Air Mata Terakhir

Air Mata Terakhir

1. Dua Keyakinan Dalam Satu Hubungan

Rafandra Ardana Wiguna, lelaki tampan, hangat, ramah, soft spoken dan tentunya baik hati. Anak tunggal dari pasangan Rangga Ardana dan Aleena Addhitama.

Dia begitu berbeda dari para persepupuannya. Di mana rata-rata dari mereka memiliki sikap dingin dan kejam. Tapi, tidak dengan Pangeran, nama panggilan sayang sewaktu kecil dan masih melekat sampai saat ini.

Dua tahun ini dia begitu dekat dengan perempuan bernama Lyora Angelica. Biasa dipanggil Lily. Perempuan yang sudah dikenal Rafandra selama tiga setengah tahun. Rasa nyaman mulai hadir di antara keduanya. Terlebih Lily pun begitu baik dan pengertian kepada Rafandra.

"Mau berangkat bareng enggak?" tanya Rafandra melalui sambungan telepon.

"Jemput di tempat biasa aja, ya."

Mereka bekerja di satu perusahaan yang sama, yakni perusahaan milik keluarga Rafandra. Sebenarnya ada kecurangan di saat Lily melamar kerja. Rafandra meminta kepada orang dalam perusahaan untuk meloloskan Lily. Bekerja di Wiguna Grup adalah salah satu mimpi perempuan itu. Dan Rafandra mencoba untuk mewujudkan mimpi tersebut.

Rangga Ardana juga Aleena Addhitama sudah hafal betul ritual pagi sang putra. Putra mereka tidak akan langsung ke kantor melainkan menjemput Lily terlebih dahulu.

"Bang, boleh Mami nanya sesuatu?"

Tidak baik berbicara di meja makan. Namun, hanya di sini Mami Aleena bisa berbicara langsung dengan sang putra. Kesibukan anak semata wayangnya membuat Mami Aleena kesulitan untuk berbincang santai.

"Silahkan, Mi."

Adab Rafandra pun begitu bagus. Dia meletakkan sendok juga garpu dan menatap sang ibunda dengan begitu lamat.

"Sudah sejauh mana perasaan kamu terhadap Lily?"

Atensi sang papi pun beralih pada putranya. Papi Rangga ikut menunggu jawaban Rafandra.

"Hanya sebatas nyaman. Tapi--"

Penggalan kalimat tersebut membuat mami Aleena juga papi Rangga saling pandang. Suara lembut penuh ketegasan pun mulai terdengar.

"Bang," panggil pria yang memiliki kharisma begitu kuat.

"Satu keyakinan saja belum tentu sejalan. Apalagi berbeda keyakinan."

Kalimat itu begitu menusuk sampai ke jantung. Lelaki tampan dengan wajah yang begitu teduh menatap sang papi yang begitu serius menatapnya.

"Suatu hubungan akan berdiri kokoh di satu pondasi yang sama."

Lagi, sang papi memberikan nasihat yang begitu lembut, tapi memiliki makna yang begitu dalam. Dia tak ingin perkataannya akan menyakiti sang putra . Senyum yang berbeda pun Rafandra ukirkan.

"Beri Abang waktu," jawabnya. Matanya begitu sendu.

"Abang gak mau menyakiti Lily."

Mami Aleena tersenyum dan mengangguk pelan. Dia sangat mengerti apa yang dirasakan oleh Rafandra. Anaknya itu memiliki hati yang begitu lembut. Hal yang paling putranya takuti yakni menyakiti orang lain.

"Mami dan Papi hanya memberikan alarm saja, Bang. Jangan sampai perasaan kamu terlalu jauh. Takutnya, kamu yang tenggelam dalam rasa yang salah."

Cara menasihati mami Aleena dan papi Rangga begitu lembut. Didikan mereka pun menurun kepada Rafandra yang selalu lembut dan sopan dalam bertutur kata.

Ini peringatan kedua dari kedua orang tua Rafandra. Pertama ketika mereka mengetahui hubungan sang putra dan Lily yang terlihat tak biasa. Rafandra tak pernah berdusta. Dia berkata apa adanya.

Masih mampu mengukirkan senyum di tengah isi kepalanya yang berisik. Bahkan dia bersikap seperti biasa di hadapan Lily pagi ini.

"Makan siang nanti sibuk gak?" tanya Lily ketika mobil Rafandra sudah berhenti di seratus meter dari kantor.

"Kayaknya enggak. Belum ada schedule tambahan yang masuk."

"Makan siang bareng bisa?"

Rafandra mengangguk dengan lengkungan senyum manis. Wajah Lily terlihat begitu bahagia pasalnya sudah beberapa hari ini kesibukan Rafandra membuat mereka tak bisa makan siang bersama.

"Tempatnya boleh aku yang milih kan?" Kembali Rafandra mengangguk.

Senyum pun terukir di wajah Lily dengan begitu manis. Senyum yang sangat dia sukai. Belum lagi perhatian yang selalu Lily berikan membuatnya merasa nyaman. Kelembutan Lily yang membuat Rafandra merasa cocok.

Bekerja di satu kantor yang sama, tapi tak pernah berinteraksi. Itu sengaja dilakukan karena Rafandra tak ingin membuat Lily merasa tidak nyaman. Sudah pasti akan banyak ucapan yang tak mengenakan yang akan Lily dengar. Terlebih Rafandra sudah dikenal banyak orang sebagai cucu dari penerus kedua Wiguna Grup.

Sesuai dengan janji Rafandra, Lily sudah menunggunya di restoran yang sedikit jauh dari kantor. Begitulah cara mereka berdua menikmati makan siang bersama agar tak ada orang kantor yang melihat.

Rafandra tersenyum perih ketika Lily mulai menggenggam tangan untuk berdoa sebelum makan.

"Kenapa hari ini aku merasa sedih ketika melihat hal yang sering aku lihat selama dua tahun ini?"

"Apa mungkin karena ucapan Papi dan Mami pagi tadi?"

🎵

Cinta menyatukan Kita yang tak sama

Aku yang mengadah dan tangan yang kau genggam

Berjalan salah berhenti pun tak mudah

Apakah kita salah?

Lagu yang diputar di restoran membuat Rafandra dan Lily bergelut dengan pikiran masing-masing. Kunyahan mereka pun begitu pelan. Lily mulai menatap ke arah Rafandra yang masih terdiam. Wajah lelaki itu sudah begitu berubah. Pandangan Rafandra mulai menegak ketika tangan Lily menyentuh tangannya.

"Are you okay?"

"Lagunya seperti tamparan yang menyakitkan."

Tawa Lily pun hadir. Bukan hanya Rafandra yang merasakan itu. Dia pun merasakan hal yang sama.

"Bukankah sudah biasa kita ditampar oleh lagu-lagu seperti ini?"

Rafandra tersenyum. Menautkan tangannya pada tangan Lily yang berada di punggung tangannya.

"Sorry. Sepertinya hari ini aku terlalu melow."

"Sepertinya itu bertanda supaya kita liburan."

Lelaki itupun tertawa. Lily selalu mampu mengalihkan pikirannya. Jika, dilihat sekilas dua insan itu begitu cocok. Layak menjadi pasangan idaman. Sayangnya perbedaan keyakinan tak bisa ditawar.

Pergi dijemput dan pulang pun diantar. Itulah yang Rafandra lakukan kepada Lily. Lelah dan pusingnya pekerjaan akan hilang jika dia bersama dengan perempuan yang membuatnya merasa nyaman.

"Mau beli jajan dulu gak?"

"Aku mau langsung pulang aja. Capek banget, Ndra."

Tibanya di depan rumah, ayah dari Lily tengah berada di depan pagar rumah bernuansa putih tersebut. Harusnya Rafandra segera pulang setelah Lily turun. Tapi, jika itu dia lakukan sekarang, tandanya dia tak memiliki sopan santun. Alhasil, Rafandra ikut turun bersama Lily dan menyapa Thomas.

Tak ada jawaban dari pria yang seusia papi Rangga. Hanya tatapan tajam dan sinis yang dia berikan. Untungnya Rafandra sudah terbiasa.

"Kalau masih ingin bersama Lily, berkorbanlah untuknya!" Maksud dari ucapan itu mampu Rafandra tangkap. "Saya tidak Sudi jika Lily yang berkorban untuk kamu."

Kelanjutan dari perkataan Thomas membuat Rafandra tersenyum perih. Sedangkan Lily sudah menggelengkan kepala ke arah sang ayahnya dengan wajah yang nampak sedih.

"Maaf, Om," balas Rafandra dengan begitu sopan.

"Saya tidak akan pernah mengambil Lily dari Tuhannya," jelas Rafandra dengan begitu serius. "Begitu juga dengan saya yang tak akan meninggalkan Tuhan saya."

...*** BERSAMBUNG ***...

Tes ombak .. Jangan lupa tinggalkan komen, ya ..

Terpopuler

Comments

Amang Awang

Amang Awang

yap... bener baget itu bang jangan jual keyakinanmu hanya karena cinta, karena sesungguhnya manusia diciptakan berpasangan dan Tuhan menempatkan pasangan kita yang sepadan dengan kita (maksudnya adalah yang sama dengan kita Seiya seiman dan semakin)cuss pejuang cinta sejati, penanti jodoh dari Allah terbanyak doa lagi yuk biar cepat nyampenya tu jodoh, salam damai salam toleransi 🤗 selamat berbuka puasa untuk semuanya(Islam & kristen tahun ini yang barengan puasanya🥰)

2025-03-17

0

U_Lee

U_Lee

Yeeeaaayy, cerita baru ttg si Pangeran... Squad Singa yg karakternya berbeda dari saudaranya yg lain. Selain ramah dan sopan dia juga soft spoken bgt... Terima kasih Kak Fie untuk karya yg baru, cerita baru yg fresh... semoga segala yg dilakukan kak Fie berjalan dg Lancar... Amiieeenn 🤲🙏

2025-03-15

0

sum mia

sum mia

hadir kak fie.....
gak nyangka ya kisah cinta pangeran begitu rumit . sebelum rasa terlalu dalam mending dilepas aja bang , kalau nanti sakitnya akan lebih terasa .

lanjut terus kak semangat moga sehat slalu 😍😍😍

2025-03-15

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!