NovelToon NovelToon
NOTHING IS GOOD

NOTHING IS GOOD

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Timur / Spiritual / Transformasi Hewan Peliharaan / Identitas Tersembunyi / Budidaya dan Peningkatan / Raja Tentara/Dewa Perang
Popularitas:1.8k
Nilai: 5
Nama Author: Mr.Xg

Sungguh perjalanan yang penuh liku dan misteri! Dari seorang penyendiri dengan masa lalu kelam, Sean menjelma menjadi sosok yang ditakuti sekaligus dihormati, bahkan kekuatannya mampu mengguncang sebuah kerajaan. Keputusannya untuk "pensiun" dan menyerahkan tanggung jawabnya kepada Sang Pencipta membuka lembaran baru bagi alam semesta.
Kelahiran Ling di tengah hutan belantara, jauh dari hiruk pikuk dunia luar, seolah menjadi jawaban atas permintaan Sean. Kehidupan damai Ling di hutan, pertemuannya yang tak terduga dengan dunia luar, dan bakatnya yang luar biasa membawanya ke Akademi Peacock, tempat di mana potensi tersembunyinya mulai terungkap.
Pertemuannya dengan Dekan Fu Dai menjadi titik balik penting dalam hidup Ling. Bimbingan khusus dari sang Dekan membuka jalannya untuk memahami dan mengendalikan 'Napas Pembekuan Roh', sebuah kekuatan unik yang misterius. Latihan yang keras dan pengetahuan yang ia dapatkan di akademi perlahan mengikis kebingungannya dan mengasah kemampuannya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mr.Xg, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

keganasan monster roh

"Ling," suara Tuan Fu Bai menggema di dalam gua, meski pelan, namun setiap katanya terasa berat dan penuh tuntutan. Matanya yang tajam menatap Ling lekat-lekat, seolah berusaha menembus setiap lapisan pertahanan bocah itu. "Bagaimana mungkin seorang anak sepertimu mengetahui teknik-teknik kuno yang bahkan para ahli bela diri zaman dahulu hanya bisa menebak namanya? Mereka tidak memiliki catatan detail, tidak ada yang tahu bagaimana cara menggunakannya barang sedikit pun."

Mendengar pertanyaan yang begitu langsung dan penuh tekanan dari sosok yang sangat dihormatinya, Ling merasakan jantungnya berdebar kencang. 'Celaka! Mulutku ini memang tidak bisa dipercaya!' batinnya merutuk keras pada diri sendiri. Kedua tangannya tanpa sadar meremas bibirnya, seolah berusaha mencegah kata-kata lain keluar.

Dengan wajah yang berusaha terlihat polos namun jelas menyimpan kegugupan, Ling menjawab dengan suara sedikit bergetar, "Hehe... begini, Tuan Leluhur... semua itu... saya mengetahuinya secara tidak sengaja saat bermimpi. Iya, benar! Hanya mimpi. Jadi, sebaiknya Tuan Leluhur tidak perlu terlalu memikirkannya. Mungkin itu hanya bunga tidur, imajinasi anak kecil saja." Ling berharap ucapannya terdengar meyakinkan dan bisa menghentikan pertanyaan lebih lanjut dari Tuan Fu Bai.

Namun, Tuan Fu Bai adalah sosok yang terlalu berpengalaman dan memiliki intuisi yang tajam. Ia merasakan ada sesuatu yang disembunyikan Ling. Rasa penasarannya yang sudah terpantik kini semakin membara. Tanpa sepatah kata pun, ia berdiri dan dengan gerakan tangannya memberi isyarat agar Ling mengikutinya. Mereka berjalan semakin dalam ke dalam kegelapan gua yang dingin dan lembap.

Setelah berjalan beberapa saat, mereka tiba di sebuah ceruk yang lebih luas. Tuan Fu Bai duduk bersila di atas lantai batu yang dingin, menghadap Ling yang masih berdiri dengan canggung. "Duduklah," perintah Tuan Fu Bai dengan nada lembut namun tak terbantahkan. Ling menurutinya dengan patuh. "Sekarang, ceritakan padaku semua tentang teknik-teknik itu. Jangan ada yang kamu sembunyikan. Aku tahu kamu belum benar-benar memahami semua teknik itu, sama halnya dengan 'Nafas Pembekuan Roh' yang kamu sebutkan sebelumnya, kamu belum menguasainya, bukan? Beritahuku detail setiap teknik yang kamu ingat, dan sebagai gantinya, aku berjanji akan mengajarimu hingga kamu benar-benar bisa menggunakan semuanya," tawar Tuan Fu Bai. Ia tahu, tawaran untuk diajar olehnya adalah kesempatan emas yang tidak akan disia-siakan oleh siapa pun.

Ling terdiam sejenak, menimbang-nimbang tawaran itu. Di satu sisi, ia sangat ingin mempelajari kekuatan-kekuatan luar biasa yang tiba-tiba muncul dalam ingatannya. Bimbingan langsung dari Tuan Leluhur Fu Bai, seorang legenda hidup, tentu akan menjadi jalan pintas untuk menguasainya. Namun, di sisi lain, ia masih terngiang-ngiang dengan bisikan misterius dari pria berpakaian putih yang telah 'memberikan' teknik-teknik itu kepadanya. Pria itu berpesan agar Ling merahasiakan semuanya dari dunia luar, bahkan dari orang-orang terdekatnya. Akan tetapi, Ling hanyalah seorang bocah yang rasa ingin tahunya dan keinginan untuk menjadi kuat lebih besar daripada rasa takut akan konsekuensi yang tidak diketahuinya. Ia mengangguk setuju.

"Baiklah, Tuan Leluhur," kata Ling dengan nada serius, meskipun masih terdengar sedikit ragu, "tetapi ingat janji Tuan Leluhur, ya. Tidak ada seorang pun yang boleh tahu tentang teknik-teknik ini, kecuali kita berdua." Ia merasa perlu memberikan peringatan, meskipun ia sendiri tidak mengerti sepenuhnya mengapa rahasia ini begitu penting. Tuan Fu Bai tersenyum tipis dan mengangguk mantap.

"Tenang saja, Nak. Semuanya akan berjalan sesuai dengan keinginanmu."

Tuan Fu Bai bangkit dari duduknya dan menyuruh Ling mengikutinya lebih dalam lagi ke dalam perut gua. Mereka terus berjalan menyusuri lorong-lorong sempit dan gelap hingga akhirnya tiba di sebuah tempat yang menakjubkan. Di sana terbentang sebuah ruang bawah tanah yang luasnya tak terduga, dengan lapangan rumput hijau yang subur dan langit-langit gua yang tinggi tampak memancarkan cahaya alami, seolah tempat itu bukanlah bagian dari gua yang gelap tadi. Padahal kenyataannya, inilah jantung dari kediaman rahasia Tuan Fu Bai.

10 Tahun Kemudian

Situasi di dunia luar semakin memburuk dengan cepat. Monster roh tingkat satu, yang biasanya hidup damai jauh di dalam hutan, kini berani keluar dan menyerang desa-desa, menebarkan ketakutan dan kehancuran. Bahkan di luar benteng kokoh salah satu kota besar, terlihat gerombolan besar monster roh tingkat dua dengan brutal berusaha menerobos masuk.

"Bagaimana ini bisa terjadi? Para monster roh itu semakin mengganas!" seru seorang prajurit yang berjaga di menara pengawas benteng, matanya memandang dengan ngeri pemandangan di bawah sana. "Jika situasi ini terus dibiarkan, pasti akan menarik perhatian monster roh yang lebih kuat lagi untuk datang!"

"Kita harus segera melaporkan hal ini kepada Jenderal Xiao Bai! Kita tidak akan sanggup menghadapi serangan sebanyak ini!" timpal prajurit di sebelahnya, yang dengan sekuat tenaga menebaskan pedangnya ke arah monster roh tingkat dua yang terus merangsek maju. Bahkan tembok batu benteng yang kokoh terasa bergetar hebat akibat hantaman bertubi-tubi dari makhluk-makhluk mengerikan itu.

Tanpa menunggu perintah, seorang prajurit muda dengan sigap berlari meninggalkan posnya untuk menyampaikan laporan darurat kepada komandan mereka. Sementara itu, para prajurit yang tersisa di atas benteng terus bertempur dengan gagah berani, berusaha sekuat tenaga menahan gelombang serangan monster roh yang tak ada habisnya.

Di dalam kota yang mulai dipenuhi pengungsi, Jenderal Xiao Bai, seorang pria dengan aura kepemimpinan yang kuat, sedang berdiskusi serius dengan Pak Walikota yang wajahnya tampak pucat pasi dan penuh kekhawatiran. Mereka membahas tentang serangan monster roh yang terjadi secara tiba-tiba dan tanpa peringatan ini.

"Pak Walikota," ucap Jenderal Xiao Bai dengan nada tegas namun terkendali, "apakah sebelum kejadian mengerikan ini, Anda pernah melihat atau merasakan sesuatu yang aneh? Serangan monster roh dalam skala sebesar ini tidak mungkin terjadi tanpa adanya pemicu. Untungnya, ketika penyerangan pertama terjadi di desa-desa sekitar, pasukan saya tiba tepat waktu sehingga para warga masih bisa diselamatkan dan dievakuasi ke dalam kota ini untuk berlindung."

Pak Walikota yang merasakan tekanan besar dari tatapan mata sang jenderal yang menyelidik segera menyerahkan sebuah kotak kecil berwarna hitam legam dengan tangan gemetar. Jenderal Xiao Bai dengan cepat mengambil kotak itu dan membukanya.

Alis Jenderal Xiao Bai terangkat tinggi saat melihat isi kotak tersebut. Di dalamnya terbaring sebuah potongan batu berwarna gelap dengan ukiran-ukiran aneh yang tampak memancarkan aura suram. Ia menatap Pak Walikota dengan tatapan penuh pertanyaan. "Ini... apa?"

"Itu adalah sebuah potongan batu yang dibawa kembali oleh salah satu prajurit bayangan yang berhasil selamat dari misi mencari tanaman herbal langka di Hutan Keramat," jawab Pak Walikota dengan suara tercekat, membuat kerutan di dahi Jenderal Xiao Bai semakin dalam.

"Lalu... apa hubungannya dengan serangan monster roh ini?" tanya Jenderal Xiao Bai, semakin penasaran.

"Kata prajurit bayangan itu," lanjut Pak Walikota dengan suara bergetar, "di dalam batu itu terdapat energi mengerikan yang berasal dari sesosok makhluk dengan kekuatan gelap yang mematikan yang dia lihat sendiri di kedalaman Hutan Keramat. Rekan-rekannya tewas seketika hanya karena terkena tatapan mata makhluk itu. Dan setiap kali makhluk itu bergerak, dia meninggalkan jejak energi gelap yang mengerikan di benda apa pun yang disentuhnya, salah satunya adalah batu ini. Dari perkiraan prajurit bayangan yang selamat, sosok itulah yang telah menyebabkan kekacauan ini. Auranya yang gelap dan kuat telah membuat semua hewan di sekitarnya yang terkena hembusan angin dari gerakannya menjadi agresif dan bertingkah aneh. Prajurit itu bahkan melihat dengan mata kepalanya sendiri, ketika dia berusaha kembali ke kota, dia dikejar oleh Babi Jarum, monster roh tingkat empat yang biasanya sangat teritorial dan tidak pernah keluar dari wilayahnya!"

Mendengar penuturan Pak Walikota, Jenderal Xiao Bai merasakan firasat buruk yang merayap di benaknya. Potongan batu hitam di tangannya terasa dingin dan memancarkan aura aneh yang membuatnya tidak nyaman. Ia segera memerintahkan seorang pengawal untuk membawa prajurit bayangan yang selamat itu menghadapnya.

Tak lama kemudian, seorang pria dengan pakaian serba hitam yang compang-camping dan luka di beberapa bagian tubuhnya berdiri di hadapan Jenderal Xiao Bai. Meski tampak lelah dan trauma, sorot matanya menunjukkan ketegasan dan loyalitas seorang prajurit terlatih.

"Kau prajurit bayangan yang menemukan batu ini di Hutan Keramat?" tanya Jenderal Xiao Bai dengan suara tenang namun penuh wibawa.

Prajurit itu membungkuk hormat. "Benar, Jenderal."

"Ceritakan padaku," lanjut Jenderal Xiao Bai, "bagaimana kau bisa selamat dari makhluk yang kau lihat di hutan itu? Dan apa sebenarnya yang kau saksikan di sana?"

Prajurit itu menarik napas dalam-dalam, berusaha meredakan ingatan mengerikan yang masih segar dalam benaknya. "Kami bertiga ditugaskan untuk mencari Lumiflora Argenta, tanaman herbal langka yang hanya tumbuh di kedalaman Hutan Keramat. Setelah beberapa hari mencari, kami akhirnya menemukan lokasi tanaman itu. Namun, saat kami hendak memetiknya, kami merasakan aura yang sangat gelap dan menekan. Udara tiba-tiba terasa dingin dan berat."

Prajurit itu terdiam sejenak, tampak bergidik mengingat kejadian itu. "Kemudian... kami melihatnya. Sosok tinggi, gelap, seperti bayangan yang memanjang. Kami tidak bisa melihat wajahnya dengan jelas, hanya siluet yang menakutkan. Energi gelap pekat mengelilinginya, membuat pepohonan di sekitarnya layu dan mati seketika."

"Bagaimana dengan rekan-rekanmu?" desak Jenderal Xiao Bai, merasakan jantungnya berdebar tak enak.

"Mereka... mereka tidak sempat bereaksi, Jenderal," jawab prajurit itu dengan suara lirih. "Makhluk itu hanya menatap mereka... tatapan yang dingin dan kosong, namun terasa seperti mencabut paksa jiwa dari tubuh. Mereka langsung jatuh, tubuh mereka membeku seperti patung es hitam sebelum akhirnya hancur menjadi debu."

Jenderal Xiao Bai terdiam, membayangkan kengerian yang dialami para prajuritnya. "Lalu, bagaimana kau bisa selamat?" tanyanya kemudian.

Prajurit itu menunjuk kalung perak sederhana yang melingkar di lehernya. "Saya selalu mengenakan kalung ini, pemberian dari ibu saya. Saat makhluk itu menatap saya, saya merasakan energi gelapnya menyentuh saya, namun kalung ini terasa memanas dan memancarkan cahaya redup. Saya merasa ada perisai tak kasat mata yang melindungi saya. Saya memanfaatkan kesempatan itu untuk melarikan diri secepat mungkin, tanpa berani menoleh ke belakang."

"Dan batu ini?" tanya Jenderal Xiao Bai sambil mengangkat potongan batu hitam itu.

"Saya menemukannya tergeletak di tanah tidak jauh dari tempat rekan-rekan saya tewas, Jenderal. Batu itu terasa dingin dan memancarkan aura yang sama dengan makhluk itu. Saya yakin energi makhluk itu telah meresap ke dalamnya," jawab prajurit itu dengan keyakinan penuh. "Saya juga melihat sendiri, Jenderal. Saat saya berlari keluar dari hutan, semua hewan yang saya lewati tampak gelisah dan agresif. Bahkan seekor Babi Jarum sebesar rumah tiba-tiba menyerang saya dengan brutal, padahal biasanya mereka sangat menghindari manusia."

Jenderal Xiao Bai mengangguk-angguk, mencerna semua informasi yang baru didengarnya. Cerita prajurit itu sangat masuk akal dan sejalan dengan keganasan monster roh yang tiba-tiba terjadi. Potongan batu hitam di tangannya kini terasa semakin berbahaya.

"Apakah kau bisa mengingat detail lain tentang makhluk itu?" tanya Jenderal Xiao Bai lagi. "Suara, gerakan, atau hal aneh lainnya?"

Prajurit itu berpikir keras, mengerutkan keningnya. "Gerakannya... sangat aneh, Jenderal. Meskipun tinggi besar, gerakannya sangatSunyi, tidak ada suara langkah kaki atau gesekan pakaian. Seperti bayangan yang bergerak. Dan auranya... sangat dingin, bukan hanya dingin fisik, tapi dingin yang menusuk jiwa. Saya juga sempat melihat sekilas tangannya... jari-jarinya panjang dan kurus, dengan kuku hitam legam seperti obsidian."

Jenderal Xiao Bai menghela napas panjang. Informasi ini sangat mengkhawatirkan. Makhluk dengan kekuatan gelap yang mampu membunuh hanya dengan tatapan dan mempengaruhi monster roh di sekitarnya adalah ancaman yang jauh lebih besar daripada serangan monster biasa.

"Kau telah memberikan informasi yang sangat berharga," kata Jenderal Xiao Bai kepada prajurit itu. "Istirahatlah dan pulihkan lukamu. Kau telah berjasa menyelamatkan banyak nyawa dengan membawa batu ini dan menceritakan apa yang kau lihat."

Setelah prajurit itu pergi, Jenderal Xiao Bai menatap potongan batu hitam di tangannya dengan tatapan serius. Ia tahu, ini bukan sekadar serangan monster biasa. Ada kekuatan gelap yang lebih besar yang sedang bermain, dan ia harus bertindak cepat untuk melindungi kota dan rakyatnya. Ia memutuskan untuk segera mengirim laporan terperinci kepada pihak kerajaan dan meminta bantuan para ahli dan kultivator terkuat untuk menghadapi ancaman yang belum pernah mereka hadapi sebelumnya. Firasatnya mengatakan, ini hanyalah awal dari kegelapan yang lebih besar.

1
Anonymous
udah saya tulis ulang kak
Paddle Pops
ranan apa aja tor
Anonymous: udah di tulis ulang
total 1 replies
Paddle Pops
ranah apa aja tor..
Grayn Alasky
cukup menarik, karena sepertinya ini author masih pemula dari cerita yang saya baca, dan data yang saya liat
Grayn Alasky
semangat ya author , meskipun agak sepi
Grayn Alasky
semangat author
Grayn Alasky
semangat thor
Grayn Alasky
adabmu sangat bagus sean
Grayn Alasky
kota apaan dah yang kaya gitu
Grayn Alasky
introvert
Grayn Alasky
ternyata pengalaman buruk cukup banyak orang yang mengalaminya
Saito Bara
tapi banyak sekali orang seperti itu
Saito Bara
ow ada penyihir juga ya
Saito Bara
oh jadi dari cerita di ats yang telah ku baca, orang yang telah membangkitkan sosok jahat itu pasti ada kaitannya dengan anggota kerajaan
Saito Bara
gimana ya, kalau ada orang yang menormalisasikan hub ses jens melihat cerita ini, pasti ni author di maki
Saito Bara
haha sangat puas sekali
Saito Bara
pasti sena itu introvert
Saito Bara
awalannya lumayan juga
Saito Bara
Cukup seru
Saito Bara
sangat bagus
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!