melihat milik Nabilla yang ingin ia lahap.

.....

Mohon like dan vote cinta!