Saat istri lain mendengar suaminya akan menikah lagi, akan marah. Tetapi berbeda dengan Karina, dengan senang hati, ia menikahkan suaminya dengan wanita lain.
Terdengar mustahil, tapi ini terjadi didalam kehidupan seorang wanita yang bernama Karina.
"Katakan, siapa wanita yang akan kamu nikahi, mas. Aku akan menikahkan kalian."
Dengan tersenyum lebar, Karina menerima keputusan suaminya yang akan menikah lagi.
Sebenarnya, apa yang membuat Karina memutuskan itu? Ayok baca!
Instagram: Coretanluka65
FB: Pena Tulip
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lukacoretan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Siapa yang meneror
Ethan langsung berlari keluar, setelah memastikan kalo Alana baik-baik saja.
"Maaf tuan, kami kecolongan," ucap sang pengawal.
"Bagaimana ciri-ciri orang yang sudah melemparkan sesuatu, kedalam rumah ini?" tanya Ethan.
"Sepertinya seorang laki-laki, dia langsung berlari sangat cepat," jawabnya.
"Jangan sampai kecolongan lagi," kata Ethan.
"Baik tuan."
Ethan langsung masuk kedalam rumah lagi, melihat Alana yang sedang duduk menunggunya.
"Kamu yakin, tidak apa-apa?" tanya Ethan memastikan.
"Aku tidak apa-apa, Ethan. Cuman syok saja tadi," jawab Alana.
Alana memberikan sesuatu kepada Ethan.
"Apa ini?" tanya Ethan.
"Itu isi surat yang dilempar tadi," jawab Alana.
Ethan membuka isi surat itu, betapa kagetnya saat dia mengetahui kalo isi surat itu sebuah ancaman.
"Berhati-hatilah, aku akan menghancurkan kalian."
"Ethan, kira-kira itu siapa?" tanya Alana.
"Apa beberapa hari ini, kamu mempunyai masalah dengan orang lain?" ucap Ethan.
"Tidak, tetapi. Beberapa hari yang lalu, tuan Amir mengatakan perasaannya denganku, lalu kemarin aku katakan, kalo aku sudah mempunyai kekasih," jawab Alana.
"Good, jawaban yang sangat bagus," ucap Ethan tersenyum.
"Jangan membahas kemana-mana, aku penasaran dengan orang yang sudah meneror kita, mengingat, tidak ada yang tahu alamat ini," kata Alana bingung.
"Sudah, jangan terlalu dicemaskan, itu akan menjadi urusan saya," ujar Ethan tersenyum.
"Tapi, tetap saja aku takut," ucap Alana.
"Tidak usah takut, ada banyak pengawal yang saya tugaskan, untuk menjagamu," ujar Ethan.
"Pengawal apa, aku aja pergi selalu sendiri," kata Alana.
"Coba kamu lihat kearah luar, laki-laki yang berbadan besar itu, orang yang aku tugaskan untuk menjagamu," ucap Ethan, menunjuk satu persatu anak buahnya.
"Sebanyak itu, kenapa aku tidak sadar," ujar Alana.
"Mereka saja yang bisa menyembunyikan dirinya, sampai kau tidak menyadari, kalo setiap kamu bergerak, mereka akan memantau kamu," kata Ethan.
"Pantas saja, kalo ada bahaya didekatku, selalu ada aja yang menolongku," ucap Alana terharu.
"Saya memang sengaja, menaruh banyak penjaga disekitar kamu, karena saya sangat mencemaskanmu," ucap Ethan.
Alana tersenyum, menatap Ethan. Tindakan Ethan membuat hati Alana seolah sangat terharu.
"Karena, setelah kamu mempunyai hubungan dengan saya, akan ada banyak bahaya, yang menunggumu. Jadi saya harus benar-benar berhati-hati," ucap Ethan.
"Setelah kejadian teror tadi, aku benar-benar harus waspada," kata Alana.
"Benar, jangan sampai kamu lengah, dan tidak berhati-hati dengan orang disekeliling kamu," ujar Ethan.
Alana mengangguk, tetapi. Dia tidak mau terlalu memikirkan hal itu..
"Habiskan, makanannya," titah Alana.
"Akan saya habiskan," jawab Ethan tersenyum.
Alana dengan Ethan, melanjutkan makannya, mereka berhenti dulu, untuk membahas kejadian tadi.
Setelah keduanya membereskan makannya, akhirnya kembali membahas yang tadi.
"Ethan, apa yang tadi itu, kerjaan Amir? Karena aku tolak?" ucap Alana.
"Mungkin, tapi siapapun pasti bisa melakukannya," ujar Ethan.
"Maksudmu, apa?" tanya Alana.
"Siapa tahu, ini kerjaan orang yang tidak kita sangka, mereka melakukan ini," jawab Ethan.
Alana hanya menggangguk-ngangguk.
"Sudah, jangan terlalu dipikirkan, setelah ini kamu tidur," kata Ethan.
"Ethan, apa aku keluar aja dari resto?" tanya Alana.
"Sudah saya urus, kamu sudah bukan pelayan disana," ujar Ethan.
"Ethan, kau selalu bertindak, sebelum aku memikirkannya," kata Alana.
"Untuk keselamatanmu, saya tidak mau ambil resiko," jawab Ethan.
"Terima kasih, sudah sangat peduli denganku," ucap Alana,
"Aku tidak mempunyai siapa-siapa disini, selain dirimu."
"Ya, saya tahu, makanya saya akan mempertaruhkan nyawa, untuk melindungimu," ujar Ethan, mengelus rambut Alana.
Alana tersenyum menatap Ethan, perlakuan Ethan, benar-benar membuat Alana luluh, dan jatuh cinta dengan perlakuan Ethan.
"Kapan kamu akan siap, menikan dengan saya?" tanya Ethan.
"Ethan, sebenarnya aku tidak mau buru-buru, karena aku masih takut. Tetapi aku sudah mencintaimu, aku tidak tahu, sejak kapan rasa cinta itu datang. Yang pasti, setiap kamu tidak disampingku, aku selalu merasa gelisah," jawab Alana.
Alana mengungkapkan perasaannya, yang selama ini dia pendam, dan dia pertimbangkan.
"Dulu, aku memutuskan untuk tidak menikah lagi, tetapi setelah mengenalmu, keputusan itu, seolah-olah tidaklah berarti bagiku. Sekarang, aku menginginkan seorang suami, dan mempunyai anak," ucap Alana.
Mendengar itu, Ethan benar-benar terharu, rasanya dia ingin menangis di depan Alana, saking bahagianya.
"Katakan sesuatu, Ethan. Jangan bengong," ucap Alana.
"Saya tidak bisa mengatakan apapun, kabar ini terlalu bahagia," jawab Ethan.
"Tetapi, sebelum aku menikah denganmu, tolong pertemukan aku dengan keluargamu yang lain," pinta Alana.
"Bagaimana kalo salah satu keluarga saya menolakmu? Apa kamu akan meninggalkan saya?" tanya Ethan.
"Tergantung dirimu," jawab Alana.
"Maksudnya, tergantung diriku?" tanya Ethan bingung.
"Semisal kalo kamu, lebih memilih keputusan keluargamu, ya aku pasti meninggalkanmu, tapi kalo kamu mau berjuang mendapatkan restu keluargamu yang lain, aku tidak akan meninggalkan kamu," jawab Alana,
"Kita harus sama-sama, mendapatkan restu mereka, supaya kehidupan rumahtangga kita aman, dan bahagia."
Ethan menggangguk, dia setuju dengan keputusan Alana.
"Besok, kita kesana, menemui keluarga saya," kata Ethan.
"Tidak terlalu buru-buru?" tanya Alana.
"Tidak, karena saya ingin cepat menikahimu," ujar Ethan.
"Yasudah, aku tidur duluan, ya," kata Alana.
"Istirahat yang cukup, semoga hidupmu selalu bahagia," ucap Ethan.
Alana tersenyum, dia langsung naik keatas, lalu masuk kedalam kamarnya.
Setelah kepergian Alana, Ethan memutuskan untuk menemui Baron diluar.
"Apa sudah tahu, siapa yang melakukannya?" tanya Ethan.
"Belum tuan, sepertinya dia sangat cerdas sekali, karena dia melakukan itu, disaat kami semua tidak fokus kesana," jawab Baron.
"Menurutmu, siapa yang melakukan itu?" tanya Ethan.
"Ada dua orang yang harus kita curigai, tuan besar, dan juga laki-laki pemilik resto," jawab Baron.
"Lalu bagaimana kalo bukan mereka yang melakukannya?" tanya Ethan.
"Hanya dua orang itu, yang tidak suka dengan nona Alana," jawab Baron.
"Saya benar-benar bingung, situasi ini benar-benar membuat saya tidak bisa berfikir," kata Ethan.
"Anda jangan banyak pikiran, tuan. Tetaplah fokus dengan diri anda, dan juga kepada nona Alana," ucap Baron,
"Saya akan selalu berusaha, untuk melindungi kalian."
Ethan menghela napa berat, masalahnya akhir-akhir ini memang sangat banyak, sehingga dia harus membereskannya satu persatu.
"Pertemukan dulu, nona Alana dengan tuan besar," ucap Baron.
"Apa itu tidak akan beresiko, buat Alana?" tanya Ethan.
"Menurut saya tidak, mengingat nyonya Jennifer, tuan Luca, dan nona Anna, sangat menyukai nona Alana," kata Baron,
"Bagaimana kalo ternyata, tuan besar akan suka, saat melihat nona Alana."
"Semoga saja, karena saya sudah merencanakan pernikahan dibulan ini," ucap Ethan.
"Tetap fokus dengan tujuan anda, jangan pernah mundur sedikitpun," kata Baron,
"Tuan faham kan, apa yang saya maksud."
Ethan mengangguk, Baron memang selalu menenangkan dirinya, kala Ethan banyak sekali masalah.
***
Maaff yaa Jessica 😂🙏🙏🙏