Chen Tian, seorang pemuda dari Bumi yang lelah dengan hidup, terbangun dalam kegelapan. Ia terkejut menemukan dirinya terperangkap dalam tubuh seorang bocah enam tahun di dunia yang ia kenal dari cerita fantasi: Benua Douluo.
Awalnya ia bahagia karena terbebas dari beban hidup lamanya. Namun, Chen Tian menyadari bahwa ia tiba di Desa Roh Suci, tempat kelahiran sang protagonis, Tang San. Ia berada tepat di awal cerita.
Alih-alih mengikuti alur, Chen Tian memilih jalur mandiri. Selama setahun, ia menempa fisik kecilnya dengan latihan brutal dari kehidupannya yang lalu, membangun fondasi yang jauh melampaui Master Roh pemula.
Pada Upacara Kebangkitan Roh Bela Diri, takdir Chen Tian meledak:
Roh Bela Diri Ganda yang sangat tersembunyi: Monyet Batu Ling Ming dan senjata dewa, Tongkat Ruyi Jingu Bang.
Kekuatan Roh Bawaan Tingkat 20
serta warisan teknik sembilan misterius xuangong.
berbekal warisan dan wuhun tingkat dewa apakah Chen Tian bisa menjadi legenda baru ???
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kentut bulu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Latihan menuju kebangkitan
Chen Tian berlari dengan sangat tergesa-gesa, namun di tengah perjalanan dia berhenti.
Ia dan Tang San adalah seseorang yang sama-sama bereinkarnasi. Jika aku melihatnya sekarang, mungkin dia akan tahu bahwa aku sedang mengawasi.
Lagipula, Chen Tian merasa bahwa dia tidak perlu untuk mengikuti alur yang ada. Dia dan Tang San berbeda, walaupun merupakan orang yang sama-sama bereinkarnasi, namun ia mengetahui plot yang ada, sementara Tang San tidak tahu apa-apa.
Walaupun Tang San dibekali dengan Teknik Surga Misterius dan Senjata Tersembunyi Sekte Tang, tapi lalu apa? Bagi Chen Tian yang sudah menonton serial ini, itu tidak ada gunanya. Lagipula, dia juga agak benci dengan karakter utama ini.
Setelah berpikir cukup lama, ia pun bergegas kembali ke rumahnya.
Sesampainya di rumah, ia kemudian memutuskan untuk berlatih menggunakan latihan binaraga di kehidupan sebelumnya.
“Hmm, tapi ada hal yang agak menyulitkan di sini, di mana aku harus mencari barbel?”
Kemudian ia ingat sesuatu.
“Bukankah ayah Tang San bekerja sebagai pandai besi di desa ini? Yah, aku bisa meminta dia membuatkan dua buah untukku.”
Chen Tian dengan semangat membara beranjak pergi kembali, namun ia berhenti.
“Sialan, aku tidak punya uang… Arghhhhh…”
“Apakah aku harus meminta bantuan Paman Mo?”
Setelah berpikir cukup lama, Chen Tian pun mengurungkan niatnya. Ia tidak mau menyulitkan orang yang sudah menyelamatkan tubuh ini.
Ia kemudian berpikir cara lain, barbel diganti dengan karung yang diisi oleh pasir.
“Yah, begitu saja, lebih simpel dan tidak merepotkan.”
----------------
Sembilan bulan telah berlalu sejak Chen Tian terbangun di tubuh bocah itu.
Pagi ini, udara dingin dan segar khas pegunungan merayapi Desa Roh Suci. Matahari belum sepenuhnya terbit, tetapi Chen Tian sudah berada di belakang gubuk Paman Mo, tempat yang ia jadikan pusat pelatihannya.
Tubuh Chen Tian yang sekarang, meskipun masih mungil, telah mengalami transformasi yang luar biasa berkat latihan keras yang ia lakukan secara konsisten.
Kondisi Fisik Saat Ini:
• Tinggi dan Berat: Ia masih terlihat seperti anak berusia lima tahun, tetapi berat badannya bertambah solid. Massa ototnya, meski hanya berupa lapisan tipis yang kencang, jauh lebih padat daripada anak seusianya—atau bahkan anak-anak lain di desa yang sebentar lagi akan mengikuti Upacara Kebangkitan Roh Bela Diri.
• Ketahanan: Kulitnya yang dulu putih lembut kini lebih cokelat dan kokoh. Ia tidak lagi mudah kelelahan, dan ia bisa menahan rasa sakit yang ditimbulkan oleh latihannya. Gerakannya gesit dan seimbang, tidak lagi canggung seperti saat pertama kali ia bangun.
• Stamina: Ia mampu berlari mengelilingi ladang desa tanpa henti, sebuah prestasi yang mustahil bagi anak kecil biasa.
Namun, ia tahu ini baru permulaan. Di Benua Douluo, kekuatan fisik semata tidak cukup.
Ia berdiri tegak. Di tangannya, tergantung dua buah beban yang ia buat sendiri: karung goni kecil yang diisi penuh dengan batu kerikil dan pasir basah, masing-masing diikatkan pada pergelangan tangan dan pergelangan kakinya.
Chen Tian mendasarkan latihannya pada metode binaraga dan calisthenics dari kehidupan lamanya, yang ia sesuaikan dengan sumber daya terbatas dan lingkungan di Benua Douluo.
Jenis Latihan Fokus Porsi dan Intensitas
Lari Jarak Jauh Berbeban Kardio, Stamina, Daya Tahan Kaki 2 kali putaran mengelilingi ladang (sekitar 3 km), dilakukan setiap hari sebelum fajar.
Latihan Kekuatan Inti (Calisthenics) Otot Inti, Lengan, Dada, Bahu Push-up dan Sit-up sebanyak 5 set dengan beban di punggung/dada (karung pasir). Setiap set terdiri dari 20 repetisi.
Lompatan Berbeban Otot Kaki Eksplosif 5 set lompatan tinggi di tempat, menggunakan beban di pergelangan kaki. Melatih otot untuk potensi kecepatan.
Latihan Keseimbangan Fleksibilitas, Kontrol Tubuh Berjalan di atas balok kayu kecil atau akar pohon beringin selama 15 menit. Penting untuk Master Roh dalam pertempuran.
Pukulan Bayangan Kecepatan dan Ketepatan Lengan 300 kali pukulan jab dan cross setiap pagi, dengan beban pergelangan tangan.
Porsi Latihan: Latihan ini dilakukan dua kali sehari—sebelum matahari terbit dan setelah matahari terbenam—agar tidak menarik terlalu banyak perhatian penduduk desa yang mungkin curiga melihat anak sekecil dirinya berlatih begitu keras.
Saat ini, Chen Tian sedang menyelesaikan 300 kali pukulan bayangan.
Syuu! Syuu!
Setiap ayunan lengannya menciptakan desir angin. Pikirannya terfokus. Ia membayangkan setiap pukulan menghantam permukaan keras, melatih bukan hanya kekuatan, tetapi juga ketepatan.
“Satu… dua puluh sembilan… tiga ratus!”
Ia menjatuhkan karung-karung berisi pasir itu ke tanah. Rasa nyeri menyengat menjalari otot-otot lengannya, tetapi ia menyambutnya dengan senyum puas.
“Lumayan. Beban ini mulai terasa ringan,” gumamnya, menarik napas dalam-dalam.
"Sudah waktunya untuk mencari pemberat yang lebih padat."
Ia tahu Tang San pasti sudah jauh lebih maju dalam melatih Teknik Surga Misteriusnya di Puncak Roh Kudus. Chen Tian sengaja tidak pernah mendekati tempat itu. Ia menghindari bertemu Tang San, bukan karena takut, tetapi karena ia tidak ingin nasibnya terikat pada protagonis itu.
Dia memiliki jalannya, aku punya jalanku.
Selama sembilan bulan ini, ia hanya fokus pada satu tujuan: membuat tubuh barunya sekuat mungkin sebelum Upacara Kebangkitan Roh Bela Diri.
Ia percaya, dasar fisik yang kokoh adalah kunci untuk meningkatkan kekuatan Roh Bela Diri (Wuhun) yang akan ia dapatkan, apa pun itu bentuknya.
Ia mengambil napas terakhirnya dan membuangnya perlahan. Sudah saatnya untuk pergi sarapan dan menyapa Paman Mo sebelum Paman itu berangkat berburu.
“Hanya tiga bulan lagi. Upacara Kebangkitan Roh Bela Diri…”
Darahnya berdesir. Sembilan bulan kerja keras ini akan segera diuji. Apakah ia akan mendapatkan Roh Bela Diri tingkat dewa? Atau hanya sabit, palu, atau cangkul seperti kebanyakan orang biasa di desa ini?
Apapun itu, ia sudah siap.