Sudah tahu tak akan pernah bisa bersatu, tapi masih menjalin kisah yang salah. Itulah yang dilakukan oleh Rafandra Ardana Wiguna dengan Lyora Angelica.
Di tengah rasa yang belum menemukan jalan keluar karena sebuah perbedaan yang tak bisa disatukan, yakni iman. Sebuah kejutan Rafandra Ardana Wiguna dapatkan. Dia menyaksikan perempuan yang amat dia kenal berdiri di altar pernikahan. Padahal, baru tadi pagi mereka berpelukan.
Di tengah kepedihan yang menyelimuti, air mata tak terasa meniti. Tetiba sapu tangan karakter lucu disodori. Senyum dari seorang perempuan yang tak Rafandra kenali menyapanya dengan penuh arti.
"Air mata adalah deskripsi kesakitan luar biasa yang tak bisa diucapkan dengan kata."
Siapakah perempuan itu? Apakah dia yang nantinya akan bisa menghapus air mata Rafandra? Atau Lyora akan kembali kepada Rafandra dengan iman serta amin yang sama.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon fieThaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
25. Ancaman Yang Menyeramkan
Suara ban mobil yang berdenyit cukup nyaring terdengar di sebuah parkiran mall. Langkah lebar dengan wajah sangat tak bersahabat ditunjukkan. Mengecek ponsel memastikan tempat yang diberikan. Hatinya sudah tak karuhan.
"Selamat siang, Kak. Ada--"
"Private room nomor 8."
Salah satu karyawan restoran mengantar ke tempat yang disebutkan. Ada dua orang wanita yang sedang duduk di sana hanya dalam keheningan sambil menyantap hidangan. Dan suara derap langkah memecah kesunyian.
"Talia."
Suara lembut dan penuh kehangatan akhirnya didengar. Pandangannya perlahan dialihkan. Tak ada kata, tapi sorot matanya mengatakan semuanya.
Kembali langkah kaki itu mendekat dan memeluk tubuh Talia dengan erat. Manik mata cantik itu mulai berembun.
"Saya sudah di sini. Semuanya akan baik-baik saja."
Tangan putih itupun perlahan mulai membalas pelukan. Sebuah kata tenang membuat kepalanya mengangguk pelan dengan air mata yang sudah luruh membasahi pipi.
Ada senyum lebar melihat sebuah adegan yang sangat dinantikan. Namun, orang itu memilih beranjak. Membiarkan dua insan itu berpelukan lebih lepas lagi. Terkadang bukan psikiater yang bisa mengobati luka serta trauma fisik juga hati. Orang yang benar-benar peduli akan menjadi penyembuh secara alami.
Cukup lama Rafandra memeluk tubuh Talia. Hingga mereka berdua mulai mengendurkan pelukan. Ibu jari Rafandra menghapus jejak air mata yang membasahi pipi Talia.
"Don't crying."
Seulas senyum mencoba Talia ukirkan. Namun, tetap saja sedih itu masih terlihat. Rafandra mulai menggenggam tangan Talia. Menatapnya begitu dalam.
"Mulai sekarang, belajarlah terbuka tentang apapun kepada saya. Saya akan menjadi pendengar setia atas cerita yang kamu berikan."
Anggukan pelan membuat Rafandra tersenyum. Dia mengusap lembut ujung kepala Talia. Walaupun hatinya masih menyimpan kesal yang belum usai.
.
Baru saja mami Aleena keluar dari private room, sapaan dari seseorang membuat langkahnya terhenti.
"Tante Aleena."
Senyum cantik diberikan. Dan sebuah senyum kecil menjadi balasan.
"Tante sama siapa ke sini?" Mencoba mengakrabkan diri.
"Bersama calon menantu." Singkat, jelas dan padat dan mampu membuat Lily terdiam dengan ekspresi penuh keterkejutan.
"Kenapa diam? Harusnya kamu senang dong. Teman dekat kamu akhirnya menemukan perempuan yang setara dengannya." Begitu menampar sekali kalimat yang Mami Aleena ucapkan.
"Anak baik itu pernah menjaga seorang perempuan dengan sepenuh hati. Sangat berhati-hati untuk mengakhiri. Satu kalimat yang masih Tante dan Om ingat, Mi, Abang enggak mau nyakitin Lily. Jadi, pelan-pelan ya buat udahin hubungannya."
Bukan hanya terdiam, Lily mematung dan membeku mendengar penjelasan dari ibunda Rafandra. Wanita yang jarang bicara sekarang mengungkapkan semuanya. Kalimat yang Rafandra katakan begitu menusuk relung hatinya.
Dan sikap Rafandra itulah yang membuat Lily tidak menginginkan Rafandra dekat dengan wanita manapun. Dia masih berharap jika takdir akan menyatukan mereka kembali.
"Tapi, apa yang anak baik itu terima? Dia diserang dari berbagai sisi. Disakiti, dikhianati, difitnah dengan sangat keji. Apa dia mengadu kepada Tante dan Om?" Mami Aleena menggeleng.
"Dia hanya diam membiarkan kamu dan antek-antek kamu melakukan apapun sepuasnya. Tapi, setertutupnya akan masalah yang tengah dihadapi kami semua tahu. Hanya saja kami memilih untuk diam dan tidak menunjukkan karena Rafandra tidak suka dengan yang namanya kekerasan."
Semakin membisu-lah Lily sekarang. Mami Aleena seakan tengah membuka satu per satu kejahatannya terhadap sang putra. Semua yang dikatakan mami Aleena adalah fakta.
"Tapi, sekarang anak baik itu sudah berubah. Sedikit saja kamu menyentuh perempuan saat ini sedang dia jaga, dia akan berubah menjadi monster kejam." Seringai pun muncul di wajah cantik Mami Aleena.
"Bahkan, dia bisa menghancurkan perusahaan mertua kamu dalam waktu sekejap. Karena saham yang ada di perusahaan ayah mertua kamu bukan atas nama Wiguna Grup, melainkan Rafandra Ardana Wiguna." Lily hanya bisa menelan ludah ketika mendengar fakta yang baru saja dia ketahui.
Tepukan di pundak pun Mami Aleena berikan sebelum dia meninggalkan restoran. Dan sebuah bisikan yang teramat menyeramkan terdengar.
"Jadilah perempuan baik sebelum saya ubah kamu menjadi perempuan cacat yang dibuang layaknya sampah di pinggir jalan."
...*** BERSAMBUNG ***...
di setiap akan ada nikahan si tukang tantrum pasti berantem , karena yang gak mau disandingkan . tapi pada akhirnya mereka bisa dijinakkan .
Achell dan Gyan emang musuh bebuyutan sedari masih orok , dan entah kapan mereka akan akur dan kompak tanpa harus ada bujukan dari yang lain .
dan entah kali ini siapa dan bagaimana yang ngerjain pengantin baru itu . Talia....awas jangan kaget yaaa.....
lanjut terus kak semangat moga sehat slalu 😍😍😍
Alhamdulillah... saatAq menikahi dua orang tua Q msh lengkap
lanjut trus Thor
semangat
lanjut terus kak semangat moga sehat slalu 😍😍😍