NovelToon NovelToon
Istri Terhina Menjadi Ibu Susu Bayi CEO

Istri Terhina Menjadi Ibu Susu Bayi CEO

Status: tamat
Genre:Ibu Mertua Kejam / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / CEO / Ibu susu / Cinta Terlarang / Balas Dendam / Tamat
Popularitas:672.6k
Nilai: 5
Nama Author: Rere ernie

Arsyi seorang wanita sederhana, menjalani pernikahan penuh hinaan dari suami dan keluarga suaminya. Puncak penderitaannya terjadi ketika anaknya meninggal dunia, dan ia disalahkan sepenuhnya. Kehilangan itu memicu keberaniannya untuk meninggalkan rumah, meski statusnya masih sebagai istri sah.

Hidup di tengah kesulitan membuatnya tak sengaja menjadi ibu susu bagi Aidan, bayi seorang miliarder dingin bernama Rendra. Hubungan mereka perlahan terjalin lewat kasih sayang untuk Aidan, namun status pernikahan masing-masing menjadi tembok besar di antara mereka. Saat rahasia pernikahan Rendra terungkap, semuanya berubah... membuka peluang untuk cinta yang sebelumnya mustahil.

Apakah akhirnya Arsyi bisa bercerai dan membalas perbuatan suami serta kejahatan keluarga suaminya, lalu hidup bahagia dengan lelaki baru?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rere ernie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter - 25.

Raisa terus berlari menembus kegelapan hutan, kakinya berdarah karena tergores ranting dan batu tajam. Napasnya tersengal-sengal, tubuhnya gemetar bukan hanya karena dingin tapi juga karena ketakutan yang merambati setiap urat nadinya.

“Daniel… jangan mati… jangan mati karena aku…” bisiknya lirih, air matanya memburamkan pandangan.

Namun hutan malam tak memberi belas kasih, suara burung malam bercampur dengan derap langkah para pengejar yang masih samar terdengar di kejauhan. Raisa menutup mulutnya dengan tangan agar isakannya tak terdengar, ia bersembunyi di balik batang pohon besar.

Waktu berjalan terasa lambat, setiap detik bagai siksaan. Dia sendirian terkurung dalam kegelapan. Luka-luka kecil di kakinya mulai terasa perih, perutnya juga berdenyut. Tubuhnya semakin melemah.

Saat merasa ia sendirian, ia memaksakan terus berjalan lebih dalam ke hutan. Dari balik dahan-dahan pohon, cahaya bulan mengiringi langkahnya.

Hingga akhirnya...

BRUK!

Raisa tersandung akar pohon dan terjatuh terguling ke bawah. Tubuhnya menghantam tanah basah di bawah sana, wajahnya dipenuhi lumpur. Ia mencoba bangkit, tapi lututnya goyah. Seketika, rasa putus asa menghantamnya.

“Apakah aku akan mati di sini… haruskah aku menyerah, bukankah aku memang ingin mati?"

Jangan mati, Nona! Bertahanlah! Demi anakmu atau demi dirimu sendiri!

"Daniel..." suara lelaki yang selalu bersamanya itu terdengar di kepalanya.

Lalu, tangis Raisa pecah. Ia mencoba berusaha duduk dan memeluk lutut, tubuhnya bergetar hebat. Pandangannya kosong, hanya dikuasai rasa takut.

Detik berganti menit, lalu menit berganti jam. Berjam-jam Raisa terjebak dibawah, sendirian dalam kegelapan.

Tiba-tiba, suara langkah kaki berat terdengar mendekat. Raisa panik, mencoba merangkak menjauh namun tubuhnya tak bertenaga.

Sosok tinggi muncul dari balik semak, membawa senter.

“Jangan… jangan dekat-dekat!” suaranya parau, Raisa memeluk tubuhnya sendiri dengan ketakutan.

“Raisa!”

Mata wanita itu membelalak saat dia mengenali suara itu, bibirnya gemetar.

“R... Rendra…”

Pria itu segera menghampirinya. Tanpa banyak bicara, Rendra langsung meraih tubuh Raisa yang kotor dan gemetar itu ke dalam pelukannya. Napasnya memburu, wajahnya penuh kecemasan.

“Aku sudah mencarimu berjam-jam…” bisiknya, suaranya parau menahan emosi. “Kau bodoh sekali, kenapa lari sendirian ke hutan begini? Kalau aku terlambat sedikit…”

Raisa terisak di dadanya. “Daniel… bagaimana keadaan Daniel… selamatkan dia... aku mohon..."

"Dia selamat, jangan khawatir. Anak buahku berhasil menyelamatkan nya, hanya saja dia...“ Rendra menghentikan ucapannya, dia tak bisa jujur sekarang. "Daniel, baik-baik saja. Tenanglah..."

Rendra lalu mengangkat Raisa ke dalam gendongannya, wanita itu terlalu lemah untuk berjalan. Hati Rendra bergemuruh saat merasakan tubuh Raisa yang gemetar dan dingin dalam dekapannya.

Di rumah sakit besar, para medis sedang berupaya yang terbaik demi menolong nyawa Daniel. Meski dia diselamatkan tepat waktu, namun peluru dari penyerang mengenai organ vital. Daniel membutuhkan banyak darah dan dalam kondisi kritis. Nyawanya, kini benar-benar di ujung tanduk.

.

.

.

Saat sampai di rumah Rendra, Arsyi memeluk Raisa erat. Syukurnya wanita itu selamat. Namun tak lama kemudian, Raisa terjatuh tak sadarkan diri.

Saat membuka mata kembali, pandangannya menangkap wajah kecil anaknya di pelukan Arsyi.

“Nak…” suara Raisa bergetar, tangannya terulur lemah ingin meraih bayi itu.

Arsyi menyerahkan baby Aidan pada ibunya. Raisa langsung mendekap erat, menciumi wajah mungil itu sambil menangis.

“Syukurlah… kamu anak Mama dan Papa Rio. Maafin Mama, nak… selama ini Mama nggak bisa jagain kamu dengan baik.”

Tapi syukurlah... kamu sudah mendapatkan kasih sayang yang utuh di rumah ini, meski tanpa Mama. Batin Raisa.

Rendra masuk, matanya ikut memerah melihat Raisa akhirnya memeluk anaknya sendiri.

Tapi seketika, Raisa teringat sesuatu. “Daniel… di mana dia?” tanyanya panik.

“Dia dalam perawatan, kamu istirahat dulu. Jangan pikirkan apa pun, aku akan urus semuanya,” jawab Rendra menenangkan.

Raisa menggeleng keras, menyerahkan bayi itu kembali ke Arsyi lalu berusaha turun dari ranjang. “Aku mau lihat dia sekarang, bawa aku!”

Rendra menahan lengannya. “Jangan nekat, tubuhmu penuh luka.”

“Aku nggak peduli, Rendra! Daniel sudah ngorbanin nyawanya buat aku! Luka-luka ini nggak ada artinya dibanding dia!” Raisa menjerit, matanya dipenuhi air.

Rendra menarik napas berat.

“Kau bohong, ya?! Apa Daniel sudah mati? Apa semua orang di dekatku selalu mati gara-gara aku? Apa aku benar-benar pembawa sial?!” suara Raisa pecah.

“Jangan ngomong gila begitu! Aku masih di sini, padahal aku selalu bersamamu! Itu bukti kalau nggak ada yang salah sama kamu!” Rendra menepis.

“Kalau begitu, bawa aku sekarang pada Daniel!” Raisa tetap bersikeras.

Akhirnya Rendra hanya bisa menghela panjang, lalu menggiring Raisa keluar menuju mobil.

Sepanjang perjalanan Raisa menggenggam tangannya sendiri erat-erat, kukunya hampir menancap ke kulit.

Daniel… kalau sesuatu terjadi padamu, aku nggak akan pernah bisa memaafkan diriku sendiri!

1
Alan Banghadi
Astaga apa Daniel Mati thorr ?
Alan Banghadi
Benarkan Raisa balas dendam sama Jerry,rasain kamu jerry😡😡😡. dan apakah Raisa akan mati thorr
Alan Banghadi
Akhirnya Rendra dan Arsyi akan bersatu,sedangkan Raisa ternyata sekarang lagi pura2 gila,karena pasti rencananya Dy akan balas dendam dengan Jerry yg memperkosanya
Alan Banghadi
Dasar Fajar tidak tau diri😡😡😡
Alan Banghadi
🤣🤣🤣🤣🤣Arsyi dan Raendra lucu
Ria Gazali Dapson
salut sama ,arsie ,g kayak , yg laen, yg hdup nya cengeng, pdhal arsie ,g punya pp tpi punya harga diri, semangat arsie
Dewa Rana
memang ibunya Aidan kemana Thor
Dewa Rana
mampir Thor
Kukun Sabarno
kocak😄
Rita Juwita
/Good//Good/
Maria Mebanua
keren banget
Bayu Andriyani
terus melangkah jangan tengok kebelakang
Maria Mebanua
jangan pergi Raisa
Maria Mebanua
suka sama kepribadian Raisa.Ternyata dia wanita yg hangat
Maria Mebanua
pecat aja si Mayat
Maria Mebanua
kalo gak mau berisik jangan bikin anak
Aqella Lindi
pembantu kok bergaya mau sm majikan sadar maya jgn telalu halu ntar jatuh kena timpa beton sakit wk wk
Isabela Devi
mantebs Rendra bisa menyaingi anak Raisha
Isabela Devi
lanjut thor 😄
Isabela Devi
mantebs Raisha Uda bangkit kembali
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!