NovelToon NovelToon
Mengukir Cakrawala

Mengukir Cakrawala

Status: sedang berlangsung
Genre:nikahmuda / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Beda Usia / Diam-Diam Cinta / Kehidupan Tentara / Romansa
Popularitas:87.5k
Nilai: 5
Nama Author: NaraY

Pernahkah sempat kau tanyakan pada Tuhanmu, mengapa Dia mengirim seseorang yang akhirnya selalu bersemayam di pikiran dan hatimu??
//
Siapa sangka ulah adiknya yang kabur di hari pernikahan membuatnya harus menggantikan sang adik untuk menikahi gadis pilihan Papa tercinta.

Perbedaan tabiat dan usia membuat pernikahan mereka di warnai huru hara di setiap harinya hingga akhirnya sang adik kembali di tengah mereka dan menginginkan sang gadis di saat cinta mereka perlahan mulai berbunga tanpa di sadari.

Apakah nantinya sang kakak akan melepaskan pujaan hati ataukah mempertahankan kisah mereka demi menjalani rumah tangga yang tentram setelah tahu kenyataan dari masa lalu mereka.

Mampukah gadis itu menjalani hari sebagai istri seorang prajurit padahal dirinya sangat membenci profesi tersebut karena suatu hal.

Skip untuk yang tidak tahan KONFLIK

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NaraY, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

24. Menguras emosi.

Di kamar mess Bang Atmaja, Shiby tidak bisa tidur di ranjang berukuran seratus dua puluh kali seratus centimeter itu, padahal dirinya sudah menguasai seluruhnya dan Bang Atmaja hanya mendapatkan bagian paling ujung.

Kekesalan Shiby semakin menjadi saat melihat Bang Atmaja sudah tidur seakan tidak ada masalah berarti. Memiringkan tubuh kesana kemari ternyata tidak juga membuat kantuknya datang.

Bang Atmaja yang sebenarnya tidak tidur sangat paham jika istrinya tidak bisa tidur di tempat baru. Ia pun ikut beralih dan memiringkan tubuhnya lalu memeluk Shiby.

Untuk sejenak Shiby lumayan kaget tapi ia tidak bisa menepis pelukan Bang Atmaja yang ternyata begitu nyaman untuk di rasakan. Entah apa yang terjadi, tangan Shiby menarik tangan Bang Atmaja agar lebih erat memeluknya dan akhirnya kantuk pun menyerang.

Setelah beberapa saat Shiby tertidur, Bang Atmaja membuka matanya. Setelah memastikan Shiby benar-benar tertidur, Bang Atmaja tersenyum nakal. Ia mengarahkan tangannya untuk meneliti wilayah terlarang.

"Uugghh.." suara lenguhannya terdengar berat. "Sudah selesaikah palang merahmu?? Abang nggak kuat, dek." Sebisa mungkin Bang Atmaja menahan segala rasa. Ia hanya bisa menggeliat dan menggigit bibirnya merasakan tubuhnya tak karuan.

***

Resah dan sesak merajai hati. Bang Rigo tak bisa melepaskan pikirannya dari Rila yang sedang marah padanya.

"Ayo kurve..!!" Ajak Bang Atmaja sambil mengayunkan langkah. Tapi melihat iparnya tidak bergeming, Bang Atmaja menoleh dan memastikan bahwa pria yang di ajaknya bicara itu masih baik-baik saja. "Kau kenapa? Kambuh lagi?"

Bang Rigo menggeleng. Ia malas menceritakan apa yang terjadi pada rumah tangganya apalagi hal ini termasuk hal yang harus di tutup rapat.

Bang Atmaja yang seakan paham 'permasalahan pria' akhirnya ikut duduk di samping Bang Rigo.

"Aku sudah pernah bilang agar kau berobat di pelosok desa. Jujur juga pada istrimu, nanti Aku dan Odi akan menemanimu. Berusahalah untuk sehat, jangan diam saja. Dengan kau memilih diam, akan semakin menimbulkan masalah baru." Saran Bang Atmaja.

"Aku tidak ingin melihat istriku menangis. Rasanya sakit sendiri, tidak tega. Kenapa aku yang tidak sempurna harus membawanya ke dalam masalahku." Jawab Bang Rigo.

"Bukan begitu konsep pernikahan, kalian sudah menjalani hidup sebagai suami istri. Apa gunanya pernikahan kalau tidak saling terbuka dan saling percaya. Istrimu akan sangat kecewa kalau tidak pernah tau keadaanmu. Memang benar kau mencemaskan keadaan Rila, tapi balik semua dari sisi dirimu. Jika Rila yang sakit dan kau sama sekali tidak tau keadanmu, kira-kira apa yang kau rasa???" Kata Bang Atmaja.

Bang Rigo masih terdiam, berpikir dengan langkah terbaik selanjutnya dan Bang Atmaja menunggu dengan harap cemas dari keputusan sahabatnya.

"Tolong Teng, aku belum siap..!!!"

Tau sahabatnya masih keras hati, Bang Atmaja tidak mungkin memaksanya dengan cara kasar. Ia hanya menepuk pundak Bang Rigo lalu meninggalkannya.

...

Bang Atmaja memejamkan mata dan bersandar. Ia ikut berpikir keras, bagaimana pun juga selain sahabat, sekarang Rigo adalah Abang iparnya.

Matanya terbuka, entah kenapa sulit sekali menemukan cara untuk membujuk sahabatnya.

"Aku ijin ikut jam komandan saja." Gumamnya kemudian meninggalkan tempat.

...

Seperti dugaannya. Shiby menangis meraung saat Bang Atmaja menceritakan keadaan yang sebenarnya. Abang kandungnya sakit yang sangat parah dan dirinya baru mengetahui hal itu.

"Kenapa Bang, kenapa Abang baru bilang sekarang??"

"Kabar ini baru Abang ketahui beberapa hari yang lalu. Sebelum terjun dan limed. Abang paham betul sifat Abangmu yang keras, sebagai sahabatnya jelas Abang inginkan yang terbaik untuk Abangmu. Sekarang kamu juga mau salahkan Abang???" Nada Bang Atmaja sedikit lebih meninggi dari sebelumnya.

"Harus bagaimana lagi Baaang??? Shiby ingin Bang Rigo sembuh."

"Kalau dari dokter, keluarga sedarah bisa mendonorkan sumsum tulang belakang. Tapi juga ada pengobatan alternatif di daerah pelosok. Masalahnya sekarang, Abangmu sulit untuk di ajak berobat.. medis ditolaknya selain pereda rasa sakit, apalagi pengobatan alternatif." Bang Atmaja mengeluarkan lembar kertas pada Shiby. "Ini dari dokter Aldo, litting Abang di rumah sakit. Kamu baca persyaratannya..!! Mudah-mudahan tidak sulit bagi kita mengusahakan kesembuhan Rigo."

Shiby membacanya baik-baik, ia melihat beberapa poin penting disana.

"Shiby bisa, tapi.. Abang jangan buat Shiby hamil ya. Karena wanita hamil tidak boleh mendonorkan sumsum tulang belakang." Kata Shiby.

Bang Atmaja tersenyum kecut. Ia mendekati Shiby dan mengecup keningnya lalu mengacak rambutnya dan segera meninggalkannya.

...

Entah berapa banyak batang rokok yang sudah di hisapnya. Mata Bang Atmaja sembab dan nanar. Suasana sejuk di belakang lingkungan kerja nyatanya tak cukup untuk menghibur hatinya.

'Bagaimana ini??? Aku harus bagaimana?? Setelah menikah, jelas aku menginginkan hadirnya seorang anak. Aku memang tidak boleh egois, tapi aku mencemaskan Shiby.'

Bang Atmaja kembali mengusap wajahnya. Lama kelamaan dadanya terasa nyeri memikirkan Shiby di rumah.

"Kuat.. kuat.. kuat..!!! Harus cari akal biar keadaan kembali aman." Gumamnya kemudian melanjutkan kegiatan.

...

"Pelankan suaramu..!!!!" Bang Atmaja sampai meninggikan suara karena Shiby begitu keras kepala untuk membahas masalah pengobatan Abangnya saat dirinya sedang mengambil barang bawaannya untuk dipindahkan ke rumah dinas baru bersamanya.

"Apa kita tidak akan melakukan apapun????"

"Abang sudah bilang, akan mengusahakan apapun. Tapi kita tidak bisa terburu-buru mengambil keputusan. Semua harus di bicarakan baik-baik." Kata Bang Atmaja.

"Sampai kapan??? Sampai Abangku mati dan Mbak Rila jadi janda??? Apa Abang yang akan bertanggung jawab menikahi Mbak Rila kalau Abangku tiada???"

"Cukup Shi... Cukup... Bicaramu sudah melantur kemana-mana..!!!!!" Tegur keras Bang Atmaja.

"Kalau begitu percepat kemonya, biar Shi bisa donorkan sumsum tulang belakang..!!"

"Abang tidak punya kewenangan untuk hal itu. Semua keputusan dokter yang menangani Abangmu. Sabar sedikit..!!" Jawab Bang Atmaja.

Shiby yang tidak sabar segera keluar dari kamar dan saat itu Shiby terkejut karena Abangnya sudah ada di depan pintu kamar.

Bang Rigo menatap wajah adiknya dengan begitu tajam. "Jangan bahas apapun di depan kakak iparmu..!!"

"Tapi Mbak Rila harus tau. Kenapa Abang malah sakit sendiri sedangkan Mbak Rila hanya menuntut untuk di manja."

"Shiiiii..!!!!!!"

Bang Atmaja maju menengahi dan menarik Shiby di belakang punggungnya.

"Jangan membentaknya lagi..!!"

"Sekarang kau tau jawabannya, Shi??? Setiap suami akan pasang badan dalam hal apapun demi istrinya, termasuk Abang..!! Semua ini bukan perkara yang mudah untuk Abang jalani. Abang juga ingin menjaga anak yang masih ada di dalam kandungan. Jangan ikut campur lagi..!!" Ucap tegas Bang Rigo.

"Ada apa nih??" Rila masuk membawa mangkok baksonya dan menatap curiga pada suaminya. Ia mengesampingkan rasa kesalnya karena ada adik ipar sedang berada di rumahnya.

"Aahh biasa lah, dek. Apa lagi kalau bukan Reno dan Shiby ribut lagi." Jawab Bang Rigo kemudian mengambil mangkok bakso yang sedang di bawa Rila. "Biar mas nya saja yang kesini. Kau duduk saja.."

Shiby masuk ke dalam kamar membawa tangisnya. Bang Atmaja hanya bisa sejenak mengepalkan tangan kemudian menarik nafas dan menyusul Shiby masuk ke dalam kamar dan menguncinya.

"Mereka ribut apa sih, Bang?" Tanya Rila penasaran meskipun sedang jengkel.

"Perkara pengajuan nikah."

.

.

.

.

1
Nabil abshor
ndakek i',,,,,, Ya Allah,,,, 😅😅😅
Nabil abshor
😧😧😧😧 Ya Allah,,,,,😅😅😅😅
mudahlia
wkwkwkwkwkkwk
mudahlia
astaga raja drama
mudahlia
hooh musuh bumil gk bkalan ada kelar nya
Mika Saja
sabar dl ya bang Rigo,ya begitulah iparmu,klo sdh SM shi pasti ky anak tk,,🤭🤭
cipa
sing waras ngalah ae bang Rigo 😂😂😂
Wullan Cahyo
diri landak cuyy🦔 di jdiin keripik
ga jd keripik aj udh gitu apa lagi dii jdiin keripik 😂😂😂 ngakak doang aku bisa ny 🤣🤣
Denis blora
🤣🤣🤣🤣kok ada ya orang kayak bang reno
Mira Lusia
persahabatan dan persaudaraan yg bakal ngangenin😘❤️❤️
Yayuk Bunda Idza
bang Reno nggregetne tenan Lo....
mudahlia
wkwkwkwkwkkwk aq ikutan greget sam bang reno
mudahlia
astaga
Mika Saja
🤣🤣🤣🤣🤣🤣 Pura2 pingsan gliran diamuk LG pingsan beneran🤣
Nabil abshor
😅😅😅😅Q punya kingkong dirumah bang,,,, mau tak gerusin sekalian apa gmn,,,,,
han_han
good story.....
han_han
good story
Mika Saja
klo di baca dr part seblmnya itu SDH benar anak bang Rafael,kan bang Reno SDH KI gr2 pke nar**** trs di ksh obat pera*****trs minum penawarnya tp SDH gak kuat akhirnya pingsan atau tidur kmren itu
Nabil abshor
ehheeemmm,,,,, pagi² nih bacanyaa,,,,,
mudahlia
wkwkwkwkwkkwk
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!