mengisahkan tentang petualangan Rakha di negara orang,bertemu dengan arwah perempuan yang sedang hamil dan mencoba untuk membantunya.
langsung baca aja yuk😊😊😊
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kimshu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
part 25
Setelah berada di Siena,kini Juan melanjutkan perjalanan menuju Rotonda di Montesiepi. Juan menuju ke Biara San Galgano,masih dengan kecepatan sedang Juan melajukan kendaraannya.
Sampai di sana hari sudah malam dan Juan mencari penginapan untuk dirinya dan juga Dewi Catha. Mereka akan istirahat sejenak sebelum besok mereka akan menuju lokasi pedang Galgano Guidotti berada.
Juan melaksanakan empat rakaat di kamar penginapannya. Sementara Dewi Catha entah apa yang beliau lakukan sambil menunggu Juan selesai untuk sshalat. Selesai dengan empat rakaatnya Juan keluar kamar untuk makan malam.
Tadi saat mau mengajak Dewi Catha untuk makan malam ternyata beliau tidak ada entah kemana perginya. Akhirnya Juan memutuskan untuk makan sendiri saja.
Juan mencari restoran halal yang berada di sana, sekalipun tidak ada Lebel halal setidaknya yang tidak menjual apa yang tidak boleh dia makan. Setelah mendapatkan restoran tersebut,Juan masuk dan mulai memesan makan malam untuk dirinya.
Juan sadar sedari dia masuk sudah ada yang memperhatikan dirinya namun Juan pura-pura tidak tahu saja. Ternyata bukan hanya dirinya yang sedang mencari keberadaan pedang tersebut.
Sebab sepanjang jalan dia menuju ke restoran dia bisa mendengar percakapan mereka yang tanda kutip membicarakan hal tersebut. Belum lagi saat memasuki restoran Juan juga di tatap begitu tajam oleh seseorang dan banyak sosok yang berada di belakangnya.
Mungkin mereka merasakan aura persaingan dalam diri Juan. Kalau kalian tanya kenapa Rakha tidak muncul itu sebabnya mereka berbagi tugas saat ini. Juan sedang berada di alam sadar melakukan perjalanan,sedangkan Rakha di bawah alam sadarnya sedang berlatih ilmu yang di berikan kepadanya oleh Dewa Tinia.
Bahkan saat ini dia sedang di temani dan di ajari oleh Dewi Catha. Kalau kalian bertanya bagaimana bisa? s bab Juan dan Rakha adalah dua jiwa yang berbeda sebenarnya. Bukan kepribadian yang berbeda,tapi jiwa yang berbeda nmmun tetap satu raga.
"Apa yang mereeka lihat sebenarnya?kenapa tatapannya sangat tajam sekali?sudah seperti mau makan aku aja tatapan mereka"gumam Juan sebal sebab sedari tadi di perhatikan
Juan yang sudah sangat sebal dan jengah akhirnya menatap balik orang tersebut. Yang di tatap sontak saja kaget dengan tatapan Juan. Bagaimana tidak kaget?tatapan Juan sangat tajam dan juga mata merahnya sudah seperti iblis yang mau menerkamnya.
Mata merah Juan berkilat sangat merah saat ini,di karenakan s bal tatapan Juan sudah seperti pedang yang sangat tajam saja. Orang tersebut sebenarnya sudah takut tapi dia mampu menyembunyikan ketakutannya tetsebut dengan bersikap tenang dan nampak tidak bersalah sudah membuat Juan jengkel setengah mati.
Juan akhirnya menghampiri orang tersebut dengan langkah tegasnya,beruntung Juan sudah selesai makan.
"Buonasera signore?"(Selamat malam tuan?)salam Juan saat menghampiri orang tersebut
"Buonasera"jawab orang tersebut
"Posso sedermi?"(Boleh saya duduk?)tanya Juan
"Per favore"(silahkan) Juan duduk berhadapan dengan orang tersebut
"Apakah ada yang salah dengan saya tuan?"tanya Juan
"Tidak"
"Lalu kenapa anda menatap saya seperti itu jika tidak ada yang salah?apa sebelumnya kita saling kenal?" Tanya Juan dengan tatapan mengintimidasi
"Tidak ada,hanya saja auramu sangat berbeda, seolah-olah ada yang sedang melindungi mu"jawab orang tersebut dengan jujur
"Saya tidak merasa demikian,jadi tolong jaga mata anda jika anda masih ingin bisa melihat dunia ini lagi"ujar Juan santai dengan nada pelan namun penuh penekanan
Hahahahahahaha
"Anak kecil seperti m memangnya bisa apa?"orang itu meremehkan Juan karena Juan masih terlihat seperti anak kecil di matanya
"Jangan pernah meremehkan lawan tuan,anda tidak akan pernah bisa tahu apa yang bisa di lakukan oleh anak kecil ini"jawab Juan santai sambil bersidekap dan menyenderkan punggungnya
"Cih bocah sombong,aku yakin hanya mulutmu saja yang pandai berbicara"hinanya
"Oh benarkah?"Juan menatap tajam kepada pengikut orang tersebut yang berada di belakangnya
Aaaaaaaarrrrrrrggggggghhhhh
Siapa sangka kalau pengikutnya yang tanda kutip itu terbakar setelah di tatap dengan tajam oleh Juan. Juan sendiri kaget sebenarnya bagaimana bisa begitu?padahal niat hatinya tadi hanya mau mengintimidasi pengikut orang tersebut.
Orang tadi terkejut saat mendengar teriakan dari pengikutnya tersebut. Tidak dia sangka kalau anak kecil di depannya ini bisa membakar pengikutnya hanya dengan tatapannya saja.
"Apa yang kau lakukan bocah!!"bentaknya kepada Juan
Sedangkan orang-orang yang berada di dalam restoran memandang orang tetsebut dengan pandangan bertanya. Pasalnya Juan hanya diam saja dari tadi tapi kenapa malah di bentak?begitulah pikir orang-orang tersebut.
"Bukankah sudah saya bilang kalau jangan pernah meremehkan lawan tuan?itu hanya peringatan kecil dari saya,jika anda atau pengikut anda melakukan hal yang membuat saya tidak senang lagi,maka bersiaplah"Juan langsung berdiri setelah mengatakan hal tersebut
Awalnya Juan tidak bermaksud begitu,tapi siapa sangka kalau hanya melalui tatapannya saja mampu menghanguskan makhluk tersebut. Kalau ada yang mengatakan Juan jahat,biarlah apa kata orang tersebut,yang penting niat awalnya tidak begitu.
Juan meninggalkan restoran dengan memasang kembali maskernya. Juan menuju penginppan tempatnya bermalam dengan berjalan kaki karena memang dekat dengan restoran tempat dia makan.
Sampai di penginapan Juan tidak langsung menuju ke dalam kamarnya. Juan menyempatkan untuk melihat-lihat sekitar penginapannya,Juan masih tidak peduli terhadap mereka yang tak kasat mata.
Ternyata yang ustadznya bilang benar adanya kalau kita hidup berdampingan dengan mereka yang tak kasat mata. Selama kita tidak saling mengganggu maka semua tidak ada masalah,intinya saling menghormati saja,mereka juga kan sama-sama makhluk Tuhan.
Juan duduk di sebuah bangku di pinggir kolam renang,dia bisa melihat pantulan cahaya bulan dari dalam air kolam. Tapi lambat Laun air itu seperti menyedot dirinya untuk masuk ke dalam kolam.
Karena suasana sepi jadi tidak ada yang mengetahui hal tersebut. Juan kini benar-benar masuk ke dalam kolam,tapi anehnya Juan bisa bernafas seperti biasanya saat berada di daratan.
Juan yang bingung dengan apa yang terjadi berniat untuk berenang ke permukaan. Belum juga Juan menggerakkan tangan dak kakinya sudah ada yang berbicara kepada dirinya.
"Masuklah ke dalam cahaya itu nak,tenang saja aku tidak akan menyakitimu"ujar sebuah suara
Juan ya g sudah tidak asing dengan hal inipun hanya menuruti apa yang di ucapkan oleh suara tersebut. Dengan mengucap bismillah Juan melangkah ke arah cahaya yang berada di depannya.
"Selamat datang anakku"sambut sebuah suara yang begitu berat di depannya
_________________________
Komentarnya donk,,,,,🙏🙏🙏
selamat membaca 🥰🥰🥰
Jangan lupa dukungannya ya 😊😊😊