Dikhianati kekasih demi uang dan diinjak-injak hingga sekarat oleh Tuan Muda sombong, Ye Chen bangkit dari titik terendahnya setelah mengaktifkan "Sistem Kekayaan Mutlak & Kultivasi Ganda". Dengan saldo tak terbatas dan kekuatan yang meningkat setiap kali menaklukkan wanita... mulai dari dosen yang dingin, polisi galak, hingga ibu tiri musuhnya... Ye Chen bersumpah untuk membalas setiap penghinaan dengan dominasi total, menjadikan kota metropolitan Jianghai sebagai taman bermain pribadinya di mana uang adalah hukum dan wanita adalah sumber kekuatannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ex, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 30 Tarian Naga di Tengah Hujan Darah Bagian 1
Lapangan Latihan Utama Sekte Tinju Besi.
Matahari pagi yang baru terbit seakan enggan bersinar terang. Awan hitam berkumpul di atas Gunung Batu, menciptakan payung raksasa yang menaungi arena pembantaian yang akan segera terjadi.
Di tengah lapangan batu yang luas, Ye Chen berdiri tegak. Dia dikelilingi oleh lautan manusia. Lima ratus murid Sekte Tinju Besi, semuanya bertelanjang dada dengan otot yang dilumuri minyak pelindung, memegang berbagai jenis senjata ada yang pakai kapak, ruyung, dan tentu saja, tinju berlapis besi.
Napas mereka memburu. Hawa membunuh mereka menyatu menjadi tekanan udara yang berat.
"BUNUH DIA!"
Seorang Tetua berteriak dari atas podium batu.
"BUNUH PENYUSUP ITU! JADIKAN DAGING CINCANG!"
"ROAAARRR!"
Lima ratus orang itu bergerak serentak. Tanah mulai bergetar. Seperti gelombang tsunami manusia, mereka menerjang ke arah satu titik kecil di tengah yaitu Ye Chen.
Ye Chen tidak bergeming. Dia memejamkan mata sejenak, menghirup udara pegunungan yang segar. Tangan kanannya menggenggam gagang Pedang Pembelah Jiwa.
Ye Chen membuka matanya yang mulai menyala emas.
"Feng Jiu... waktunya makan."
"Dengan senang hati, Tuan!"
Suara tawa hantu wanita bergema mengerikan dari bilah pedang hitam itu.
SHIIIING!
Ye Chen mencabut pedangnya.
Gelombang pertama musuh... sepuluh orang paling depan yang memegang kapak... melompat tinggi, berniat membelah kepala Ye Chen.
Ye Chen tidak menangkis. Dia hanya mengayunkan pedangnya secara horizontal. Satu gerakan sederhana.
SLASH!
Sebuah garis cahaya berwarna merah darah tercipta di udara melesat memanjang lima meter.
Hening sedetik.
Lalu...
SPLAT! SPLAT! SPLAT!
Sepuluh tubuh yang sedang melompat itu terbelah dua di bagian pinggang. Bagian atas tubuh mereka terus melayang karena gaya inersia, sementara kaki mereka jatuh ke tanah. Darah dan organ dalam berhamburan seperti hujan berwarna merah dan memandikan Ye Chen.
Tapi anehnya, tidak ada setetes darah pun yang menempel di baju Ye Chen. Aura Qi di sekeliling tubuhnya bertindak sebagai perisai tak terlihat, menolak segala macam kotoran.
"Satu ayunan... sepuluh nyawa melayang?"
Murid-murid di belakang yang melihat itu semuanya ternganga. Langkah mereka tersendat.
"Jangan berhenti! Dia itu cuma satu orang! Keroyok dia!" teriak Tetua lagi.
Mereka kembali menerjang, kali ini lebih beringas karena takut.
Ye Chen mulai bergerak.
Dia tidak berlari. Dia mulai menari.
Teknik Pedang: Langkah Hantu - Tarian Seribu Bayangan.
Tubuh Ye Chen menjadi kabur. Dia melesat masuk ke tengah kerumunan musuh.
Zrrrt!
Setiap kali pedang hitamnya berkilau, sebuah kepala melayang.
Setiap kali dia berputar, anggota tubuh ada yang putus.
Ye Chen bergerak seperti tornado kematian. Dia menunduk menghindari sabetan ruyung, lalu menusuk leher musuh di depannya "Jleb!", langsung mencabut pedangnya kemudian berputar ke belakang dan menebas kaki dua musuh di belakangnya "Slash!".
"Arghhh! Kakiku!"
"Mataku! Dia menusuk mataku!"
Jeritan kesakitan memenuhi udara, menciptakan simfoni kematian yang mengerikan.
Pedang Pembelah Jiwa menunjukkan sifat aslinya. Pedang itu bukan hanya memotong daging, tapi juga menghisap darah. Bilah pedang yang tadinya hitam, kini bersinar merah menyala, berdenyut seperti jantung yang hidup.
Di belakang Ye Chen, bayangan hantu Feng Jiu yang raksasa muncul samar-samar. Hantu cantik itu tertawa dengan gila, tangan bayangannya ikut mencabik-cabik musuh yang mencoba menyerang Ye Chen dari titik buta.
Seorang murid mencoba menusuk punggung Ye Chen dengan tombak.
Tiba-tiba, rambut panjang Feng Jiu melilit leher murid itu.
Krek!
Leher murid itu patah seketika.
"Menusuk dari belakang itu tidak baik, Nak," bisik Feng Jiu di telinga mayat itu sebelum melemparnya ke kerumunan yang lain.
Lima menit telah berlalu.
Dua ratus mayat sudah menumpuk di lapangan. Darah menggenang setinggi mata kaki, mengubah tanah abu-abu itu menjadi kolam merah pekat.
Ye Chen berdiri di atas tumpukan mayat itu. Napasnya masih teratur. Dia bahkan belum berkeringat.
Dia mengibaskan pedangnya ke samping. Darah kental terpercik ke tanah.
"Cuma segini saja kemampuan 'Sekte Terkuat' di provinsi ini?" ejek Ye Chen, suaranya terdengar jelas di tengah keheningan yang mengerikan itu. "Kalian lebih lemah dari nenek-nenek yang sedang senam pagi."
"DASAR BAJINGAN SOMBONG!"
Sepuluh sosok melompat turun dari podium batu.
Mereka adalah 10 Tetua Sekte. Kekuatan mereka jauh di atas murid biasa. Mereka semua berada di tahap Qi Condensation tingkat 7-8.
"Bentuk Formasi! Jaring Besi Penjerat Naga!"
Ye Chen terlalu dominan dalam kekayaan ekonomi, kekuatan super, dan bahkan kekuasaan politik. Jika Ye Chen masih dominan di bab-bab selanjutnya, ini akan mematikan konflik bagus dan kemunculan antagonis yang bagus pula.
Apalagi saat ini plot masih menekankan dominasi Ye Chen dalam hal seksualitas dan kekayaan.